12 END

1.2K 93 18
                                    

Kedua pria itu terus terdiam. Suara jarum jam bahkan terdengar begitu nyaring. Keheningan terus melingkupi keduanya.

Keduanya menunduk, yang satu enggan membuka suara karena takut salah bicara. Dan yang satu enggan membuka suara karena takut untuk menjelaskan kebenaran.

"Maafin gue."

Haruto mendongak, menggeleng pelan sebagai jawaban. Hati Junkyu mencelos begitu saja. Begitu besarkah salahnya? Hingga haruto tak mau memaafkannya.

"Maksudnya, gue yang harus minta maaf." Haruto buru-buru menjelaskan. Tak mau ada salah paham lagi.

"Lu nggak salah To, gue yang salah karena kebawa nafsu saat itu."Junkyu menunduk dalam, Haruto semakin kalang kabut. Bukan ini yang di maunya.

"Enggak! Gue yang salah! Gue yang kasih obat perangsang ke minuman lu. Gue yang ngerencanain ini semua. Gue yang salah."

Junkyu mendongak, menatap Haruto tanpa ekspresi. Bahkan air mata sekarang sudah mengalir deras dari kelopak mata Haruto.

"Kenapa?"

Haruto meremas ujung sweaternya. Gugup yang dirasakannya membuatnya takut kembali.

"Gue suka sama lu. Tapi lu nggak pernah nangepin gue. Gue pikir ini satu-satunya cara biar semua jelas."

"Bukannya lu udah punya pacar ya?" Mengingat kembali saat Junkyu melihat Haruto dan Heera di Mall saat itu.

"Udah putus, karena hati gue milih lu. Bukan dia."

Junkyu melipat tangannya di dada, pandangannya datar. "Cukup, gue rasa. Semua udah jelas. Mari mulai semuanya dari awal. Lu nggak kenal gue. Dan gue nggak kenal lu."

Junkyu mengambil kunci mobilnya, segera pergi tanpa menunggu respon dari sang lawan bicara.

Haruto meremas ujung pakaiannya dengan erat. Menangis dalam diam, rasanya begitu menyakitkan.

Apakah semuanya akan berakhir sekarang?

Inikah akhir dari kisah mereka?

🪐🪐🪐🪐🪐

Haruto berjalan pelan menuju sebuah taman. Benar, setelah pertemuannya dengan Junkyu tadi. Haruto memilih berjalan kaki dari apartemen Junkyu.

Padahal ini sudah malam. Namun, Haruto memilih menikmati udara dingin ini sendirian.

Duduk di salah satu bangku taman, kembali menangis. Ingatkan Haruto untuk tak berbuat hal ini lagi. Karena rasanya begitu menyesakan.

Sudah hampir 3 jam Haruto masih dalam posisi yang sama. Namun, air matanya sudah kering. Hanya diam sambil memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya?

Haruskah Haruto menyerah akan Junkyu?

Haruskah Haruto memaksa Junkyu untuk berada di sisinya?

Atau haruskah Haruto kembali mendekati Junkyu dengan cara yang benar?

Apakah Junkyu akan menerimanya?

"Sialan! Gue pikir bukan manusia lu!"

Haruto menatap sendu ke arah Jay. Jay yang baru saja pulang dari minimarket sembari memakan es krim menatap Haruto bingung.

Ini sudah pukul 10 malam, ngapain Haruto berada di sini seperti anak hilang sekarang?

"Mau es krim?"

Haruto menggeleng lemah, kembali menatap ke depan dengan tatapan kosongnya.

Jay menghela nafas panjang dan duduk di sebelah Haruto. "Kenapa lu? Baru kali ini gue lihat lu kayak orang nggak ada nyawa gini."

REALLY LOVE (KYUHARU&SUNSUN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang