My step brother

44 1 0
                                    

" Kak Seoho? "

Pintu kamar si kakak di buka sepelan mungkin agar tak menimbulkan suara derit yang mengganggu. Keonhee menyembulkan kepalanya di sela pintu,  menatap Seoho yang masih bergolek ria sambil memejamkan mata di atas tempat tidur.

Cowok jangkung itu masuk kedalam dan menutup pintu kembali. Dia duduk di sisi tempat tidur, sementara matanya menelisik ke wajah kakak tirinya itu.

" Ganteng, "

Gumamnya pelan, namun sayangnya didengar oleh yang lebih tua.

" Gue emang ganteng, makasih. "

" Eh? Keonhee ganggu ya? Maaf. "

Seoho tiba-tiba saja bangkit dari tidurnya lalu memeluk tubuh Keonhee. Yang dipeluk hanya bisa pasrah, badannya di tarik buat ikut tiduran di kasur.

" Ini baru jam 4, Keon. Ngapain kesini? "

" Karena, gak bisa tidur. "

Rengkuhan Seoho pada pinggangnya semakin erat. Bahkan dia bisa merasakan napas lembut Seoho menerpa lehernya. Keonhee meringis saat Seoho yang dengan mudah mulai bermain di lehernya karena posisinya yang lebih rendah dari dia.

" ngg... Kakak, "

" hm? "

" N-nanti kalo mama sama papa tau gimana? "

" Ya gue gak peduli. "

Keonhee meremas rambut hitam si kakak, jari kakinya mengkerut. Apa lagi tangan Seoho sudah menyusup ke dalam atasan piyama biru muda yang dia pakai. Seoho? Dia masih asik menciumi leher wangi Keonhee.

" Kakak udah~! "

Si adek berusaha menjauhkan badannya. Tapi nipple-nya malah di cubit sehingga membuatnya memekik pelan. Seoho berhenti setelah puas, dia natap muka Keonhee yang berantakan entah karena sentuhan dia atau karena baru bangun.

" Lo cantik banget, gila. "

Pipi Keonhee merona. Dia memukul pelan dada bidang Seoho.

" Jangan ngelantur deh kak, Keonhee cowok ya! "

" Iya gue tau lo cowok, tapi lo cantik gimana dong? "

" Terserah aja deh. "

Keonhee membalikan badannya membelakangi Seoho. Mau ngambek ceritanya. Sedangkan yang lebih tua terkekeh pelan lalu lanjut memeluk Keonhee dari belakang.

" Udah jam lima, mau bobo lagi? "

" Iya, kan libur. "

Seoho tak menanggapi, dia memejamkan matanya. Tapi terbuka lagi saat Keonhee kembali menghadap kearahnya.

" Kenapa lagi hm? "

" Pengen peluk. "

" ini udah dipeluk. "

Kali ini, Keonhee yang diam. Dia sudah memejamkan mata bersiap untuk berlayar di dunia mimpi lagi. Kecupan kecil mampir di bibir tipis Keonhee. Dan keduanya tenggelam lagi di alam bawah sadar.

•••

Sedikit cerita tentang keluarga mereka, Seoho ditinggal bundanya waktu masih kecil. Jadi dia hanya tinggal dan dibesarkan oleh papanya saja. Begitu juga dengan Keonhee. Setelah perceraian kedua orangtuanya lima tahun yang lalu, dia mulai tinggal sama mamanya.

Persamaan itulah yang membuat mama Keonhee dan papanya Seoho akhirnya mulai menjalin hubungan. Dan akhirnya melangkah ke jenjang pernikahan. Selain itu, mama sama papanya juga sepakat untuk gak punya anak lagi. Awal-awal pernikahan ortu mereka, Seoho sama Keonhee itu super canggung.

Mereka nyaman kok sama pernikahan orang tua mereka. Jadi gak ada konflik tidak bermakna yang terjadi disana. Hanya saja semakin lama, Seoho dan Keonhee memiliki ketertarikan lebih kepada satu sama lain.

Iya, mereka berpacaran. Tapi tanpa sepengetahuan ortu mereka tentu saja. Keonhee takut kalau menyampaikan hal itu ke mamanya. Tapi Seoho tidak, dia malah ingin go public.

" Seoho? "

Pintu kamar Seoho dibuka oleh seorang wanita berusia 40-an yang masih tampak awet muda. Wanita itu sedikit terkejut saat melihat Keonhee dan Seoho yang tidur saling berpelukan seperti itu. Tapi ekspresinya berubah menjadi senyum penuh arti.

Dia melangkahkan kakinya ke ruang makan, ingin memberikan kabar manis ini ke suaminya.

" Hah?! Yang bener? "

" Iya! Tau gak, mereka tidur sambil pelukan. Ih! Lucu banget~ "

Waktu asik berbincang atau lebih ke ghibah pasutri itu terhenti karena objek ghibahan sudah bangun.

" Selamat pagi, ma, pa. "

Keonhee berucap sambil mendudukan pantatnya di kursi makan. Di ikuti Seoho yang juga duduk di samping Keonhee.

" Pagi juga, sayang. "

Si mama menyahut sambil mengontrol ekpresinya agar tak menerbitkan senyum girang yang ia tahan sekuat tenaga.

" Mama, papa. "

" Kenapa? "

Kali ini si papa yang menanggapi panggilan anak sulungnya. Wajahnya ia buat biasa saja sambil menyeruput kopi hitam dan memakan pisang gorengnya. Padahal dalam hati, sudah tertawa bak kuntilanak.

" Kakak, pacaran sama--- "

" Sama Koni, kan? "

Keonhee mendelik lalu terbatuk saat mamanya berucap memotong kalimat Seoho. Mama sama papanya cuma senyum. Lucu banget mereka.

" Kok tau?! "

Si papa cuma bisa ketawa lebar waktu ngeliat muka Keonhee yang udah merah kaya tomat di kebun belakang. Sedangkan Seoho biasa aja, lagi pula apa yang ditakutin sih? Dia biasa cerita ke papanya soal Keonhee. Jadi dari gaya bahasa dan gerak tubuh aja papanya sudah bisa mengetahui hubungan anak-anaknya.

" ya tau lah, orang tadi aja kalian tidur sambil pelukan. "

" Denger papa ya, kalian. Gak usah takut cerita ke mama sama papa kalo kalian pacaran. Lagi pula, kalian gak sedarah. Jadi gak akan ada halangan. "

Perkataan sang papa di angguki oleh mama mereka. Tapi tidak dengan Keonhee yang kini menahan tangis karena saking malunya. Tapi sayangnya di notice oleh Seoho.

" LOH? KOK MALAH NANGIS SIH?! "






" HUEEEEE KONI MALUUUU "

End.

Agak gaje. But, oke lah ya.

Thank you!

THE STORY OF SEOHEE COUPLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang