Setelah beberapa hari di belanda, akhirnya hari ini sepasang pengantin baru itu pulang ke tanah air, mereka tidak banyak keluyuran atau jalan-jalan di negara itu,shani benar-benar mengurung gracia di kamar hotelnya,Bahkan dalam satu hari mereka keramas dua kali.
Mereka hanya berjalan-jalan di sekitar hotel untuk mencari jajanan yang gracia inginkan karna memang gadis manis itu suka ngemil.
Dua wanita cantik itu sudah mendarat di tanah kelahirannya beberapa menit yang lalu, sekarang mereka sedang berada di mobil yang akan mengantar mereka menuju rumah naomi.
Genggaman tangan shani tidak pernah lepas dari kekasihnya yang sekarang sudah tertidur lelap disebelahnya,entah berapa kali shani mengucap syukur dalam hatinya karna mendapatkan gracia untuk menemani hidupnya.
Ibu jarinya sesekali mengelus pelan tangan yang berada dalam genggaman. Shani juga sesekali mengecup lembut kepala sang kekasih yang berada di pundaknya, tanpa dia sadari air matanya menetes,dari tadi pikirannya menerawang jauh,entah apa yang membuat air matanya jatuh tanpa diminta.
Dengan cepat tangannya menghapus air mata yang mengalir membasahi pipi,dia tidak menangis,hanya saja air matanya keluar tanpa diminta.
Mobil yang mereka tumpangi akhirnya berhenti di depan rumah naomi.
"Sayang..." Panggil shani lembut membangunkan kekasihnya.
"Ge.." panggilan itu keluar begitu saja dari bibirnya. Tangannya mengusap pelan pipi sang kekasih. Gracia yang notabene nya mudah terbangun langsung menggeliat dalam tidurnya,matanya perlahan terbuka,mengucek sebentar lalu menatap shani yang dari tadi terus menatap kearahnya, tersenyum tipis.
"Udah nyampe ya?" Tanya gracia menegakkan tubuhnya melihat keluar kaca mobil.
"Udah sayang,yuk turun" ajak shani lembut,kemudian membuka pintu lalu turun dari mobil diikuti gracia.
Shani merangkul mesra pinggang gracia yang bergelayut manja di lengannya,gracia masih mengantuk,dia sedikit merasa kelelahan karna perjalanan panjang mereka. Gracia benar-benar merindukan kasurnya mengingat sekarang sudah pukul sembilan malam,dia ingin segera melanjutkan tidurnya.
Shani menekan bel rumah,tidak lama menunggu,pintu itu terbuka karna naomi yang sudah tau akan kedatangan putri dan menantunya.
"Anak-anak bunda akhirnya datang juga,ayo masuk sayang" ucap naomi tersenyum senang melihat dua putrinya yang sekarang sudah berdiri di depan mata. Naomi sedikit gemas melihat gracia yang bergelayut manja di lengan shani dengan mata yang terlihat sangat berat untuk dibuka.
"Ayah mana bund?" Tanya shani yang tidak melihat harlan disana.
"Ayah ada di kamar,bentar lagi nyusul katanya" jawab naomi membawa dua putrinya duduk di ruang tamu.
Mereka duduk di sofa dengan gracia yang berada dalam rangkulan shani,gadis itu bersandar pada tubuh shani dengan mata terpejam.
"Tunggu sebentar ya shan" ucap naomi kemudian berjalan menuju dapur mengambil segelas air putih dan juga susu hangat untuk shani.
"Gre tidur shan?" Tanya harlan yang baru datang dari kamar,dia duduk di sofa kosong seberang greshan.
"Iya yah, kecapean keknya" ucap shani mengusap sebentar surai kekasihnya.
"Kamu nggk capek?" Tanya harlan mengingat perjalanan panjang itu yang benar-benar melelahkan.
"Capek juga sih yah" jawab shani kemudian terkekeh. Dia juga sedikit kelelahan,tapi dia harus menjaga kekasihnya yang juga kelelahan.
"Kalian besok istirahat aja ya,jangan langsung masuk kantor" ucap harlan.
"Aku besok masuk kantor yah,ada beberapa hal yang mau diurus,tapi besok aku masuk siang aja kok" ucap shani, Michelle mengabarinya kalau besok ada pertemuan penting dengan rekan bisnisnya,dan dia harus menghadiri rapat penting itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PEMILIK HATI (Greshan)
Подростковая литератураSaat jantungku berdetak.. dan hatiku berkata.. "kamulah orangnya, sang pemilik hati" saat itu ku labuhkan semua rasa yang ku miliki. Hatiku bertuan... Kau menempati tahta tertinggi di ruang kosong itu. Walau awalnya aku tidak mengerti.. Tapi kaulah...