Author POV
Pagi ini, kota Incheon sangat terlihat cerah dan hangat. Terlihat seorang wanita muda yang berjalan di pinggiran trotoar, dengan raut wajah yang sangat sumringah. Raut wajahnya terlihat cerah, secerah matahari yang menyinari kota Incheon pagi ini.
"Dududududu~" Terdengar suara senandung lirih yang dilantunkan oleh wanita yang bernama lengkap Dita Karang, gadis asli berdarah Indonesia yang harus ikut oleh ayah angkatnya -yang sebenarnya adalah ayah baptisnya, karena ia yang tak punya siapapun lagi di Indonesia.
Wanita itu terlihat bahagia karena ia baru saja mendapatkan pekerjaan dan hari ini ia resmi bekerja di perusahaan adidaya nomor satu di Korea Selatan, Han Smart Finance Group. Saat tubuhnya telah sampai pada gedung megah yang bisa dikatakan sebagai salah satu gedung pencakar langit yang ada di Incheon, ia berjalan masuk dengan anggun dan menyapa semua orang yang ada di sana.
"Pagi, nona Karang," sapa pegawai yang berpapasan dengan Dita di dalam gedung kantornya. Wanita itu tersenyum dan membungkuk sopan. Menyapa beberapa pegawai kantor barunya yang ia temui saat berjalan menuju ruangannya.
"Pagi...." sapa Dita dengan wajah sumringah dan senyuman manisnya yang mengembang.
"Oh, ternyata ini pegawai barunya?" Dita tersentak dan terdiam saat ada tiga orang wanita yang dengan tiba-tiba menghalangi langkah kaki seorang Dita Karang. Dita mengernyit.
"Permisi, saya hanya ingin pergi ke ruangan saya," ucap Dita dengan sopan dan raut wajahnya yang santai. Namun wanita yang tepat berhadapan dengannya itu, dengan cepat mencengkram bahunya dan mendorongnya dengan kasar hingga Dita terjatuh membentur ubin kantornya.
"Heh, kamu jangan sok kecentilan deh! Pegawai baru!" seru wanita itu pada Dita. Dita hanya dapat meringis, menahan perih yang melanda pergelangan tangannya.
"Heh! Kau tahu tidak siapa dia!? Jangan sok kecentilan deh kamu di sini! Dia adalah Nancy Jewel McDonie, tunangan dari pemilik perusahaan besar ini!" ucap salah satu temannya sembari memukul kepala Dita dengan keras dan sesekali menjambak rambutnya.
"Ngaca dulu kalau mau sok cantik di sini! Di kantor ini tidak akan ada yang lebih cantik dibandingkan dengan nona Nancy!" sambung yang lainnya. Dita hanya diam. Matanya yang bulat itu hanya dapat menatap kesal wanita yang sudah menghilangkan mood bekerjanya itu.
"Heol?! Berani sekali kau menatapku seperti itu?! Kau pikir kau siapa, jalang!" ucap Nancy sembari membelalakan matanya, tak suka. Ia bahkan ingin mencakar wajah mulus nan cantik alami milik Dita. Dita hanya dapat memejamkan matanya dengan erat. Ia meringis.
"STOP!!" Sebuah teriakan seorang lelaki menggema, membuat aksi ketiga wanita tadi terhenti seketika.
"Kau mau apa, Chan?" tanya Nancy dengan wajah datarnya, remeh.
"Aku hanya ingin menolongnya! Apa kalian tidak bisa untuk tidak membully pegawai wanita baru yang akan bekerja di sini, huh?! Kalau begini terus, tak akan ada lagi yang mau bekerja di perusahaan ini!" bentak lelaki yang dipanggil Chan itu pada Nancy dan kedua temannya. Nancy tersenyum remeh. Ia membelalakkan matanya.
"Berani sekali kau membentak kami?! Memang kau ini siapa, huh! Kau ini hanya-"
GREP
Baru saja tangan Nancy ingin menampar wajah tampan Chan, seorang lelaki berambut hitam dengan sorot mata dingin yang mengenakan jas ketat dan sepatu mengkilat, datang menghampiri mereka dan melerai semuanya. Menggenggam erat pergelangan tangan Nancy dan menghentikan pergerakannya.
"Kau ingin melakukan keributan lagi di kantorku?" tanyanya datar.
"Sayang~! Aku hanya ingin mencoba mempertahankan dirimu! Lihat dia! Baru pertama bekerja saja sudah kegatelan. Gayanya yang sok itu yang membuat tanganku gatal ingin menampar wajahnya!" jawab Nancy dengan ekspresi dibuat-buat pada lelaki yang baru saja datang itu. Lelaki itu langsung memandangi tubuh Dita dari atas sampai bawah. Membuat Dita bergidig ngeri.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Boss is My Husband • HAN x Dita
Fanfiction[ Stray Kids x Secret Number ] "Kenapa ayah harus menjualku kepada sosok bajingan berhati sedingin balok es yang berkedok bosku di kantor tempatku bekerja?! Aku akan bekerja lebih giat lagi asalkan tidak harus dinikahi oleh lelaki angkuh, arogan, ta...