CHAPTER 20 [ANOMALY]

1K 236 17
                                    

Siang ini Shuuya baru saja kembali dari rumah sakit dan tengah bersantai di Sofa. Sementara Rulan kini sibuk menggambar untuk di tempelkan ke dinding kamar calon adik bayinya.

"Sejak kapan ia jadi bisa bernyanyi juga?" Pikir Shuuya  sembari tersenyum

"Lirik lagunya dikarang sendiri ? " Pikir Shuuya

" Rulan...

" Iya? "

" Kemari sebentar "

" Ada apa Ibu ?? "Tanya Rulan sembari berjalan menghampirinya

" Biarkan ibu memelukmu "ujar Shuuya gemas memeluk bocah itu.

" Rulan gambar ibu, ayah , Rulan dan adik bayi "ujar Rulan sambil terkekeh

" Ibu menyukainya ...

" Dulu ibu tidak suka Rulan buang-buang waktu "

" Sekarang ibu suka semua tentang Rulan... "

" Ibu juga suka Ayah ? "

"Mm.. Tentu saja " Ujar Shuuya

" Benarkah ? "

"Aaaaaaaaaa!! " Teriak Shuuya mengejutkan semua orang

"Rulan berhasil Ayah! "

" Kalian bekerja sama "ujar Shuuya panik

" Aku pulang" Ujar Ouji sembari mencium keningnya dan segera menggendong putranya

" Ayah, Rulan menggambar "

" Waah.. Gambarmu bagus sekali " Ujar Ouji

" Ehehe..

" Gambar yang banyak, ayah akan memasukannya ke dalam pigura dan menggantungnya di ruang kerja ayah"

" Mm!! Tunggu, Rulan mau gambar dulu" Ujar Rulan sembari berlari meraih krayon dan kertas gambarnya

"Nah... Sekarang...

" Ada apa ini ? "Tanya Shuuya ketika melihat Ouji menempel padanya dan sesekali mengusap perutnya.

" O.. Ouji-san? "

" Aku tipe alpha yang clingy. Aku paling suka dipeluk dan di cium. Bahasa cintaku adalah sentuhan" Ujar Ouji

" A--apa..

" Kau bilang kau sayang padaku, kata-katamu tidak boleh di tarik "ujar Ouji

" Pfft...

" Shuuya, ngomong-ngomong, putra sulung kita ...

" Ada apa dengan Rulan ? " Tanya Shuuya

" Ia tidak pernah menangis atau merengek "ujar Ouji

" Ia pernah.. Karena salahmu.. Tidak.. Salah Kaisar brengsek itu" Pikir Shuuya

" Dan karena hari ini aku menganggur, aku akan membuatnya menangis"

" Kau benar-benar pengangguran... "Gerutu Shuuya

Ouji tidak mempedulikannya dan kini sibuk mengganggu Rulan.

Ia mengambil crayon anak itu, namun anak itu pun memakluminya.

Ia yang tadinya sibuk mewarnai kini beralih melipat kertas tanpa mengomeli sang ayah

Dan lagi-lagi sang ayah merebut kertas origaminya membuat anak itu kebingungan.

" Hey... Ouji-san, kau kelihatan seperti ayah yang sedang sakit jiwa"

" Jiwa ayah sakit? "Tanya Rulan membuat Ouji tertawa

CROWN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang