Kaca mobil diketuk membuat kedua gadis itu menoleh,naomi dan harlan sudah berdiri di sisi mobil shani membuat gracia gelagapan,dia masih duduk di pangkuan shani.
"Nggk usah panik gitu sayang,kacanya gelap..mereka nggk akan lihat kita" ucap shani melihat wajah panik gracia.
"Gimana kalo bunda sama ayah tetap liat kita?" Tanya gracia panik,dia pindah ke bangku yang tadi dia duduki.
"Mereka nggk tau sayang,kamu jangan panik gitu,nanti mereka curiga" ucap shani santai,sedangkan gracia berusaha agar terlihat lebih tenang.
Shani menurunkan kaca mobil lalu tersenyum menyapa harlan dan naomi.
"Malam bunda,om..maaf ya telat nganter gracia pulang" ucap shani nyengir merasa tak bersalah.
"Kok lama banget di mobilnya? Bunda tadi duduk disana loh sama ayah nunggu kalian datang" ucap naomi menunjuk kursi yang ada di teras rumah. Mendengar itu gracia salah tingkah.
"Hehe,lagi lepas kangen bund,kan kita nggak ketemu dulu buat beberapa hari kedepan" ucap shani beralasan.
"Perasaan nanti kalian juga bakal ketemu deh di kantor" ucap naomi menatap kedua gadis itu curiga.
"Tapi kan bunda bilang harus jaga jarak,pasti bakal kangen lah walaupun nanti juga ketemu " ucap shani kembali beralasan,gadis ini pandai sekali diajak berdebat,dia memiliki seribu satu alasan untuk membalas perkataan orang lain,banyak akal memang.
"Aku turun ya kak" ucap gracia membuka pintu lalu turun dan menutupnya kembali membuat shani sedikit tidak rela karna dia belum memberi salam perpisahan, menurutnya.
"Yaudah,kamu hati-hati pulangnya ya shan,jangan ngebut" ucap harlan setelah gracia berdiri diantara dirinya dan naomi.
"Iya om,saya pulang dulu ya bunda,om" ucap shani berpamitan lalu menutup kaca mobilnya dan melaju meninggalkan kediaman keluarga gracia.
"Kamu tadi diajak shani kemana aja gre?" Tanya naomi,mereka sedang berjalan memasuki rumah.
"Ke toko perhiasan,terus tadi kak shani ngajak dinner juga bund,abis itu pulang deh" jawab gracia.
"Tadi di mobil ngapain?" Tanya naomi menatap curiga.
"Ng-nggak ngapa-ngapain,cuma ngobrol bentar" jawab gracia sedikit salah tingkah.
"Bener?" Tanya naomi memastikan.
"Iya bener kok bund" jawab gracia,didalam hatinya dia mengucapkan kata maaf berkali kali karna berbohong pada naomi.
"Udah bund,jangan di interogasi gitu anaknya,kasian tau" ucap harlan melihat gracia yang salah tingkah tidak berani menatap mereka.
"Kita sekarang ke kamar kamu aja ya,bunda udah nyiapin semua barang kamu di sana" ucap naomi,mereka berjalan menaiki tangga menuju kamar gracia yang berada di lantai dua.
"Ayah angkat telfon dulu ya" ucap harlan yang mendapat telfon dari sekretarisnya,pria itu berjalan ke balkon lantai dua.
setelah membuka pintu,Gracia dibuat takjub dengan isi kamar itu,kamar itu di desain benar-benar sesuai dengan ekspektasinya,dia menyukai desain dan isi kamar itu.
"Ini bunda yang desain kamar ini?" Tanya gracia berjalan menelusuri setiap sudut kamar itu.
"Bunda di bantuin anin,dia sering main kesini loh gre,dia sering bunda ajak nginap disini" jawab naomi yang sekarang duduk di ranjang queen size milik gracia.
Anin memang cukup akrab dengan keluarga gracia,terutama dengan naomi,dia sering diajak naomi menginap di rumah ini karna dia sering ditinggal harlan ke bandung. Masih ingatkan jika anin itu anak rantauan,dia juga senang karna naomi memperlakukan dia sama seperti anaknya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
PEMILIK HATI (Greshan)
Ficção AdolescenteSaat jantungku berdetak.. dan hatiku berkata.. "kamulah orangnya, sang pemilik hati" saat itu ku labuhkan semua rasa yang ku miliki. Hatiku bertuan... Kau menempati tahta tertinggi di ruang kosong itu. Walau awalnya aku tidak mengerti.. Tapi kaulah...