Pagi ini Ji Eun sudah terbangun dan melihat kedua lelaki tengah tertidur di tepi ranjang dalam kondisi setengah duduk, kakinya di lantai sedangkan tangannya terlipat dijadikan bantal untuk kepala mereka.
"Oppa..." Panggil Ji Eun perlahan yang membuat kakaknya, Jin mulai tersadar.
"Jin Oppa, bangunlah."
"Hmm, dek..." Balas Jin sambil mengucek matanya yang masih berat.
"Kenapa kalian tidur di kamarku? Tak biasanya kalian ada di kamarku sampai menginap." Ucap Ji Eun merasa heran.
Jungkook masih terlihat pulas. Jin lalu berdiri mendekat ke adik perempuannya dan menempelkan tangannya pada kening Ji Eun.
"Syukurlah. Demammu sudah membaik, dek. Oppa sangat khawatir semalaman. Bahkan Jungkook juga."
"Jungkook?" Kini Ji Eun mengarahkan pandangannya pada sosok yang masih terpejam. Gadis itu merasa heran dan bingung apa yang semalam terjadi? Dirinya demam? Tapi kenapa dia tak ingat apapun.
"Dek, ayo bangun. Kau harus sekolah kan?" Jin menepuk-nepuk bahu Jungkook pelan yang membuat adiknya itu mulai membuka mata.
"Ooh hyung? Bentar lagi. Aku masih ngantuk.."
"Oppa, biar Ji Eun yang membangunkannya."
Gadis itu menyibak selimutnya dan berjalan menuju sang adik."KIM JUNGKOOK. BANGUN!!!" teriak Ji Eun tanpa merasa berdosa dan membuat Jungkook terkejut.
"YAK. APA KAU GILA? TELINGAKU SAKIT, NOONA." Geram Jungkook terbangun dan melihat ke arah Ji Eun.
"Salahmu kenapa kau tidur di sini? Kau bahkan tak izin padaku kalo kau masuk kamarku dan tidur semalaman di sini. Jungkook-a, ku harap kau tak lagi masuk ke kamarku seenaknya!"
Jungkook benar-benar tak menyangka ucapan Ji Eun yang membuatnya terdiam sejenak.
"YA! YAYAYAK!!! KAU PIKIR AKU MAU TIDUR DI SINI, DI KAMARMU?! KAU... KAU YANG NANGIS-NANGIS MEMINTAKU DATANG KE KAMAR.!!"
Amarah Jungkook tak terbendung.Bayangkan setelah semua rasa ngantuk, lelah, pegal dan kesabarannya menjaga kakak keduanya itu ternyata ini balasannya..
"Aku tak pernah memanggilmu, Kook. Kau sendiri yang bilang kalau kau membenciku. Jadi mana mungkin aku memintamu menenamiku semalam. Iya kan Oppa?"
Kini Ji Eun menatap Jin. Meminta jawaban kakaknya.
Jin yang juga merasa heran dengan sikap Ji Eun hanya memegang bahu kanan gadis itu sambil menundukkan badannya sehingga wajah keduanya kini saling memandang.
"Ji Eun-a. Apa kau... lupa? Semalam.. Kau benar-benar melupakan kejadian semalam?" Tanya Jin pelan
"Aku tak paham maksud Oppa. Aku ingat terakhir kalinya Jungkook memakiku. Lalu aku tidur dan tak terjadi apa-apa setelah itu."
"Ji Eun sayang.. Kau benar-benar tak apa? Adek oppa beneran ga sakit? Kepalanya sakit engga sayang? Bagaimana bisa.. Bagaimana bisa kau tak mengingat yang terjadi semalam, dek?" Jin menahan kesedihannya.
Ia benar-benar takut membayangkan yang tidak-tidak.
"Apa sih oppa. Aku beneran gapapa. Lagian semalam emang aku kenapa? Dan Oppa jelasin kenapa dia bisa di kamarku?"
Ji Eun menunjuk Jungkook dengan jari telunjuknya.
"Cih. Gue bener-bener bodoh banget bisa peduli sama Lo. Hyung, gue bakal bolos sekolah dan Lo ga boleh larang gue. Mending Lo urusin ADEK KESAYANGAN LO YANG GA TAU DIRI ITU!"
"BRAKK!!" Jungkook keluar dari kamar Ji Eun setelah melontarkan kalimat penuh emosinya. Dia benar-benar marah.
Sedangkan Jin hanya memeluk Ji Eun penuh cemas. Keduanya terdiam untuk beberapa saat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My beloved Noona
FanfictionKisah Jungkook dan Noonanya, Ji Eun yang selalu saja bertengkar akibat kesalahpahaman. Seokjin sang kakak tertua sampai bingung bagaimana menghadapi kedua adiknya. Disisi lain, Jungkook dan Ji Eun sangat menyayangi satu sama lain sebagai saudara tap...