08

2.1K 171 0
                                    

Ameera bersender ke pintu di belakangnya. wajahnya memerah dan nafasnya memburu.

Sebenarnya siapa pria itu!? Kenapa reaksi tubuhnya tidak sesuai yang dia inginkan?

Sadarlah gadis,, kau harus tetap menjaga kewaspadaan mu terhadap orang asing, apalagi orang itu..ta- tampan..
cuih! cuih!'

Gadis itu terus mengutuk di dalam hatinya. Ia rasa otaknya benar-benar belum terkumpul kembali setelah jatuh dari gedung makanya ia sangat tidak waras sekarang.

Setelah menepuk pipinya dua kali agar sadar sebelum mencari ponselnya.

Namun sebelum itu ia mendandani pakaiannya dengan pakaian pasien terlebih dahulu.

Rasanya sangat merugikan ketika tubuh telanjang mu telah di lihat oleh orang lain yang bukan suami mu.

Ameera sangat sedih. Tiba-tiba ilusi bola lampu muncul di atas kepalanya.

Bukankah dia adalah gadis yang sangat kaya? Kalau begitu Ia akan menjomblo seumur hidup, tidak perlu mencari laki laki, belum tentu semua laki-laki di dunia ini sama baiknya dengan ayah barunya. ╮(╯▽╰)╭

Setelah menerapkan berbagai pikiran bengkok di kepalanya. Ameera mengambil ponsel.

Kemudian gadis itu berjalan menuju kamar mandi.
Namun sebelum mengetuk, ia berfikir.

'Haruskah aku menelphon polisi terlebih dahulu? Ya aku rasa itu harus di lakukan terlebih dahulu.

Bukan kah pria itu masih di dalam dan tidak keluar karena takut ketahuan bibi pengasuh?'

Ia secara reflex mengetik angka panggilan darurat namun sebelum menekan tombol panggil, pintu terbuka dengan cepat.

Bicara tentang iblis, iblis pun muncul seketika.

Jarinya tidak sengaja menekan tombol panggil ketika lengan kuat melingkari pinggangnya dan dengan cepat menariknya ke depan menyebabkan ia membentur dada telanjang yang keras.
Kemudian kembali ditutup.

Ameera mendongak, diantara keterkejutan dan sedikit ketakutan.
(⊙﹏⊙)

suara panggilan terhubung bisa terdengar dia antara deru nafas mereka.

Pria itu menurunkan pandanyannya mengarah keponsel. Ketika ia melihat angka panggilan.

Senyum yang tidak mencapai mata pria itu membuat bulu kuduk ameera berdiri.
Tiba tiba pria itu menundukan kepalanya mencapai kuping gadis itu.

"Kucing kecil...Kamu sangat berani.." suara rendah dan nafas panas menerpa lehernya di sertai sediki rasa sakit karena pria itu mengigit bahunya.

Ameera tercengang dan gemetar disaat bersamaan.
Ia merasakan bahunya sedikit sakit karena digigit, dan membuat bulu kuduk ameera kembali berdiri.

Ameera sangat terkejut sehingga ia lambat merespon.

"Brengsek!!" Setelah sadar, gadis itu mengamuk, ia lalu mengangkat tangan untuk menamparnya, hanya saja sebelum mengenai wajah si pelaku, pergelangan tanyannya sudah di tahan.

"Lepaskan sialan!", Amuk gadis itu sambil menggertakkan giginya,

Baru beberapa hari ia tinggal di dunia ini namun seseorang sudah membuatnya sangat marah, bahkan yang membuat ia lebih marah lagi adalah ketidakberdayaan yang di rasakannya ketika menyangkut pria ini.

Membuatnya ingin menangis. Alhasil, setetes air mata mengalir di matanya.

Pria itu terkejut melihatnya. lagi, perasaan bersalah yang kuat menghantam dadanya .

Perasaan seperti ini, pria itu tidak mengerti, namun ia sangat tidak menyukainya.

Pria itu tidak mengerti emosi yang terjalin antara dia dan gadis itu. hanya saja menghadapi gadis di hadapannya ini, Seperti ada keakraban terjalin halus yang ia rasakan ketika pertama kali ia melihatnya.
namun sekeras apapun ia mengingat, ia yakin tidak pernah bertemu gadis ini sama sekali.

Kemudian dia memutuskan dengan cepat bahwa gadis ini tidak biasa, gadis ini berbeda, tidak ada reaksi merugikan dari tubuhnya ketika dia menyentuh gadis ini, bahkan ada hasrat lain yang sudah tertumpuk selama 24 hidupnya meluap ketika dia menyentuhnya.

Jadi dia putuskan bahwa ia harus terus berurusan dengan gadis ini, dalam otaknya yang cerdas dan hatinya yang keras, dia sudah menganggap gadis ini adalah orangnya. Karena ia sudah melihat tubuh gadis ini. Dan gadis ini juga sudah menyentuhnya, jadi gadis ini adalah miliknya.

Melihatnya seperti ini, pria dewasa sepertinya tidak tau harus melakukan apa, tapi lengannya semakin mengeratkan pinggang gadis itu. Tidak melepaskan sama sekali.

Setelah ameera tenang,

Ia mengakat kepalanya, menatap mata pria itu dengan matanya yang basah.

"Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" Tanya dengan lembut, ameera merasa hal itu memungkinkan untuk menjelaskan rasa ketidakberadayaan kepada pria ini.

"Aku.. tidak tau" pria itu sebenarnya ingin mengatakan tidak, namun melihat mata basahnya, ia mengatakan sebaliknya.

Sepertinya ia harus cepat menyelediki gadis dalam pelukannya.

Melihat gadis itu kebingungan, ia melepaskannya perlahan . Kemudian mengamatinya dengan lekat.

Bawahannya pernah mengatakan bahwa, di negaranya terdapat seorang wanita dengan kencatikkan yang bisa menggulingkan kota, dan bawahnnya pernah menunjukkannya ketika kebetulan mereka turun dari pesawat dan wanita itu artis yg sedang di kerumuni penggemar.

Ia hanya melirik sekilas namun ia bisa memastikan bahwa, bawahannya mungkin memiliki masalah mata.

Lihat gadis kecil di depannya ini, walaupun ia sedang melamun, namun ia tetap mempesona, hanya saja ia masih terlalu muda, jika menunggu waktunya matang, maka gadis di depannya ini bisa di pastikan adalah kecantikan yang bisa menghancurkan negara.

Kulitnya sangat putih, dan lembut, bola matanya yang besar dan berair, hidugnya yg mancung, alisnya yang lebat dan rapi, bulu matanya yang panjang dan melengkung indah, tiga tahi lalat yang mempesona, bibirnya, bahkan tubuhnya..dan melihatnya melamun seperti itu membangkitkan perasaan seseorang untuk menggertakknya.

Gadis itu juga sangat harum, seperti permen susu..

Matanya menggelap, tiba-tiba ia merasa sedikit haus.



AMEERA SOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang