Fidela merasa cukup lega atas pelukan dari Fransisca pelukan itu terasa begitu sangat hangat dan nyaman.
"Nak kamu baik-baik aja kan?" Tanya Fransisca.
"Fidela baik-baik aja kok tante." Bukan Fidela yang menjawab melainkan Adel.
"Adel nanti kamu bisa ceritakan sama tante, semua yang udah terjadi." ucap Fransisca diangguki Adel.
Fransisca kemudian memeluk erat-erat Fidela, dan tak lama Fidela merasa sangat mengantuk, ia kemudian tertidur pulas dalam pangkuan Fransisca.
Fransisca kemudian meminta untuk Adel segera ceritakan apa yang telah terjadi saat camping hari pertama ini. Adel menceritakan semuanya, tanpa di tambahkan atau dikurangkan.
"Tante harus tuntut orangtua Abi!" Geram Fransisca.
"Tapi tante, kita harus cari bukti biar hukum itu gak berbalik sama kita." Lerai Adel.
"Ini semua sudah jadi bukti, tante pastikan besok Abi sudah berada dalam penjara!" ucap Fransisca.
"Adel tante titip Fidela." ucap Fransisca kemudian pergi meninggalkan Adel.
"Bar-Bar juga mamah nya Fidela, bagus sih jadi pelaku, bisa langsung masuk penjara." Gumam Adel.
Tak lama angin berhembus sangat kencang, bahkan saat Adel lihat tenda-tenda lain seperti ikut terbang terbawa angin. Gemuruh pun kemudian bersuara, dan membangunkan Fidela.
Fidela cukup takut dengan suara-suara Gemuruh atau Geledek. Ia memiliki Traumatik pada Gemuruh tersebut.
"Del ini ada apa, ini hujan?" Tanya Fidela seraya mengucek-ngucek mata.
"Belum sih, tapi mungkin mau." Jawab Adel.
Kemudian benar saja, hujan yang sangat amat besar menghujani tenda-tenda mereka dan sekitarnya. Keadaan mulai tak normal, Adel dan Fidela kemudian merasakan ada aura dingin, namun bukan dingin udara, melainkan dingin dari 'dunia lain' Adel hanya bisa berdoa dalam hati.
Lalu seperti ada seseorang yang tengah berjalan diatas tenda mereka. Padahal secara logika tenda hanya terbuat dari kain dan hanya dimasukkan kedalam tanah sebagai bahan penguat.
Bukan hanya itu, seperti ada seorang anak kecil yang tengah berlarian mengelilingi tenda mereka, bahkan Adel mendengar suara teriakan anak kecil yang terus memanggil-manggil nama Adel dan Fidela.
Rasanya Adel ingin pingsan saat itu, merasakan suatu hal yang bener-bener diluar dari fikiran manusia-manusia normal.
Dari pandangan Adel kemudian muncul seorang perempuan paruh baya, berumur 60-70 Tahunan yang tengah berteriak-teriak menggunakan bahasa Jawa kuno, namun nenek tersebut berada dilangit-langit tenda.
Bukan hanya itu, Adel pun mencium aroma manis, aroma bunga namun tercampur dengan bau darah dan bangkai.
Namun 1 sosok datang, dan membuat sosok-sosok 'pengganggu' tersebut hilang dan beberapa hancur.
Saat Adel rasa suasana mulai lebih aman, ia memberanikan diri untuk membuka mata namun ia malah melihat 'sosok Zaeran' walau terasa aneh, namun Adel tetap tergila-gila dengan wajah Zaeran.
"Oh hallo, were are you from?" Tanya Adel.
"Del Dia Hantu...~" ucap Fidela.
Sontak Adel terkejut, saat ini rasanya Adel ingin berteriak namun ketampanan menutupi semuanya, senyum manis dan menawan membuat Adel semakin tergila-gila.
"Akuu tauu~ tapi Ganteng banget cokk!!" Teriak Adel kegirangan.
"Mau kamu bilang dia ganteng, jelek, lucu, imut sampai kapan pun kamu gaakan bisa dapetin dia." Bisik Fidela.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEDA DUNIA
De Todo[𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐃𝐔𝐋𝐔 𝐁𝐀𝐑𝐔 𝐁𝐀𝐂𝐀] 𝐒𝐞𝐢𝐫𝐢𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐣𝐚𝐥𝐚𝐧 𝐧𝐲𝐚 𝐰𝐚𝐤𝐭𝐮 𝐭𝐚𝐮 𝐤𝐨𝐤 𝐢𝐧𝐢 𝐭𝐞𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐚𝐩𝐚𝐚𝐧 🫶