haechan benar-benar dibuat bingung dengan tingkah renjun yang mendadak pendiam. padahal haechan sudah mengajak renjun untuk makan siang di rumah makan langganan lelaki itu.
seperti sekarang, renjun tampak lahap memakan ayam gepreknya, tapi haechannya justru dianggurin kayak botol kecap. eh, enggak deng, mending botol kecap, ada aja dia pegang, lah haechan, ditatap aja kagak.
"kenapa sih, sayang? dari tadi diem aja kayak orang sakit gigi, tapi makannya lahap bener."
kendati di luar tampak jutek bebek, tidak menampik tatkala mendengar haechan yang memanggilnya 'sayang' dengan nada super halus seperti itu, bikin renjun mendadak salbrut alias salting brutal.
bahkan pipi gembilnya kini sudah semerah saos tomat abc, yang buru-buru disembunyikannya dalam kupluk hoodie.
"pelan-pelan atuh sayang makannya. ntar belepotan malu diliatin orang."
"biasa aja kali." sahut renjun tanpa menoleh. dia masih sibuk menyumpal mulutnya dengan setangkup ayam berlumur cabe ulek.
"buset dah. nyautnya gak sante amat. kenapa sih hm? aku ada salah?"
haechan mulai ngepepet renjun, dengan tangannya naik untuk bersandar ke bahu sempit renjun. tetapi si empu keburu mendorong tubuh haechan menjauh. dan untung saja haechan tidak sampai kejengkang karena demi apapun, tenaga renjun gak main-main.
"pikir aja sendiri."
"kok kamu jadi kaya cewek gini sih ay? ribet."
haechan tuh emang paling gak suka sama sifat cewek yang satu ini. walaupun si gemini ini orangnya peka banget, hanya saja dia tidak mau ambil pusing.
"lah, bukannya lo emang suka cewek ya?"
"kamu ngomong apa sih?"
"udahlah, bilang aja lo suka sama lami."
"hah?"
sungguh tercengang haechan dibuatnya. omong-omong ini telinga masih berfungsi dengan baik kan ya? atau emang renjun yang udah salah ngomong?
"maksud kamu apa sih? kamu dapet pemikiran dari mana bisa bilang gitu? aku sama lami itu cuman temenan, ay. gak lebih."
"oh ya? teman tapi mesra gitu?"
haechan yang mulai mengerti kemana arah pembicaraan renjun pun lantas mendesah. "kamu cemburu karena tadi aku nyanyi sama dia?"
renjun meliriknya sinis. "gue gak peduli mau lo nyanyi sama dia sampe mulut lu berbusa juga. tapi, siapa sih yang gak cemburu liat pacarnya deket-deket sama cewek lain depan mata sendiri? mana pake acara ngacak-ngacak rambutnya segala lagi! lo pikir gue gak liat senyum lu yang najisin itu?"
"astaga. ay. aku sama lami itu udah temenan lama. aku gak pernah ada perasaan sama dia, dan aku nganggep dia itu udah kayak adek."
renjun mendengus, seketika nafsu makannya mendadak hilang. ia mengambil beberapa lembar tissue untuk mengelap mulutnya yang sedikit belepotan sambel. "terus, gimana sama lami? lo pikir dia gak baper lo gituin?"
haechan diam, bukan berarti ia memikirkan pertanyaan renjun, melainkan ia sudah terlalu lelah untuk beradu argumen dengan renjun. mau dia menjelaskan panjang lebar pun, renjun akan tetap keras kepala. dan juga, tidak biasanya renjun menjadi seposesif ini.
sebenarnya sih haechan seneng-seneng aja diposesifin, tapi bukan berarti renjun bisa mencurigainya dengan lami yang merupakan temannya sedari smp.
"dahlah, kenyang gue dengar omong kosong lu, gue mau pulang aja."
haechan yang memang juga sudah tidak nafsu makan pun segera beranjak. "ayok aku anterin."
🫐🫐🫐
renjun semakin ngambek dan haechan semakin pusing dibuatnya, sebab malika juga ikut-ikutan ngambek disaat yang tidak tepat begini.
sungguh naas nasib haechan harus menghadapi kengambekan kedua ayangnya. mana yang satu lagi mode senggol bacok yang mengharuskan haechan terlihat sememelas mungkin agar kekasihnya ini sedikit bersimpati padanya.
sementara renjun yang udah badmood maksimal dan tiba-tiba ditimpa sial karena motor ayang mogok mendadak, tak urung membuatnya semakin bete. ia mendengus, "dahlah, gue pulang sama sepupu gue aja."
final. jika renjun berkata demikian sudah seharusnya haechan menyerah dan mengiyakan. ia lantas mendesah pasrah. toh, daripada renjun kelamaan nunggu dan jadi tambah emosi dengannya.
sampai tidak lama kemudian, sebuah mobil sport putih berhenti di depan mereka. pintu terbuka secara vertikal ke atas bak sayap membentang, sukses bikin haechan menjatuhkan rahang.
sepasang sepatu pantofel mengkilap menapaki bumi. kemudian bisa haechan lihat setelan jasnya yang tampak mahal membalut perawakannya yang menyembul, sebelum membawa langkah mendekati haechan dan renjun yang mematung.
aura tuan muda langsung menguar dari tubuhnya, bersama senyum ramah yang tersungging di wajahnya yang belia.
namun, senyumnya tidak bertahan lama, sesaat ketika ia hendak menyapa, renjun tiba-tiba saja melenggang pergi tanpa sepatah katapun, dan langsung masuk ke dalam mobil, meninggalkan kedua lelaki yang dibuat tertegun olehnya.
haechan menatap kepergian renjun dengan perasaan sedih, bahkan renjun pun tak mau menyempatkan diri untuk sekedar berpamitan padanya.
kemudian lelaki bersetelan formal tadi menepuk bahu haechan yang masih mematung.
"si perkedel kenapa lagi tuh?" tanyanya pada haechan.
haechan menoleh. ah, sepupu renjun yang kelewat bacot, begitu renjun menceritakan sosok sepupunya pada haechan. tetapi bukan cerita renjun tentang sepupunya yang haechan ingat.
ketika berhadapan dengan sepupu renjun begini, yang ada di otak haechan hanyalah kejadian malam lalu, yang kalau mengingatnya saja ubun-ubun haechan serasa terbakar saking malunya.
dan selain itu, mereka juga tidak terlalu akrab mengingat ini kali pertama haechan bertemu dengan sepupu renjun, yang katanya cucu dari konglomerat yang kekayaannya tidak akan habis tujuh turunan.
haechan tersenyum canggung, dan menjawab. "lagi ngambek."
"ngambek kenapa, bang?"
eh buset nih bocah, kepo amat. batin haechan.
"cuma salah paham."
"terus, motor abang kenapa?"
"ngambek juga."
si tuan muda kaya raya tadi mengernyit. "mogok?"
"hooh."
dia lantas tergelak, suara tawanya udah kayak lumba-lumba, melengking, membuat gendang telinga haechan serasa kena tiupan erupsi gunung merapi.
"mau ikut gak, bang? biar sekalian dianterin pulang. ntar motornya biar gue suruhin orang buat nganterin ke rumah sekalian juga nyervisin ke bengkel."
"kagak usah repot-repot. lagian juga renjun masih ngambek sama gua, kalau gua nginut dia malah makin ngambek, terus yang ada gua ditendang keluar ntar."
lelaki itu tergelak lagi, dan telinga haechan berdenging lagi.
eh, sumpah nih bocah habis nelan terompet apa gimana?
"yaudah, bang. gue pulang dulu sama renjun. oh iya, kita belum kenalan ya? nih, kenalin, nama gue chenle, sepupunya renjun yang paling—"
"WOY! CEPETAN! LAMA BANER LU!" teriak renjun kesal dengan kepala melongok keluar dari jendela mobil.
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
blueberry skies | hyuckren
Fanficuntuk pertama kalinya haechan pacaran sama LAKIK