Hari ini Junkyu bawaannya bad mood banget enggak tahu kenapa. Dia jadi penyendiri gitu, padahal Doyoung sudah ngajak makan bareng. Bahkan Wonyoung udah ngobrak-abrik tempat pensilnya masih bingung kenapa itu orang bad mood.
Tiba-tiba sang ketua kelas yaitu Choi Hyunsuk datang mendekatinya. "Tumben sekali kau diam seperti ini, biasanya juga berantem sama Haruto," ujarnya duduk di depan Junkyu dengan kedua tangannya yang ia jadikan tumpuan wajahnya.
"Enggak apa-apa," sahut Junkyu, walaupun Junkyu bilang enggak apa-apa tapi dia tahu pasti ada sesuatu yang bikin Junkyu seperti ini.
Hyunsuk kemudian mengeluarkan dompetnya. "Nih, mending kau beli lip gloss lagi. Jangan diam-diam seperti orang nahan buang air besar," ujarnya sambil memberikan uang itu. Tatapan sinis segera ia dapatkan dari Junkyu yang tambah bad mood.
"Apa banget, sih!" Junkyu mengerucutkan bibirnya.
"Ya, sudah makanya cerita," ucap Hyunsuk yang mencengkram wajah Junkyu dengan gemasnya.
"Jadi, tuh..."
Flashback!
Pukul delapan malam setelah Junkyu menyelesaikan tugas sekolahnya. Junkyu mengambil ponselnya untuk melihat apakah ada isi pesan yang datang kepadanya atau tidak. Ternyata tidak, entah mengapa ada rasa kekecewaan sendiri saat dirinya tidak mendapatkan pesan apapun.
Junkyu biasanya mendapatkan pesan dari oknum Watanabe Haruto. Pemuda itu suka sekali melakukan spam chat jika sudah menjelang malam, tapi malam ini satupun tidak ada yang muncul.
"Apa aku telepon saja, ya?" tanya Junkyu menatap pada layar ponselnya yang menampilkan laman kontak milik Haruto. Junkyu pun dengan yakin menekan tombol panggilan dan segera menempelkan ponselnya pada telinganya.
Sempat berbunyi nada dering yang cukup lama sampai akhirnya panggilannya masuk.
"Haruto, halo?" tanya Junkyu dalam panggilannya.
"Oh, halo ini siapa?"
Deg.
Bagaikan ditusuk pisau, entah kenapa hati Junkyu seperti sakit ketika mendengar suara wanita yang menjawab panggilannya. Ia yakin itu bukan ibunya Haruto karena suaranya terdengar lebih cempreng.
"Kalau ini siapa, ya?" tanya Junkyu balik.
"Oh, aku Karina tunangannya Haruto. Maaf ada keperluan apa, ya?" tanya Karina dari sana.
Tunangan? Junkyu menggelengkan kepalanya. "Enggak jadi, deh. Maaf, ya Karina udah mengangguk." Mata Junkyu berkaca-kaca.
"Titip salam selamat malam saja buat Haruto, makasih!"
"Oke!"
Pip!
Panggilan segera dimatikan olehnya. Wajah Junkyu menjadi murung, setetes air mata. Junkyu menangis sesenggukan di dalam kamarnya setelah mengetahui bahwa Haruto telah memiliki tunangan.
Junkyu seperti tidak mengikhlaskannya. Junkyu enggak bisa terima kalau Haruto sudah tunangan. Malam itupun si manis menangis di kamarnya sampai tertidur.
Flashback end.
"Oh, begitu." Hyunsuk mengangguk, dia akhirnya mengerti dan mengelus pundak Junkyu menenangkan pemuda itu yang terlihat sangat menyedihkan. "Ya, sudah jangan dipikirin. Mending beli nih, lip gloss."
"Hyunsuk, ih!" Hyunsuk tertawa terbahak-bahak setelah mengatakan hal tersebut.
•••
Sluuurp! Sluuurp! Sluuurp!
Junkyu tengah menjilati ice cream rasa mangga nya pada sebuah toko mini market di depan sekolah. Sepulang sekolah setelah menggalaukan Haruto, Junkyu jadi seret pengen yang segar-segar jadinya dia pun memutuskan untuk makan ice cream tersebut.
"Wih, enak banget tuh, kayaknya!" seru seseorang yaitu Haruto yang datang dengan jaket hitamnya beserta celana Levi's nya. Pria itu tampak datang seorang diri dari arah perkotaan.
Junkyu memutuskan untuk menghiraukan pemuda itu dan melanjutkan memakan ice cream sambil berjalan. Haruto yang diabaikan pun mengikuti Junkyu.
"Ih, mau dong!" seru Haruto sambil menyentuh dagu Junkyu.
Junkyu melirik pada Haruto dengan sinis. "Ngapain, sih ganggu saja orang lagi makan ice cream. Sana urusin tunangan mu saja jangan ganggu aku, nanti aku dibilang perebut lagi sama dia."
Haruto menaikan satu alisnya. "Cemburu, ya?" tanyanya.
"Siapa yang cemburu."
"Itu kok mukanya kayak sedih banget, semalem habis nangis, ya?" Junkyu melotot pada Haruto.
"Siapa yang habis nangis? Orang enggak kok, sok tahu banget jadi orang." Nampak judes, Junkyu memandang pada Haruto dengan tatapannya.
"Jadi enggak cemburu, nih?" Junkyu menggelengkan. "Ya, sudah pertunangannya diperce–"
"Jangan!" sela Junkyu sambil menahan lengan Haruto dengan kuat, tatapannya seperti berkaca-kaca hampir ingin menangis.
"Jangan kenapa?" tanya Haruto.
"Ja-Jangan dipercepat." Junkyu terus termenung, ia menunduk kemudian menempelkan wajahnya pada bahu Haruto. Tiba-tiba suara Isak tangisnya pun terdengar oleh Haruto.
"Haruto jangan tunangan, hiks! Junkyu enggak suka itu, hiks! Hmmmphhh!" Junkyu menangis sesenggukan pada lengan Haruto, ia mengeluarkan unek-uneknya yang ia tahan selama di kelas.
Haruto kemudian tersenyum, tangannya mengelus kepala Junkyu dengan lembut. "Iya! Iya! Aku enggak jadi tunangan, deh. Nanti aku batalin karena Junkyu enggak mau aku tunangan, kan?" Junkyu mengangguk dalam posisi wajah yang menempel pada lengan Haruto.
"Ya, sudah ayo pulang aku anterin." Haruto menggandeng tangan Junkyu dan menghapus air mata Junkyu dengan tangannya. "Jangan nangis, nanti jelek, tau." Junkyu mengangguk.
"Aku beliin lip gloss, deh mau enggak?" ajak Haruto.
"Mau! Ayo beliin." Junkyu segera menarik Haruto menuju toko kosmetik.
To be continued.
Si gembul kalau cemburu bisa aja (ʃƪ^3^)
Jangan lupa vote dan comment!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hisashiburi no Lip Gloss || Harukyu
Romance[Wajib follow sebelum membaca!] Kim Junkyu tidak bisa lepas dari yang namanya Lipgloss, pemuda yang dijuluki sebagai king of Lipgloss di sekolahnya itu selalu jadi perbincangan hangat sekolah. Hal itu memancing seorang siswa yang justru berbalik den...