Keesokan harinya setelah Fidela mengantarkannya surat tersebut pada suami Ella.
Hari ini Fardelo sedang sarapan bersama Fidela , Fransisca, Fradana.
Saat ini Fardelo sedang terfokus menatap dan sesekali meng-scorll aplikasi chatting.
"Far, kamu lagi apaan sih? Sibuk banget, ini lagi di meja makan loh." ucap Frey Fidelan Gandhelan Wisnu adalah ayah kandung Fardelo, dan Fidela.
"Ini pah, ada tugas kelompok sama temen-temen aku, buat film pendek tapi tentang bullying, dan temen aku udah ambil gendre horror. Dan mereka bingung tempatnya mau dimana."
"Kenapa harus tempat horror Far? kan bisa tempat biasa, kamu tinggal bikin aja suasana yang seakan-akan emang beneran tempat horror."
Fardelo mencoba saran sang ayah, dan akhirnya ia memutuskan untuk menyelesaikan makananya dan kembali lagi membahas jika makanan sudah habis.
15 menit kemudian makanan habis, kini Fardelo dan Fidela sedang berada di ruang tamu untuk menonton film kartun, dan komedi.
Bukannya Fardelo terfokus dengan tayangan di TV ia malah terfokus ke layar ponsel nya, namun tak lama ia mendapat balasan chat dari salah seorang temannya yang bernama Agus, Agus bilang. "Minta bantuan adik lo aja, dia kan katanya indiogo."
"Bener juga." Gumam Fardelo.
"Fidela, bantuin gua dong."
"Bantuin apa?" Acuh Fidela yang masih terfokus menonton.
"Suruh hantu yang lo liat gerakkin benda-benda dong."
"Benda? Buat apaan? Mau minum kaka, ambil lah sendiri kok nyuruh hantu sih engga jelas."
"Bukan itu, dengerin dulu kek, motong mulu dah lo!" Kesal Fardelo.
"Yaudah apaan?"
"Besok kita mau bikin film nya langsung, dan Agus udah nemu tempat nya dimana. Supaya keliatan lebih Real gua minta bantuan lo untuk hantu-hantu lo gerakkin 1 barang."
"Imbalan nya?"
"Ck, besok gua transfer 50 ribu."
"50 ribu? beli permen aja cuma bisa beli setengah bungkus kecil. Praktisi ilmu Hitam aja biasanya kalo bantuin orang minimal bayar 1-2 juta, kaka kasih aku 50 ribu?"
"Terus maunya gua kasih lo 2 juta?"
"Engga, kalo sama aku, karena kaka itu saudara aku yang teramat ganteng aku hargain 200 ribu deh buat gerakkin 5 barang."
"200 ribu? Mau naik haji lo?"
"Oh~ yaudah kalo gamau, paling nanti film pendek kaka diketawain musuh-musuh kaka."
Saat Fidela ingin beranjak pergi, Tangan Fardelo mencekal. "yaudah deh 200 ya, tapi boleh engga kurangin 50 aja."
Fidela menggeleng cepat. "Udah harga pas, gabisa di tawar."
"Dasar kolektor. Besok jam 10 pagi berangkat bareng gua pake motor, jangan sampe terlambat."
Fidela menjawab malas. "Hm ya-ya."
Keesokan harinya, hari ini sudah menunjukkan pukul 10.00 , Fardelo sekarang sedang menunggu sang adik memakai sepatu di halaman rumah, seraya memanaskan motor.
"Fidela cepetan, lama banget sih lo."
Setelah dirasa tali sepatu yang ditalikan kencang Fidela langsung menuju motor Fardelo dan berangkat bersama-sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEDA DUNIA
Random[𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐃𝐔𝐋𝐔 𝐁𝐀𝐑𝐔 𝐁𝐀𝐂𝐀] 𝐒𝐞𝐢𝐫𝐢𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐣𝐚𝐥𝐚𝐧 𝐧𝐲𝐚 𝐰𝐚𝐤𝐭𝐮 𝐭𝐚𝐮 𝐤𝐨𝐤 𝐢𝐧𝐢 𝐭𝐞𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐚𝐩𝐚𝐚𝐧 🫶