8

1.5K 165 4
                                    

hari-hari haechan berlalu dan kini semua orang lambat laun mulai menerima berita mengejutkan beberapa hari lalu.

sementara jeno juga sudah haechan sumpal mulutnya dengan sogokan yang ia setor kala jeno ada maunya, agar tidak cepu ke enyak dan bapak, serta ke saudara-saudaranya yang lain.

"heh item."

"heh buluk."

"heh pantat kebo."

"cemberut bae, muka lu macam gembel wkwkwk."

jaemin yang mendengarnya pun tercengang penuh heran, reflek kepalanya menoleh bergantian ke jeno yang lagi nyender di sofa sambil cekikikan, terus ke haechan yang diem-diem bae kayak aer kobokan.

tidak biasanya haechan yang sumbu pendek tidak balas misuh ketika dikata-katain, bikin jaemin jadi penasaran ingin mencobanya juga.

siapa tau aja kan haechan lagi puasa makanya dia gak bisa misuh, atau kali aja dia udah tobat mengingat dosanya yang udah banyak.

"heh abu gosok." panggil jaemin ikutan.

"bacot lu sempak dakjal, tai gak usah ikut-ikutan lu."

tuhkan, giliran jaemin yang manggil gitu langsung misuh-misuh tuh mulut.

oh ya btw mereka ngomong kasar gini karena emang enyak lagi gak ada di rumah. tau dah pergi kemana sama bapak malem-malem. mungkin lagi malam mingguan kali yak, gak mau kalah kayak pasangan muda mudi.

"tem, ambilin remot tv dong." titah jeno.

jaemin yang mendapati haechan yang langsung nurut kayak anak anjing pun jadi semakin terheran-heran dan penasaran. ia lantas mendekati jeno bermaksud menanyakan asal muasal dari fenomena langka yang terjadi sekarang ini.

"eh jenong, kok bisa tuh anak nurut banget sama lu? abis lu racunin apaan tuh anak?"

jeno cuma tergelak saat mendapati wajah haechan yang menatapnya, seolah dari tatapannya itu menyuruh jeno untuk tetap mingkem.

"oh, itu dia lagi bucin."

"hah?"

segera saja haechan yang posisinya lagi megang remot tv mendadak hendak melemparkannya ke arahnya, kalau saja jeno tidak menambahkan. "bucin ama gue."


🫐🫐🫐


"sayang, kalau aku seriusin kamu, kamu siap gak?"

wajah renjun yang sudah semerah bibirnya yang abis dicipok, menjadi bertambah merah, lantaran posisinya yang masih berada di atas meja dengan haechan yang mengukungnya, bahkan napas mereka saja masih beradu, saling mengisi pasokan udara ke paru-paru.

sampai akhirnya renjun mendongak, memamerkan mata rubahnya yang kini membulat lucu. yang tanpa haechan sadari, si rubah kecil ini tengah menyelami orbitnya yang terlampau luas, mencari titik keseriusan yang bisa membuatnya seratus persen percaya, bahwa haechan sedang tidak main-main.

sehingga pada akhirnya renjun menemukannya. dari seraut wajah kekasihnya yang tak biasa, renjun bisa memetakan titik-titik itu dari dalam matanya.

mendadak, dada renjun membuncah hebat.

kemana larinya haechan si mulut gacor?

kenapa pacarnya sekarang mendadak jadi lovey dovey gini?

"jangan bercanda kamu."

senyum haechan tidak pernah tidak mencuat kala menatap renjun yang udah macam kepiting rebus yang siap disantap.

maka, tanpa pikir panjang, haechan kembali melumat bibir itu, menyecap rasa manisnya lamat-lamat, dan sesekali menggigitnya gemes. sampai si empu akhirnya menepuk dadanya, memutus pagutan yang berlangsung selama lima menit itu.

blueberry skies | hyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang