2

2.4K 235 5
                                    

haechan sekali lagi menatap wajahnya yang udah ganteng abis lewat kaca spion. ditambah nih cowok gemini smirk yang bikin kadar kegantengannya berkali lipat nambah.

ini sih kalau sampai ada anak gadis orang lewat terus ngeliat dia, pasti auto kejang-kejang anak orang dibuatnya.

tapi, bukan masalah penampilannya yang haechan gugupin setengah mampus. mengingat ini kali pertama dia akan ngedate sama laki.

SAMA LAKI WOY!! LAKIK!!!

yap, ini kali pertama haechan macarin laki yang statusnya uke. tidak ada yang tau baik temen, mantan, bahkan keluarganya sekalipun tidak tau kalau haechan pacaran sama laki.

haechan gak gay, sumpah. dia masih doyan buah dada.

tapi entah kenapa, haechan sendiri bingung dengan dirinya sendiri, dia bener-bener dibuat kepincut sama uke satu ini.

laki-laki yang tidak sengaja dia temui di depan toko kelontong. dan haechan yang waktu itu disuruh enyak pergi membeli tepung segitiga dengan hanya memakai kaos putih dan celana pendek kedodoran.

haechan masih ingat bagaimana wajah laki-laki itu kala menangkap basah dirinya yang salah tingkah karena ketahuan curi-curi pandang. haechan ingat tawanya yang seperti gemerincing bel mengusik rungunya.

haechan pikir dia tidak seharusnya merasakan debaran di jantungnya kala itu. tetapi semakin netranya menyelam pada kolam madu itu, semakin jantungnya serasa seperti naik rollercoaster, lalu dijatuhkan sejatuh-jatuhnya, sampai ia tidak bisa lagi bangkit untuk mengembalikan kewarasannya.

haechan mungkin gila karena laki-laki itu ternyata satu kampus dengannya. dan lebih gilanya lagi laki-laki itu ternyata temanan sama mantannya, somi.

tetapi, meski dihantam fakta mengejutkan itu, haechan dengan sedikit kewarasannya tetap memilih untuk mendekati laki-laki itu. haechan pikir tidak ada salahnya. toh, dia cantik, imut, manis, gemesin, persis kayak cewek, walaupun ada jakunnya.

mungkin kalau haechan cewek juga pasti udah insecure sama tuh muka. badannya juga mungil agak berisi, pas lah pokoknya kalau dirangkul haechan.

tapi ya sayangnya itu, kalau aja dia cewek mungkin sudah haechan lariin ke pelaminan.

sampai akhirnya yang ditunggu-tunggu memunculkan diri ke permukaan. dan tepat saat mata bambi haechan menangkap sosok mungil yang menuruni tangga teras, dan kemudian berlari kecil menghampirinya, saat itulah haechan merasakan jantungnya berhenti berdetak.

senyum semanis gula-gula itu sukses membuat kadar glukosa dalam darah haechan meningkat. pipinya yang gembil semakin melar saat ia memperlihatkan deretan giginya yang rapi.

haechan seketika lupa sama jenis kelamin dari sosok mungil yang kini berdiri di hadapannya.

"kamu manis banget deh malem ini, sukses bikin kadar gula aku naik."

bukan ngalus. tapi sungguh, haechan bicara jujur.

dan haechan mungkin cari mati karena telah berani menyelipkan jemarinya di antara sela jemari milik si manis, karena setelah itu haechan mendadak terkena sengatan listrik voltase tinggi.

"ayok kita jalan."

"tunggu dulu." tahan si manis. dia menatap penampilan haechan dari atas hingga bawah. "lo yakin mau jalan dengan penampilan lo yang kayak preman pasar gini?"

"heh sekate-kate lu, monyet."

ah, mungkin aku lupa menjelaskan.

haechan memang sempat melakukan pendekatan dengan si manis. tetapi ternyata itu tidak semudah yang haechan pikirkan.

huang renjun.

muka boleh semanis permen kapas, tetapi sifatnya itu bertentangan. mereka bahkan sempat menjadi musuh lantaran haechan yang super jail dan dihadapkan dengan renjun yang kesabarannya setipis kertas, tentu menjadi kombinasi yang buruk.

bahkan, ketika mereka sudah jadian, mereka masih saja suka misuh dan gelut 24/7.

"lah emang bener. lo tuh ya jangan malu-maluin deh. udah ganti baju sana."

haechan melotot, baru kali ini dia mau kencan aja rusuh dulu disuruh ganti baju.

"gak lah, bacot amat lu. udah naik cepetan, nanti kemaleman."

haechan bodo amat, dia naik motor dan lalu nyerahin helm ke pacarnya.

"nggak mau."

"buset dah nih betina."

"gua jantan."

"bacot."

"ganti baju gak gue bilang? lagian kita kontras banget tau. gue udah pake sweater warna cerah gini, dan lo udah kayak om-om pedofil tau gak??"

haechan mengacak surainya gusar. bodo amat sama dia yang ngabisin setengah jam buat ngerapiin rambut.

"bacot amat lu, gua cium juga mulut lu lama-lama. lagian ini udah gak sempat lagi, ren. jarak rumah gua dari rumah lu udah kayak bandung-jakarta tau kagak lu."

"pake baju gue."

"hah? baju lu? mana muat di badan gua, bego."

"ih mulut lu bau banget. diem kagak lu."

baru kali ini emang si haechan punya pacar modelan enyak. bahkan segalak-galaknya enyak saja masih ada hati nurani. kalau renjun mah boro-boro.

renjun menarik tangan haechan untuk masuk ke rumahnya. agak susah, soalnya nih haechan udah tau badan bongsor malah jalan kayak kukang.

memasuki rumah renjun untuk pertama kalinya, haechan dibuat berdecak kagum sebab banyaknya pot tanaman yang menghiasi rumah bergaya minimalis itu. cat dinding didominasi dengan warna biru pastel, memberi kesan lembut dan nyaman.

kemudian haechan dibawa masuk ke ruang tengah dan alhamdulillah, tidak ada orang, sampai dia masuk ke kamar renjun.

"orang rumah lagi gak ada?" tanya haechan pada akhirnya ketika renjun lagi sibuk ngacak-ngacak isi lemari pakaian.

"iya, lagi pergi."

haechan cuman manggut-manggut.

tidak lama kemudian renjun menghampiri haechan dan menyodorkan hoodie putih kebesaran miliknya.

"bukan style gua banget ini anjir."

"pake gak." ancam renjun.

mau tidak mau haechan pun memilih nurut. karena kalau tidak diturutin yang ada makin panjang nih cerita.

"eh bentar." lalu renjun kembali mengotak-atik isi lemarinya. haechan tidak tau lagi apa yang mau dilakukan lelaki itu. haechan yang udah kelewat pasrah hanya memilih diam.

"ini. coba lapisin pake ini." renjun nyerahin jaket levis punya abangnya yang sempat dipinjamnya tapi lupa dibalikin.

haechan mah nurut aja.

tbc.

blueberry skies | hyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang