Noona

108 13 0
                                    

Butir-butir air mulai berjatuhan dari langit. Beberapa orang berlalu-lalang di bawah payung yang beraneka warna. Suara kaki yang memecah genangan air di jalan bercampur suara-suara manusia yang sedang bercengkerama.

Sore itu sedang turun hujan dan membuat kesal salah satu manusia, tepatnya seorang lelaki yang sejak dua jam lalu tak lelah menengok jarum jam di tangannya.

“10 menit lagi gak sampai aku bakal balik ke rumah. Bikin orang capek aja. Ya kali aku harus nunggu sampai tengah malem. Aarrgghh.” Kesal Jungkook, pemuda berparas tampan tapi memiliki kepribadian yang dingin.

Jaket kulit hitam yang membalut tubuhnya dengan celana jeans yang terdapat sobekan di kedua lututnya ditambah dengan sepatu dan topi yang juga berwarna senada, hitam semua. Mungkin orang akan mengira dirinya seorang agen mata-mata karena hanya tampak kedua matanya, wajahnya hampir tertutup masker dan topi.

“Drrrttt, dddrrttt..” Ponsel Jungkook yang ia simpan di saku depannya bergetar. Tak butuh waktu lama, cowok itu menekan tombol hijau untuk menerima panggilan.

“Hmmm, hmmm, nee..” Balasnya malas

“Nee Eomma, Jungkook masih di sini. Nggak akan pulang sebelum Noona datang.”

“Hmm, nee.”

Jungkook semakin kesal karena eommanya cerewet sekali dan mewanti-wanti agar anak bungsunya itu jangan pergi kemanapun sebelum putri kesayangannya datang.

Yaa… Sore itu kakak kedua Jungkook yang merupakan saudara perempuannya akan datang. Hampir sepuluh tahun mereka tidak bertemu. Jungkook bahkan tak dapat membayangkan bagaimana rupa noonanya sekarang.

“Kim Jungkook!” Panggil seseorang dari jarak 20 meteran

“Noo-na?” Sahut Jungkook heran melihat penampilan kakaknya yang jauh berbeda dari ekspektasi dirinya.

Jungkook pun terkejut, mulutnya menganga dan matanya melebar seakan tak percaya bahwa seorang perempuan yang kini berjalan ke arahnya adalah noonanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungkook pun terkejut, mulutnya menganga dan matanya melebar seakan tak percaya bahwa seorang perempuan yang kini berjalan ke arahnya adalah noonanya.

“Yak! Apa kau tuli? Aku memanggilmu sejak tadi, Kook!” Pekik gadis itu sembari memukul lengan Jungkook.

“Ka-kau, Kau Noona? Ji Eun Noona?” Tanya Jungkook tanpa rasa sakit meski ia mendapat pukulan cukup keras.

“Yak! Apa kau buta? Ini aku, noonamu yang paling cantik! Apa kau benar adikku? Apa kau sama sekali tak mengenaliku, hah?”

“Yak! Kenapa kau berteriak padaku, Noona? Kau membuatku semakin kesal saja!”

Kedua saudara itu saling berteriak kesal dan membuat orang-orang di sekitarnya memandangi tingkah mereka sekarang. Tak seperti drama-drama korea yang penuh keharuan dan kasih sayang saat dua bersaudara bertemu setelah terpisah jauh, realitanya kedua kakak beradik ini justru saling meluapkan amarah satu sama lain.

“Ckk, ayo pulang. Capek nungguin orang yang ngeselin kayak Noona.”

“Mwo?? Apa kau bilang? Jadi kau gak ikhlas nunggu Noonamu sendiri. Lebih baik jika Oppa yang menjemputku. Kau benar-benar membuat moodku menjadi lebih buruk.”

My beloved NoonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang