Adu Mulut

35 6 0
                                    

[ Happy Reading ]

Jangan lupa buah tangannya ya!! Bintang sama komen nya!!! Terimakasih 🖤


"Musik nya bisa di matiin gak! Gue kan jadi ke ganggu mau belajar" decak Naya kesal.

Seorang lelaki itu segera menoleh ke arah Naya.

"Berisik banget sih lo, santai aja kali gak usah nyolot juga" decak Reivan.

"Elo?" ucap Naya kaget.

"Iya gue, kenapa? Masalah?"

"Ya jelas lah masalah. Udah deh sekarang gue minta matiin musik lo!"

"Lo kalo gak mau ke ganggu gak usah belajar disini"

"Suka-suka gue dong, emang ni perpustakaan punya lo apa?"

"Bisa gak sih suara lo itu gak usah kenceng, Kasian tuh yang lain keganggu." tegur Reivan.

"Eh yang ada suara musik lo yang bikin orang-orang ke ganggu." balas Naya membela diri.

"Dari tadi gue disini gak ada tuh yang ngerasa ke ganggu, Lo aja yang lebay" ucap Reivan cuek.

"Kurang ajar Lo bilang gue lebay."

Suasana semakin panas ketika kedua mahasiswi/i itu saling adu mulut dan saling menyalahkan.

Di saat suasana semakin panas, malah datang penjaga perpustakaan yang menghampiri mereka dan berusaha mendamaikan nya.

"Kenapa kalian ribut-ribut disini? Ini perpustakaan, kalo mau ribut jangan disini dilapangan sana!"

"Saya minta maaf Bu, semua nya gara-gara cowok ini."  jelas Naya, sambil menunjuk ke arah Reivan.

"Kok gue sih?" sahut Reivan karena merasa dirinya yang di salahkan.

"Sudah-sudah tidak usah di perpanjang lagi, lebih baik kalian berdua pergi dari perpustakaan ini" tegas Bu Rani, selaku penjaga perpustakaan.

Setelah mendengar perkataan dari Bu Rani terpaksa mereka berdua keluar dari perpustakaan itu dengan penuh kekecewaan.

Sementara itu di luar perpustakaan kedua mahasiswa/i itu masih saja saling menyalahkan.

"Ini semua gara-gara lo ya!" gerutu Naya.

"Ini juga gara-gara lo, kalo aja Lo gak ribut gak mungkin kita di suruh keluar. Dasar ngeyel." tutur Reivan sedikit kesal.

"Terus gue harus belajar dimana?" tanya Naya pada diri nya sendiri.

"Kamu nanyaa?" ledek Reivan

"Nyebelin banget sih lo"

"Gue kebetulan mau belajar juga, gimana kalo kita belajar di taman belakang?" tawar Reivan.

Reivan walaupun sikap nya seperti itu namun jika tentang kuliah ia tidak main-main.

"Kita? Lo bilang? Gak Sudi gue!" tegas Naya tidak sudi belajar bareng dengan cowok yang nyebelin itu.

"Yaudah kalo Lo gak mau." tutur Reivan lalu perlahan pergi dari tempat itu.

"Tapi gue benar-benar gak ada pilihan, soalnya test nya bentar lagi. Terpaksa gue mau!" desis Naya pasrah.

Naya segera mengejar Reivan untuk ikut belajar, ia hanya terpaksa karena tidak tau lagi harus belajar dimana.

***

Reivan yang sedang mulai bersiap-siap untuk belajar, ia malah dibuat kaget dengan seorang perempuan yang  tiba-tiba duduk di sampingnya.

REIVANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang