11

2.3K 173 13
                                    

haechan pikir mungkin ini adalah salah satu kejutan lain dari juni untuknya, atau yang haechan bilang dengan hadiah terindah.

kejutan yang tak dinyana.

kejutan termanis sepanjang sejarah hidupnya.

sebab, bagaimana bisa juni sebegitu baik padanya?

mendatangkan sang pelipur lara yang dirindu diantara dinginnya punggung semesta yang memilih berpaling darinya.

mungkin juni memang terlampau baik, atau mungkin hanya terlalu kasihan melihatnya yang sudah mirip seperti orang sekarat.

kendati demikian, haechan tetap bersyukur, sebab seyogianya mendapati presensi renjun di sudut mata sudah lebih dari cukup sebagai kado terindah dari juni untuknya.

bahkan sekalipun rasa asin masih melekat di lidahnya, haechan tetap terbitkan senyum tanpa henti pada si manis yang sibuk berceloteh di sampingnya.

di teras pekarangan belakang rumah, mereka duduk berdua, atau mungkin bertiga dengan ikan yang duduk di pangkuan si manis.

menikmati semilir angin pagi, mematai kembang yang tumbuh dan bermekaran, atau mencermati bagaimana ikan-ikan yang berenang hilir mudik di dalam kolam.

atau mungkin hanya renjun saja yang demikian. sebab haechan di sebelahnya justru lebih tertarik untuk mengamati paras renjun lamat-lamat. dari bagaimana bibirnya yang bergerak-gerak ketika bercerita, kadang diselingi tawa, kadang juga mengerucut.

atau pada mata rubahnya yang lebih tertarik pada si ikan di pangkuan. atau haechan akan berpindah pada pipi gembilnya yang selalu lebih menarik dari apapun.

tapi, biarpun si manis ini hanya berjarak tak sampai dua jengkal jemari darinya, alias deket banget. tetap saja haechan yang udah kepalang rindu tidak bisa memeluknya begitu saja.

gak hanya peluk, haechan bisa saja mencumbui renjun sekarang juga jika saja ia tidak mendapati tatapan ilfil yang mengarah padanya.

haechan mungkin sudah tidak tahu malu, sebab meskipun ganteng paripurna, tetap saja renjun ilfil melihatnya yang kelihatan persis kayak gembel gak pernah mandi. bahkan renjun masih bisa mencium aroma salonpas dan freshcare yang menguar di tubuh lelaki itu.

"kok bisa?"

haechan masih bertanya, ia masih tidak percaya, bahkan disaat renjun telah bercerita panjang lebar, dari enyak yang mendatangi lelaki itu hingga akhirnya mereka menjadi dekat dan membuat kue bersama-sama untuk kejutan ulang tahunnya. segalanya masih belum bisa otaknya proses.

tentu saja, eksistensi renjun yang tak dinyana bakal muncul di hadapannya begini masih terlalu mengejutkan baginya.

seperti mimpi, pikirnya.

tapi, tentu saja, dingin dari punggung tangan renjun terasa begitu nyata dalam genggamannya yang hangat. bahkan haechan yang sebentar lalu kayak mayat hidup kini mendadak sehat bugar.

dia menatap renjun dengan senyumnya yang masih menempel di wajah. senyum secerah matahari di bulan juni yang paling tidak disukai renjun hanya karena terlalu menyilaukan.

"enyak bilang kamu kayak mau mati," renjun tergelak mengingat percakapannya dengan enyak beberapa hari lalu saat wanita itu mendatangi rumahnya. "terus katanya kamu ngurung diri mulu di kamar."

"kok kamu ketawa?"

renjun menatapnya, senyumnya tidak lebih cerah dari haechan, tapi udah mampu bikin jantung haechan jonjeng jonjeng gak karuan.

"itu karena kamu bodoh." renjun tergelak lagi.

alih-alih sakit hati dikatai bodoh, yang mana sebenarnya dia udah terbiasa, haechan justru dibuat bertanya-tanya. entah sejak kapan pastinya renjun mulai ikut-ikutan pakai aku-kamu, yang mana hal itu masih belum siap haechan terima sejujurnya.

blueberry skies | hyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang