Episode 2. The year of 'YES'

339 29 1
                                    

Junkyu dan Doyoung sedang berada di kantin tengah menyantap kimchi dengan nasi putih bercampur biji wijen. Kimchi yang dibuatkan orang kantin begitu pedas, tidak asam ataupun manis, tapi pedas. Wajah Junkyu sampai menjadi semerah tomat.

"Nih." Sekaleng kola disodorkan kepadanya, Junkyu mengangkat kepalanya dan melihat siapa orang yang memberi kola tersebut. Dia adalah Haruto yang baru saja datang dengan nampan di tangan satunya.

Junkyu melirik Haruto dengan sinis. Membuat pemuda Watanabe itu agak kesal akhirnya duduk di samping Junkyu. Pemuda Watanabe itu juga membuka kaleng kola tersebut.

"Aku juga bisa kali, lagian ngapain sih, duduk di sini. Kayak enggak ada tempat lain saja." Junkyu dengan sombong meminum kola tersebut.

"Matamu buta di sini sedang ramai?" Junkyu segera melirik ke area sekitar. Benar juga, Junkyu segera berpura tidak peduli dan melanjutkan makannya.

"Makanya jangan ber-lip gloss'an aja jadi orang. Buta kan matanya." Haruto berujar dengan pedas.

"Suka-suka akulah, lip gloss milikku ini bukan milik ibu mu kenapa kau yang bermasalah," balas Junkyu.

"Bau lip gloss mu seperti kotoran kucing."

"Kurang ajar." Haruto terkekeh.

"Kalian pacaran setiap hari kerjaannya berantem terus, kali-kali baikan, kek." Doyoung segera mendapatkan tatapan horor dari Junkyu.

"Hanya orang sinting yang mau berpacaran sama pria di sampingku ini." Junkyu menyantap makannya. "Lagian, ya. Pacaran sama Haruto dari ada pacaran palingan dijadiin bahan ciumannya terus."

"Sampai segitunya kau memikirkan hal tersebut." Haruto menyantap makanannya. "Suka ya, berciuman denganku?"

"Huh? Kau pikir kau hebat dalam berciuman?" tanya Junkyu dengan tatapan sebalnya.

"Jika aku tidak hebat, tidak mungkin kau mengerang seperti di kelas tadi." Haruto tertawa di dalam kunyahannya. "Kalau mau tahu sehebat apa aku berciuman, ikut aku ke base camp anak-anak."

"Ih? Mau ngapain?" tanya Junkyu.

"Ciuman lah~"

"Sama siapa?"

"Sama kau!" Junkyu tersedak hingga terbatuk-batuk, beruntung Haruto segera menyelamatkan temannya itu dengan menepuk-nepuk punggung Junkyu dengan perlahan.

"Hati-hati, sebegitu kepengennya ciuman denganku." Haruto tersenyum.

"Ih! Enggak mau! Huek! Jijik banget ciuman sama kau! Bau! Mulut bau!" sahut Junkyu sambil berakting ingin memuntah.

Haruto mendengus.

"Awas, ya kalau sampai ketagihan." Haruto kembali menyantap makanannya. "Tidak akan ku beri ampun!"

Sangat merinding bagi Junkyu. Haruto benar-benar berbahaya untuknya. Dia harus menjauhi pemuda itu sebelum bibirnya berakhir tragis di dalam ciuman pemuda itu.

Setelah meras kenyang, Junkyu segera bergegas dari sana namun ditahan oleh Haruto.

"Ngapain sih, nahan-nahan!" ujar Junkyu.

"Tungguin dulu, dong! Udah dibeliin kola malah begitu." Haruto menatapnya dengan berpura-pura sedih.

"Enggak ada yang minta, ya!"

"Aku juga tidak memintamu untuk meminum, hanya memberi mu saja." Junkyu menatap semakin sinis pada Haruto, pria itu benar-benar membuatnya naik pitam.

"Pelit banget! Ngakunya orang kaya, perkara kola satu kaleng aja perhitungan."

Haruto merotasi matanya. "Kalau aku perhitungan dengan kola itu, aku pasti mengganti rugi bukan? Dan aku akan meminta ganti ruginya dengan sebuah ciuman darimu."

"Bocah sialan!" Junkyu kembali duduk di tempatnya semula. "Doyoung cepat makanya, jangan lama-lama kayak Wonyoung aja, sih!"

Gadis yang disebutkan itu menatap Junkyu dengan marah. "Aku makan karena mulut ku kecil, ya! Memangnya kau makan cepat kayak Kudanil!"

"Maksud mu aku rakus?!" Wonyoung mengangkat bahunya.

"Dari pada lambat, seperti orang yang ngurus laporan ke polisi." Junkyu merutuki Wonyoung yang tidak kalah menyebalkannya seperti Haruto.

To be continued.

Gimana-gimana udah gemesin belum? (⁠~⁠ ̄⁠³⁠ ̄⁠)⁠~

Jangan lupa vote dan comment!

Hisashiburi no Lip Gloss || HarukyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang