Apa yang sebenarnya terjadi?

54 10 2
                                    

Malam itu hujan turun dengan derasnya disertai petir dan angin kencang

Pemuda itu sudah menghubungi ponsel Jungkook. Tak sekalipun adiknya yang menjawab.

"Hyung?"

"Namjoon-a. Apakah Jungkook masih di rumahmu?" Tanya Seokjin yang akhirnya menelepon sepupunya itu

"Ne hyung. Wae? Kenapa hyung merasa panik?"

Ya, nada suara Seokjin terdengar seperti orang gelisah, panik, seakan sedang mengkhawatirkan sesuatu

"Joon. Dengerin hyung. Hyung minta tolong  Jungkook pulang, sekarang. Atau kalo perlu kamu paksa di-..

"Ck, hyung aku gak mau. Lagian dia kan udah gede...." Kini Suara Jungkook terdengar. Mengambil alih telepon genggam dari tangan Namjoon.

"ADEK! DENGERIN HYUNG DULU!"

Seokjin berteriak dan membuat Jungkook terkejut. Selama ini dia tak pernah mendapat bentakan dari kakaknya itu

"Cih, hyung udah berubah! Semua berubah semenjak gadis itu datang!" Kesal Jungkook

"Adek! Noonamu punya trauma parah dan dari tadi dia terus memanggilmu. Noonamu demam, Jung. Please pulang ya dek.. Hyung mohon.." Seokjin mengakhiri ucapannya dengan pilu menahan tangis.

Jungkook terdiam sejenak dan ia merasa gelisah saat mengingat ucapan sang kakak.

"Noona..." Ucapnya lirih dan bergegas pulang dengan diantar Namjoon. Sebenarnya Seokjin bisa saja menjemput sang adek. Tapi ia tak kuasa meninggalkan adik perempuannya sedang dalam kondisi lemah.

🌻🌻🌻

"Hyung! Noona!" Teriak Jungkook berlari menuju lantai atas mencari kamar sang kakak perempuannya. Tak peduli beberapa kali ia menabrak benda di sekitarnya karena lampu rumah mereka padam.

"Kook, hati-hati. Jangan sampai Lo jatuh dan terluka." Namjoon menarik tangan jungkook dari belakang.

Jungkook tak peduli dengan nasehat sepupunya. Ia kini melangkah menuju kamar noonanya yang terdengar suara tangisan menyayat hati.

"Nooona?" Jungkook tak melihat bagaimana wajah kakaknya tapi ia menyadari betapa menderitanya gadis di depannya yang bersimpuh di lantai dalam pelukan seorang laki-laki, kakak tertuanya.

Tubuh gadis itu. Ji Eun. masih menggigil karena kedinginan dan demam tapi berulang kali Seokjin ingin menidurkan dirinya ke atas ranjang, Ji Eun akan menolak keras. Tubuhnya bergetar hebat dan kakinya lemas tak mampu bergerak. Tangisannya tak jua berhenti.

Jungkook tak pernah menyangka melihat Noonanya yang selama ini kuat, berani bahkan kasar ternyata bisa selemah ini.

"Noona.. Ini adikmu, Jungkook."

Jungkook menggengam jemari kakaknya erat.

Ji Eun mendengar suara Jungkook langsung menghaburkan tubuhnya ke badan adiknya. Ia memukul dada sang adik.

"Jahat. Kau adik yang jahat, Kook. Hiks." Ji Eun menangis dan perlahan tangannya lelah hingga ia terjatuh dalam badan Jungkook. Lelaki itupun mendekap gadis rapuh itu dan memeluknya erat.

"Mianhae Noona."

Ji Eun mulai merasa tenang. Tubuhnya tak lagi bergetar dan tangisannya mereda.

"Noona sangat menyayangimu, Kook. Kau adalah hidup Noona. Tanpamu lebih baik aku mati. Jangan mengusirku, Kook. Aku tak ingin kembali ke rumah itu. Mereka jahat, Kook. hiks. Mereka jahat."

My beloved NoonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang