Young Doctor.

48 3 1
                                    

Kata orang kalau jatuh cinta itu jantungmu akan berdetak kencang, perutmu rasanya tergelitik. Katanya, rasanya tidak bisa di jelaskan menggunakan kata-kata dan membuat orang merona sepanjang hari.

Tapi Keonhee belum pernah merasakan hal itu. Kalau kata teman-temannya, kehidupan SMA Keonhee membosankan. Bundanya pernah berkata, masa SMA itu masa-masa mencari pujaan hati. Bahkan bundanya heran sama anaknya yang tampak tidak tertarik sama sekali. Atau tepatnya belum. Keonhee justru menyibukan dirinya dengan buku dan Hobinya.

♤♤♤

Hari ini hujan mengguyur dengan sangat deras tanpa disertai petir. Dan Keonhee sedikit menyesal berlama-lama di ruang musik tadi. Ia jadi tidak bisa pulang.

Oh ayolah! Disini dingin dan semakin gelap. Aku rindu kamarku yang hangat.

Ia menggerutu dalam hati. Sekolah sudah sepi, hanya ada beberapa siswa yang baru selesai melakukan kegiatan extrakulikuler dan guru-guru yang berada di Kantor guru tentunya.

Tidak tahan menunggu, Keonhee nekat berlari menembus derasnya air yang jatuh dari langit menuju halte terdekat. Jaket yang ia gunakan melindungi tubuhnya (yang sebenarnya tidak berguna) basah kuyup. Menunggu sekitar 15 menit sampai akhirnya sebuah bus berhenti di halte itu, lalu menurunkannya di halte didekat tempat tinggalnya.

" Astaga, Keonhee! Kenapa kamu basah kuyup begini? Kenapa tidak tunggu saja hujannya reda baru pulang? "

" Sekolah sudah sepi kalau begitu bunda. Masa Keonhee harus nunggu sendiri? lama pula, kalau hujannya ngga reda gimana? Ya Keon lari deh dari sekolah ke halte. "

Sang bunda hanya bisa menghela nafas pelan melihat putra manisnya pulang dengan keadaan basah kuyup. Ingin lanjut mengomel tapi kasihan juga.

" Ya sudah kalau begitu. Cepat mandi lalu ganti bajumu. "

" Okie bunda! "

Keonhee memang terlihat baik-baik saja malam itu. Tapi tebak! Keesokan harinya ia tidak masuk sekolah karena demam. Tadi pagi, suhu tubuhnya mencapai 39°C, wajahnya pucat dengan hidung yang memerah karena pilek. Dalam pikiran Keonhee, Ia yakin 100% kalau bundanya akan mengomel untuk kedua kalinya.

Hatchu!

" Nah kan demam! Lain kali, kalau hujan ditunggu reda dulu. Jangan di terobos begitu, kalau sakit seperti sekarang kan rasanya tidak enak. "

Hatchu!

" Iya bundaa! Ih bunda bawel deh. "

" heh! Bunda bawel juga demi kamu ini. "

" Bunda~ pusing. "

" Iya, habis ini kita ke rumah sakit ya? Supaya kamu dapat antibiotik. "

Ia hanya mengangguk sambil merapatkan selimut yang membungkus tubuhnya saat ini.

♤♤♤

Keonhee diantar kerumah sakit oleh bundanya. Kini ia sedang menunggu nomor antriannya dipanggil.

Nomor urut 11, atas nama Lee Keonhee.

Ah, tepat sekali. Keonhee bangun dari tempat duduknya lalu berjalan masuk keruangan berbau obat-obatan yang menusuk indra penciumannya. Di dalam sana ada seorang pria yang ia duga adalah dokter yang akan menanganinya. Sedangkan bundanya hanya menunggu diluar.

" Silahkan berbaring di atas brankar ya. "

Keonhee menurut. Tanpa basa-basi, ia langsung berbaring di atas brankar rumah sakit itu.

" Halo! Boleh saya tanya keluhannya? "

Keonhee tertegun pelan, ada perasaan aneh yang menjalar ditubuhnya saat suara dokter muda itu mengalun sopan. Jujur saja, kalau dilihat dari bawah sini dia---

---Tampan. Keonhee mencuri pandang sedikit pada name tag yang tergantung di jas putih dokter muda itu. Sepertinya masih single ya? Eh apa-apaan sih!


Lee Seoho.


" E-em itu, badan saya panas dan pilek. "

" Baik. Kalau begitu, saya ukur suhunya terlebih dahulu ya! "

Tidak ada perubahan pada suhu tubuhnya. Tetap sama seperti tadi, 39°C.

" Wah, tinggi sekali. "

Dokter itu bergumam pelan. Ia mengambil stetoskop lalu memeriksa denyut jantung Keonhee.

Keonhee menahan nafasnya saat bagian stetoskop itu menyentuh dadanya. Jantungnya berdetak kencang! Rasanya aneh. Sepertinya yang memerah tidak hanya hidungnya, tapi pipinya juga. Apa jangan-jangan Ini yang mereka katakan itu?

" Detak jantung mu cepat sekali. Kamu tidak apa-apa? "

" E-eh? I-iya tidak apa-apa. "

Pria itu tersenyum. Lalu meletakan stetoskop nya di atas meja di dekat brankar.

" Silahkan bangun dan duduk disana sebentar ya. Akan saya ambilkan obatnya. "

Keonhee menurut dan mengerjap bingung. Tidak biasanya dokter seperti itu. Biasanya para dokter hanya akan menuliskan resep obatnya lalu meminta pasien mengambilnya di loker depan. Ini malah diambilkan?

Dokter itu kembali membawa beberapa obat capsule yang akan ia berikan kepada Keonhee.

" Ini paracetamol, diminum 3 kali sehari setelah makan. Yang ini obat untuk Flu dan hidung tersumbat, diminum 3 kali sehari setelah makan juga. Untuk antibiotik nya juga sama, 3 kali sehari setelah makan. Oh iya, Khusus antibiotik diminum sampai habis. Kalau panasnya tidak turun setelah 3 hari, kamu bisa kembali lagi untuk pemeriksaan lebih lanjut. Ah! Disana juga tertera no hp saya, kalau butuh sesuatu kamu bisa hubungi saya. "

Siapa tau bisa kenal lebih.

Jelas dokter itu panjang lebar.

Keonhee hanya mengangguk pelan, Jantungnya masih ber-disco. Ia menerima obat yang di berikan oleh dokter itu, menunduk singkat lalu mengucapkan terima kasih dan keluar dari ruangannya.

" Sudah? "

" sudah. "

" Ayo pulang, lalu istirahat. "

Dalam perjalanan, Keonhee hanya melamun didalam mobil yang di kemudikan oleh bundanya. Menatap secarik kertas berisi nomor telepon dokter tampan yang tadi. Sang bunda yang memperhatikannya dari kaca kemudi tersenyum tipis. Ia rasa anak nya kini tengah jatuh cinta pada pandangan pertama.

Keonhee tidak menyadarinya, ia tenggelam dalam pikirannya sendiri. Sampai tanpa sadar, rona merah muda muncul di wajahnya yang pucat.

Ah

Jadi begini rasanya jatuh cinta?

End.

Wuwuuuu lagi berselancar di pinterest, eh ketemu Foto Seoho-Keonhee yang kaya gitu. Dan datanglah ide singkat ini yang hanya ku tulis dalam waktu 30 menit mwahahahaha.

Kenapa bunda keon tau? Karna si pak dokter ganteng anak temennya yang sering nanyain tentang anaknya :3

Thank you!

THE STORY OF SEOHEE COUPLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang