prolog

25 1 0
                                    

haloo kali ini aku balik lagi bawa cerita baru hehehe doain yaaah semoga cerita ini bisa aku selesaiin sampai ending :) ga kaya cerita sebelah WKWKWK MAAFFF

prolog

"Aleeee please please temenin gueee,"

"Ihhh ngga mau Yukiii jangan maksa deh," Ale jadi kesal saat temannya yang bernama Yuki itu terus-terusan narikin tangan dia.

Kenalin, namanya Kalea Jasmeen. Nama bagus-bagus gitu tapi panggilannya Ale, jadi kayak cowok dong. Anak kedua dari dua bersaudara, alias anak bungsu. Ale punya kakak cowok yang super nyebelin. Kalanath, panggilannya Kalan. Meski begitu, Ale sayang kok sama abangnya.

Ale ini banyak tingkah dan bukan tipe yang gampang menyerah kalau ingin sesuatu. Pribadinya yang rajin dan pemberani menjadikannya selalu memenangkan perlombaan apapun di mata pelajaran yang ia tekuni.

Yaa bukan berarti Ale nggak pernah kalah. Tapi dia memang nggak pernah minder kalau kalah lomba.

Yuki mengerucut sebal. "Ihh pleaseee," Yuki masih narikin tangan Ale sampai cewek itu hampir jatuh dari kursi.

Jadi, tadi itu Yuki minta Ale untuk anterin dia ke toilet karena cewek itu takut ke toilet sendirian. Bukan takut sih, lebih ke males aja kalau nggak ada yang bisa diajak ngomong. Dan sekarang saat keduanya sudah sampai di kelas, Yuki baru sadar kalau lip tint nya ketinggalan. Ale jadi males dong kalau diminta anterin ke toilet lagi, soalnya jarak kelas mereka jauh sama toilet.

"Yuki, itu ada Jenna sama Agatha yang lagi nganggur. Kenapa nggak mau minta anterin mereka, sih?"

Yuki menarik kursi di sebelah Ale, kemudian memasang ekspresi serius. "Le, di tangga ada gengnya Kak Raden lagi gitaran. Lo tau kan kalau gue lewat pasti di cie-ciein mulu?"

"Ya emangnya kenapa kalau sama Agatha atau Jenna? Yang penting kan ada temennya," Beneran deh ini Ale udah mager banget. Dia udah membuka bukunya bersiap untuk belajar mapel selanjutnya.

"Masalahnya Agatha sama Jenna tuh malah ikut-ikutan cie-ciein gue!"

Ale berdecak. Tangga di lantai 2 memang ada dua, tapi yang satunya tuh ke arah taman belakang sekolah. Jadinya tambah jauh kalau mau ke toilet.

"Yaudah ayo,"

"Iiii makasi sayang," Yuki gemes sama Ale, cewek itu meluk-meluk lengan Ale.

Mereka keluar kelas, dan bener aja ada gengnya Kak Raden lagi gitaran. Duduk di tangga sampai menuhin jalan. Mereka lagi nyanyi lagunya Oasis yang judulnya Don't Look Back in Anger . Memang sih, gengnya Kak Raden ini ganteng-ganteng, tapi tetep aja kan malu.

Waktu Yuki sama Ale lagi lewat, tiba-tiba Kak Cio- yang setau Yuki dia ini cowok yang sedang genjreng gitar, ganti lagu yang mereka nyanyiin jadi lagunya Kahitna, Cantik.

"Ada hati yang termanis dan penuh cinta,
Tentu saja kan kubalas seisi jiwa,"

Yang lainnya langsung bersorak. Kompak cie-ciein Yuki sama Raden yang tentunya bikin cowok itu salting. Kayaknya emang deh Raden suka sama Yuki, tapi sejauh ini Raden belum ada ngesave nomer whatsapp cewek itu.

"Cieee Dennn cewek lo lewat nih,"

"Duh calonnya Raden, cakep banget,"

"Cieee kiww Yuki,"

Yuki nyenggol-nyenggol lengan Ale, berharap Ale peka dan memberinya pertolongan. Minimal marahin tuh kakel soalnya udah berani bikin Yuki malu. Tetapi waktu Yuki nengok ke Ale, sayangnya cewek itu malah diam terpaku ngeliatin sesuatu di arah kanan mereka.

Bener-bener Ale ngeliatnya sampai ngelamun, dipanggil aja nggak nyaut.

"Le, lo liat apaan sih?"

"Masya Allah, Yuki...."

🧸🧸🧸

KAIROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang