part 08

3K 333 31
                                    



Shani menarik tubuhnya dari gracia saat tidak lagi merasakan usapan dari gadis itu. Gracia tidur, shani terlalu lama di posisi itu.

Shani memperbaiki posisi tidur gracia,menatap lekat gadis yang tertidur lelap itu,melirik pada tanda kepemilikan yang dibuatnya.

"Maaf" bisik shani.

Dia berjalan ke sisi ranjang di sebelah gadis itu,merebahkan tubuhnya menghadap gracia,setelah itu memejamkan matanya,menyusul gracia ke dalam mimpi.






Cahaya mentari pagi menyilaukan mata gracia. Gadis itu membuka matanya perlahan, yang pertama kali dilihatnya adalah wajah cantik shani, jaraknya hanya satu jengkal,gracia bisa merasakan terpaan nafas teratur shani di wajahnya,gracia mengamati setiap lekukan di wajah shani, sebuah karya tuhan yang sempurna.

Shani yang sedang tidur memejamkan mata sangat berbeda dengan shani yang selalu membuatnya takut karna menatapnya dalam. Wajah lelap shani memperlihatkan tidak ada beban yang ditanggungnya disana,sangat tenang dan damai.

Tangan gracia terangkat untuk menyelipkan beberapa helai rambut shani yang menutup wajahnya ke belakang telinga,kemudian membelai wajah manusia sempurna namun dingin itu,jarinya membelai dari dahi, pelipis lalu berhenti di pipi lembutnya.

"Kak shani jangan buat aku takut" bisik gracia.

"Kak shani tau? Aku tidak pernah membayangkan untuk mengagumi wajah cantik seorang perempuan" bisik gracia masih menatap wajah lelap shani.

"Bahkan aku tidak pernah berpikir untuk membuka hati apalagi memberi cinta pada seorang wanita" lanjut gracia berbisik.

"Aku baru mengenalmu,tapi kak shani seolah membuatku ingin mengenalmu lebih jauh" lirih gracia.

"Apa yang sebenarnya kamu sembunyikan dibalik semua topeng itu kak?" Tanya gracia berbisik lirih.

"Kenapa memintaku mencintaimu?"

"Apa jika aku mau belajar mencintaimu,kak shani juga mau belajar mencintaiku?"



"Aku takut jika nanti aku jatuh cinta,cintaku tidak terbalas" bisik gracia lirih.

"Aku takut kalah,tapi lebih takut menang,itu akan menyakitimu kak"


Gracia menghentikan usapan lembutnya di pipi shani saat mendengar suara ketukan pintu.

Dia bangkit lalu berjalan untuk membuka pintu.

"Bunda.."

Naomi diam menatap lekat gracia.

"Bunda.." panggil gracia sekali lagi melihat naomi hanya diam menatapnya.

"Bundaaa.." panggil gracia menggoyangkan lengan naomi.

"Eh iya gre,,kenapa?" Tanya naomi tersadar dari lamunannya.

"Bunda kenapa?" Tanya gracia melihat naomi yang menatapnya dengan ekspresi yang sulit diartikan.

"Bunda gpp,shani mana? Kamu Kenapa tidur disini?" Tanya naomi.

"Kak shani di dalam,lagi tidur,, tadi malam kak shani pusing, makanya aku temenin kak shani disini" ucap gracia yang tak sepenuhnya berbohong.

"Yaudah,nanti kamu tanya shani ya,dia mau makan di bawah atau disini aja,setelah ini kamu mandi ya" ucap naomi menepuk pelan puncak kepala gracia.

"Iya bund" jawab gracia lalu kembali masuk saat naomi sudah pergi dari sana.

Gracia berjalan kembali ke ranjang,dia bingung..sedikit menimbang,apakah dia membangunkan shani dulu atau nanti saja setelah dirinya mandi. Pandangannya tertuju pada jam kecil di atas nakas,pukul setengah tujuh, shani harus ke kantor kan?

PEMILIK HATI (Greshan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang