Bel pulang sekolah berbunyi, para murid segera keluar dari kelas. Begitupula dengan Junkyu yang sudah membereskan alat tulisnya ke dalam tas miliknya. Junkyu segera bergegas untuk pergi.
"Junkyu, tunggu!" Suara Haruto menghentikannya. Pemuda itu menghampiri dirinya sambil menunjukan tiket ke bioskop.
"Mau nonton bareng?" tanya Haruto.
"Nonton apa?" tanya Junkyu balik.
"The Mummi!" seru Haruto sambil menggoyangkan tiket miliknya.
"Berdua lagi?" Haruto mengangguk.
"Ya, udah." Junkyu segera mengikuti Haruto menuju bioskop di tengah kota. Keduanya menggunakan kereta cepat sehingga dengan cepatnya sampai dengan hitungan menit saja.
Haruto memesan pop corn dengan lemon tea sebagai cemilan keduanya dan segera masuk setelah diarahkan oleh beberapa staf di sana. Semasuknya mereka di dalam, sudah banyak pengunjung yang duduk di tempat mereka.
Junkyu dan Haruto pun segera duduk berdampingan. "Ini film horor, ya?" Haruto mengangguk. "Ih, aku enggak suka, deh!" Junkyu kembali mengerut.
"Sudah tidak apa. Lagian ini cuman film," sahut Haruto.
"Tapikan ini menyeramkan, tau!" balas Junkyu.
"Junkyu berisik, mending makan aja pop corn nya." Haruto memberikan baskom berisi pop corn tersebut kepada Junkyu.
Junkyu dengan senang hati sambil tersenyum malu menyantap pop corn tersebut sambil menonton layar yang menampilkan adegan horor dimulai.
"Kyaaak!"
Beberapa penonton berteriak begitupula dengan Junkyu yang terkejut saat mummi itu muncul pada layar. "Ih, Haruto sialan!" Haruto yang namanya dipanggil pun terkekeh melihat ekspresi wajah Junkyu yang ketakutan.
Total 2 jam film itu berlangsung, sejak diputarnya film tersebut. Junkyu terus memeluk lengan Haruto dengan kuat, kepalanya bersandar pada bahu Haruto karena saking takutnya dengan hantu-hantu di dalam film tersebut.
Setelah film selesai, mereka pun segera keluar dari ruang bioskop. Haruto dan Junkyu duduk di kursi yang menjalar pada dinding. "Sumpah, ya aku tadi takut banget." Junkyu tersenyum malu membayangkan dia yang selalu teriak barusan.
"Sudah besar penakut banget, sih?" ujar Haruto sambil mencubit dagu Junkyu dengan gemas.
"Siapa yang enggak takut coba, orang hantunya muncul di layar sebesar itu. Siapa yang enggak takut!" Haruto terkekeh mendengar penjelasan Junkyu seperti anak kecil yang bercerita.
"Mau langsung pulang atau cari makan dulu?" tanya Haruto.
"Makan, mau makan fried chicken!" jawab Junkyu dengan senangnya.
"Oke, ayo kita cari." Haruto segera menggenggam tangan Junkyu untuk mencari restoran ayam untuk mereka santap.
Ketemulah restoran tersebut, mereka segeda mencari meja kosong dan memesan makanan. Keduanya menggunakan menu paket A+ yang berisi dua ayam bagian paha, satu bagian dada, nasi, kentang goreng, ice cream vanilla, dan ice tea.
Selama menunggu pesanan, Junkyu mengeluarkan barang andalannya yaitu, lip gloss dari dalam tasnya.
"Lip gloss, lagi..." Haruto melirik Junkyu dengan masam.
"Biarin aja."
"Lagian kenapa sih, suka banget pakai lip gloss?" tanya Haruto menatap pada Junkyu dengan lekat.
"Biar bibir ku lembab dan terasa manis." Junkyu berujar.
"Kalau mau lembab mending aku cium sini yang lama nanti kan lembab karena air liur." Pandangan sinis menyerangnya.
"Mana ada lembab yang ada bengkak bibir ku yang indah pari purnama ini." Junkyu mengerucutkan bibirnya sambil mengaca pada layar ponselnya.
"Sudah cantik buat ku," seru Haruto dengan nada yang menjengkelkan.
"Ih? Kau pikir aku menjadi cantik untuk dirimu." Junkyu merotasi matanya. "Pressure banget!"
"Ya, kan Junkyu dilahirkan buat Haruto bukan buat yang lain. Jadi seperti apa seorang Kim Junkyu tetap cantik dan menarik di mata Watanabe Haruto," ujar Haruto.
"Udah, ah! Tuh, makanannya sudah sampai!" Junkyu menunjuk pada nampan yang kini berada di atas mejanya setelah pelayan datang dan memberikannya.
To be continued.
Gila dah, author jago banget bikin adegan gombal menggombal (ʃƪ^3^) Apakah itu artinya author harus jadi Viki Prasetyo karena jago menggombal? (◕દ◕)
Jangan lupa untuk vote dan comment!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hisashiburi no Lip Gloss || Harukyu
Romansa[Wajib follow sebelum membaca!] Kim Junkyu tidak bisa lepas dari yang namanya Lipgloss, pemuda yang dijuluki sebagai king of Lipgloss di sekolahnya itu selalu jadi perbincangan hangat sekolah. Hal itu memancing seorang siswa yang justru berbalik den...