Part 3

32 4 0
                                    

Rajeksa baru saja memasuki kelasnya namun langsung diserbu oleh sahabat-sahabatnya. Mereka langsung memaksa Rajeksa duduk di meja dekat pintu masuk.

Alvico segera memberikan ponselnya yang menampilkan sebuah postingan di Instagram kepada Rajeksa.

"Jelasin cepet, Ja!" ujar Alvico menuntut penjelasan.

Rajeksa menatap postingan di ponsel Alvico, postingan tersebut adalah fotonya yang sedang berboncengan dengan Azkia kemarin.

"Gue nggak sengaja ngeliat dia lagi sendirian di halte sambil meluk lutut ketakutan. Karena kasian jadilah gue anter," jawab Rajeksa dengan santai.

"Kasian apa kasian," ujar Alvero dengan tatapan menggoda.

Rajeksa berdiri lalu berjalan menuju mejanya tanpa mempedulikan sahabat-sahabatnya yang sedang menunggu jawabannya.

"Ah, Raja mah nggak asik," keluh Reihan sambil melayangkan tangannya kearah Rajeksa yang sudah duduk di mejanya.

"Bubar-bubar!" ujar Aiden.

Tiba-tiba Azkia muncul di pintu kelas mereka membuat Alvico yang tadinya ingin pergi berbalik menghampiri Azkia.

"Hai, neng Kia, mau nyamperin aa' Raja, ya. Kuy lah masuk," Azkia hanya tersenyum kearah Alvico lalu melangkahkan kakinya menuju Rajeksa.

"Hai, Esa. Nih, gue bawain lo cumi pedas, masih suka, kan?" Azkia menyodorkan kotak nasi yang ia bawa.

"Hah, sejak kapan Raja suka makan cumi, bukannya dia alergi?" celetuk Reihan. Setahu dia Rajeksa tidak pernah mau makan cumi, karna katanya alergi.

"Hah, alergi? masa sih. Perasaan dulu gue sama Esa sering banget makan cumi nggak pernah tuh, dia kenapa-napa, bahkan dia bisa ngabisin sepiring cumi tanpa nasi. Lo beneran alergi, Sa?" tanya Azkia membuat Rajeksa yang tadinya terdiam langsung menarik tangan Azkia keluar kelas.

Sesampainya mereka disamping kelas, Rajeksa menghempaskan tangan Azkia.

"Lo mau apa sebenernya? stop ganggu hidup gue, Azkia!" ujar Rajeksa dengan nada frustasi.

"Gue cuma mau berteman sama lo, Sa," jawab Azkia dengan memelas.

"Nggak bisa. Gue nggak sudi temenan sama orang yang udah nyakitin gue. Mulai sekarang jauhi gue! jangan nambah luka gue, Ki, tolong." Rajeksa menatap Azkia dengan tatapan sayu.

"Gue nggak bisa. Gue butuh lo," balas Azkia dengan nada putus asa.

"Kalau gitu, jangan salahin gue kalau akhirnya Lo kesakitan karna sikap gue."

"Iya. Tapi tolong biarin gue sedikit berusaha, kalau emang akhirnya, lo bener-bener nggak bisa nerima gue lagi, gue akan mundur," ujar Azkia lirih.

"Terserah, yang pasti gue nggak akan berusaha bersikap baik ke lo. Camkan itu!"

Rajeksa segera berlalu meninggalkan Azkia yang masih terpaku ditempatnya. Rajeksa membelokkan langkahnya menuju toilet. Ia membasuh wajahnya untuk sedikit mengurangi emosi yang memuncak karna ucapan Azkia.

Rajeksa membenci Azkia. Ia sangat ingin menghancurkan cewek itu dan membuat Azkia merasakan sakit yang dulu ia rasakan namun, tidak bisa. Rasa sayangnya kepada cewek itu melebihi rasa bencinya. Karna itulah ia berusaha menjauh dari Azkia tapi cewek itu malah mendekatinya.

Setelah merasa emosinya reda, Rajeksa segera menuju kelasnya karena bel masuk telah berbunyi sejak tadi.

Sesampainya di kelas, Rajeksa mengelus dadanya, bersyukur. Karena pak Royan, guru mapel sejarahnya belum datang.

"Dari mana aja, Lo?" tanya Aiden saat Rajeksa baru saja duduk di kursinya.

"Toilet."

"Ngapain?" tanya Alvero kepo.

"Menurut, lo?!" balas Rajeksa dengan tatapan sinis.

"Wehh, santuy, bro. Kok, lo emosi banget? gara-gara mantan, ya?" ledek Alvero dengan senyum mengejek.

"Apaan, sih, nggak!" bantah Rajeksa yang malah membuat Alvero semakin yakin dengan tebakannya.

"Nih, nasi cumi lo atau lo nggak mau, buat gue aja kalau gitu," ujar Alvico sambil menyodorkan kotak nasi milik Azkia.

"Sini!" Rajeksa segera mengambil kotak nasi itu membuat para sahabatnya bersorak.

"Dih, bukannya lo alergi, ya?" ujar Alvico dengan nada meledek.

"Nggak, kapan gue bilang," bantah Rajeksa dengan wajah datarnya.

"Dih, sok lupa ingatan nih bocah. Waktu kita mau makan di restoran seafood, waktu gue mau mesenin lo cumi. Udah inget sekarang?"

"Oh." Alvico langsung mencak-mencak tidak jelas mendengar Jawaban Rajeksa.

"Capek gue," ujar Alvico sambil duduk di kursinya.

"Lagian tadi Lo ngapain kek gitu?"

"Emosi gue sama Raja, susah-susah gue ingetin, eh, jawabannya cuma "oh", dahlah gue mau bolos aja. Si Royan kayaknya nggak bakal masuk." Alvico melangkahkan kakinya keluar kelas.

"Dih, tu bocah kenapa?" tanya Reihan yang baru datang.

Tidak ada yang menanggapi pertanyaan Reihan membuat cowok itu menatap sahabat-sahabatnya dengan kesal.

"Nggak ada yang mau jawab pertanyaan gue, nih?" Reihan melirik para sahabatnya yang tidak merespon sedikit pun.

"Dahlah, anying lo semua!"

🍁

Rajeksa menutup matanya merasakan hembusan angin yang menyejukkan. Taman belakang sekolah memang tempat yang paling tepat untuk menikmati kesendirian, jarang ada siswa yang mau kesini karna sepi dan beredar mitos yang mengatakan suka ada penampakan. Rajeksa sedikit heran dengan orang-orang yang mempercayai mitos tersebut.

Setelah puas menikmati angin, Rajeksa membuka matanya dan menatap kotak nasi berwarna biru yang berada disampingnya. Perlahan, Rajeksa membukanya, langsung tercium bau yang sangat harum membuat perut Rajeksa keroncongan.

Akhirnya setelah perdebatan antara hati dan pikirannya, Rajeksa memutuskan untuk memakan bekal itu.

"Rasanya masih sama, enak," ujar Rajeksa bermonolog.

"Cie yang lagi menikmati masakan mantan." Rajeksa repleks menoleh kesamping, Anna, sepupunya sedang tersenyum mengejek.

"Apaan sih, Lo. Sana pergi!" ujar Rajeksa berusaha menutupi rasa malunya.

"Ya udah sih, nggak usah malu sama gue. Btw, minta dong," ujar Anna sambil mengambil alih sendok yang tadi dipakai Rajeksa.

Rajeksa segera merebut kembali sendok itu, "Nggak, ini cuma buat gue. Nggak boleh ada yang minta," ucap Rajeksa sambil menutup kotak nasi itu.

"Dih, pelit banget sih, lo. Mentang-mentang masakan mantan,"sungut Anna, kesal.

"Makanya, cari pacar sono biar ada yang masakin Lo," balas Rajeksa dengan senyum mengejek.

"Dih, nyebelin banget sih, lo!"

"Bodo."

Tatapan Rajeksa tak sengaja mengarah ke sebuah kelas dimana ada seorang cewek yang sedang tersenyum penuh arti.

"Sial, ketahuan lagi" batin Rajeksa sambil mengalihkan pandangan dari Azkia yang masih tersenyum.

🍁🍁🍁

Gimana sama part 3? lanjut or stop ?

Jangan lupa vote and coment.

Salam
Ushsn256

RAJAZKIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang