Cuaca mendung membuat Junkyu terjebak di halte bis yang ia ingin tumpangi. Hari ini Junkyu merasa capek setelah beraktivitas di sekolah jadi ia ingin naik bus aja walaupun rugi 7 ribu, setidaknya rasa pegalnya di kaki bisa tergantikan dengan suasana sejuk di dalam bis modern itu.
Jedar! Jedar!
"Petir sialan!" Junkyu kaget setelah mendengar bunyi petir yang menyambar di langit-langit yang mulai menggelap.
Rintik-rintik hujan mulai membasahi jalan setapak. Junkyu duduk di kursi halte bis yang terasa dingin ada pantatnya. Punggungnya bersandar pada dinding halte yang sama dinginnya.
"Huft..." Junkyu mengayunkan keduanya kakinya secara bersamaan. Rasa bosan menghampirinya sehingga ia bersenandung di halte tersebut.
Suara langkah kaki yang terdengar becek karena jalan yang basah terdengar. Junkyu melihat Haruto yang basah kuyup sambil menutupi kepalanya dengan tas yang ia gunakan.
Haruto duduk di sampingnya. "Basah lagi," gumam Haruto sambil mengelap lengannya yang basah dengan handuk yang ia keluarkan dari dalam tas.
"Lagian jalannya lambat banget," sahut Junkyu.
"Ya, orang tugas ku belum selesai."
"Makanya kalau guru menjelaskan tuh diperhatikan, jangan ngangong-ngangong kayak orang bodoh." Junkyu terdengar sebal dengan jawaban Haruto.
"Kok, Junkyu yang marah sih?" Benar juga kenapa dia harus marah. Junkyu melihat Haruto dengan intens melihat pria itu mengelap wajahnya terlihat sangat tampan di matanya.
"Ngeliatin terus, pecah tuh mata." Junkyu yang terciduk segera mengalihkan pandangannya ke jalan.
Haruto masih mengelap tubuhnya, ia melepaskan seragam sekolahnya dan memerasnya dengan kuat. Banyak air yang keluar dari perasannya.
"Mandi ini namanya." Haruto berujar. "Masa kudu lepas celana di sini."
Junkyu mengerutkan keningnya. "Ya, lepas aja orang-orang enggak ada siapa-siapa," sahut Junkyu.
"Enggak, ah nanti Junkyu bernafsu lagi."
Plak!
Pipi Haruto ditampar oleh Junkyu karena kelewatan ngomongnya. "Jaga, ya mulutnya. Lemah banget bernafsu sama kau yang tidak memakai celana."
"Namanya nafsu enggak pandang bulu, kyu. Sekarang aja ada kok, orang yang bernafsu sama orang yang berpakaian tebal."
"Ya, bukan aku berarti."
"Memang Junkyu punya nafsu?" Junkyu langsung melongo ditanya seperti itu oleh temannya. Temannya ini agak-agaknya sedikit bodoh atau emang enggak tahu.
"Aku manusia, Haru. Aku punya nafsu." Junkyu dengan sebel menjelaskan dengan nada cemprengnya.
"Oh, punya. Biasanya suka bernafsu sama siapa?"
"Sama kau!" Haruto tersenyum.
"Pantes suka nempel-nempel sama aku, ternyata suka ngebayangin sama aku toh." Junkyu benar-benar marah segera memukul Haruto dengan sekuat tenaga.
Bugh! Bugh! Bugh!
"Haruto, ih! Mesum banget!" jerit Junkyu dengan tangan yang terkepal karena gemas oleh Haruto yang pembicaraannya melantur.
"Hahaha! Bercanda, tapi kalau mau aku siap, kok." Haruto menyeringai semakin membuat Junkyu kesal sejadi-jadinya.
"Enggak tahu, ah!" Junkyu merotasi matanya. Dinginnya suasana hujan tidak membuat kedua sejoli ini menjadi membosankan, justru keduanya saling melempar banyolannya masing-masing.
Singkat cerita setelah menunggu cukup lama. Haruto dan Junkyu segera bergegas pergi dari sana.
"Haduh, repot banget sih!" Junkyu melihat Haruto yang menentang seragam sekolahnya yang basah kuyup.
"Nanti keringkan di rumah ku saja, deh!" Junkyu segera menggandeng tangan Haruto menuju rumahnya setelah hujan reda.
•••
"Tuh, masukan ke dalam mesin pengering. Kalau mau wangi taruh pewangi yang di atas rak." Junkyu berujar sambil memasakan ramyeon untuk mereka setelah hujan-hujanan di halte.
Haruto segeda mengeringkan pakaiannya dan tidak lupa memasukan pewangi agar beraroma wangi. Setelah dimasukan, mesin pun bergerak otomatis mengeringkan seragam tersebut.
Haruto mendekat pada Junkyu dan melihat Junkyu yang sedang memasak.
"Ih, so sweet banget kayak istri lagi masakin buat suaminya makan," ujar Haruto menggoda Junkyu.
Junkyu menghela nafasnya. "Haru, enggak usah mulai deh, ini air panas kalau kena wajah mu nanti wajah mu yang tampan ini jadi rusak." Junkyu tersenyum.
"Oh my god! Dibilang tampan sama calon pacar." Haruto tersenyum girang sambil menepuk-nepuk pipinya.
"Terserah, deh capek aku nya." Junkyu melanjutkan masaknya agar keduanya bisa segera melahap ramyeon tersebut.
To be continued.
Kadang author berpikir kok, bisa ya bikin cerita ginian? Kayak author tuh jago banget soal cinta-cintaan. Padahal author udah lama enggak pacaran gitu, loh!
Jangan lupa untuk vote dan comment!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hisashiburi no Lip Gloss || Harukyu
Romance[Wajib follow sebelum membaca!] Kim Junkyu tidak bisa lepas dari yang namanya Lipgloss, pemuda yang dijuluki sebagai king of Lipgloss di sekolahnya itu selalu jadi perbincangan hangat sekolah. Hal itu memancing seorang siswa yang justru berbalik den...