9

824 95 10
                                    

Sebuah rumah sederhana di pinggiran kota. Dengan cat putih tulang dan tanaman liar di halaman rumah itu membuat kesan tersendiri bagi sekitar. Horor.

Di tempat itulah Sunoo dan Junkyu berada sekarang. Mematikan ponsel mereka, enggan di ganggu.

Urusan cafe? Mereka telah serahkan kepada Hyunsuk, manager cafe.

Junkyu duduk di teras sembari menikmati senja. Bohong, dirinya hanya melamun sendari tadi.

Di sampingnya ada Sunoo yang tak jauh berbeda. Sibuk dengan pikirannya yang kalang kabut.

Sesampainya di rumah peninggalan orang tua Sunoo tadi, mereka berdua hanya terdiam. Bahkan belum makan sejak pagi.

Tak ada rasa lapar, hanya kekhawatiran.

"Jun, gue mau cerita..." Ada satu hal yang perlu diketahui, Apabila Sunoo memanggil Junkyu dengan sebutan 'Jun' itu tandanya Sunoo sedang serius.

Junkyu menoleh, "Kalau lu siap, silahkan."

"Kemarin malam, gue sama Sunghoon ngelakuin 'itu', kondisi gue sadar 100%" Junkyu paham arti dari kata itu yang dimaksudkan Sunoo. Menunggu Sunoo melanjutkan ceritanya.

"Bangun tadi gue ngerasa nggak nyaman. Kayak,,, kenapa gue harus ngelakuin itu kemarin? Gue nggak tau apa gue cinta sama Sunghoon atau enggak, seolah-olah gue bersalah kalo sampai gue nggak ada rasa sama dia. Gue nyesel Jun. Kalo misal gue hamil gimana?" Lirih Sunoo

Junkyu tak bergeming, karena ternyata Sunoo juga mengalami hal yang sama dengannya. Bedanya, di sini Junkyu tidak sadar dan Haruto yang bisa hamil.

"Kalo gue hamil, dan Sunghoon nggak mau tanggung jawab. Lu mau nikahin gue nggak Jun?"

Junkyu diam, membuat Sunoo merasa kecewa. Bodoh memang pertanyaan yang di ajukan Sunoo barusan.

"Gue mau."

Junkyu tersenyum, kekecewaan Sunoo berubah. Dirinya ikut tersenyum. Setidaknya sekarang Sunoo lega, ada Junkyu di sampingnya.

"Kalo gitu gue pergi beli makan ya." Ucap Sunoo sembari bangkit dari duduknya.

Junkyu mencekal tangan Sunoo. "Nggak usah, biar gue aja. Lu istirahat gih. Pasti lu capek kan?"

Sunoo tak menolak, mengangguk menginyakan dan masuk kedalam. Jujur, pikiran dan tubuhnya benar-benar lelah.

Junkyu berjalan menuju sebuah warung makan di pinggir jalan. Membeli 2 nasi bungkus untuk dirinya dan Sunoo. Tak lupa teh hangat untuk melegakan pikirannya.

Setelah sampai, Junkyu dapat melihat Sunoo yang membereskan tempat tidur untuk mereka nanti.

Hanya ada satu kamar di rumah ini, karena satunya lagi sudah menjadi gudang.

Junkyu menganggil Sunoo agar mereka dapat mengisi perut mereka yang telah kosong sendari tadi. Menghadapi kenyataan juga perlu tenaga bukan?

Selesai makan, Sunoo membereskan segalanya. Berbeda dengan Junkyu yang kembali duduk di teras rumah. Masih memikirkan langkah selanjutnya.

"Lu ada masalah apa Jun?"

Sunoo duduk di samping Junkyu seperti tadi. Sekarang, Sunoo hanya akan menganggap Junkyu satu-satunya dunianya. Hanya Kim Junkyu. benar?

"Noo, kayaknya takdir kita sama." Sunoo mengerutkan dahinya, bertanya-tanya apa maksud dari kata sama Junkyu barusan.

"Gue kemarin malam juga ngelakuin itu."

Rahang Sunoo serasa berat, tak menyangka Junkyu juga mengalami hal yang sama dengannya. Namun Junkyu melakukannya dengan siapa?

"Haruto," ucap Junkyu singkat seolah tau apa yang dipikirkan Sunoo.

"Gue kemarin minum-minum sama Haruto. Pulangnya gue berasa tubuh gue panas banget. Sampai di kamar, gue udah nggak tahan. Ngelihat Haruto yang ngeliatin gue dengan wajah polosnya ngebuat gue jadi gila. Dan lu tau lah apa yang terjadi selanjutnya." Jelas Junkyu

Sunoo mengedipkan matanya berulang kali. Mencerna setiap kata yang Junkyu katakan.

"Kalo Haruto hamil gimana?" Pertanyaan itu membuat nafas Junkyu tercekat.

"Itu yang gue nggak tau..." Balas junkyu lirih.

"Lu nggak sadar saat ngelakuin hal itu Jun?" Junkyu mengangguk, membuat Sunoo bertanya tanpa suara 'kok bisa?'

Setahu Sunoo Junkyu orang yang toleransi alkoholnya tinggi. Yang berarti itu bukan karena dirinya mabuk.

"Firasat gue aja sih, keknya ada yang ngasih obat ke minuman gue."

"Lu tau siapa orangnya?" Tanya Sunoo

Junkyu menggeleng lemah, walau ada satu orang yang ada dipikirannya sekarang.

Jihoon?

Bukannya tanpa alasan. Tapi bukankah bartender bar itu cukup dekat dengan Jihoon? Mudahkan bagi Jihoon melakukannya?

Sunoo jadi memikirkan nasibnya lagi. Kalau Junkyu bersama Haruto nanti, lalu Sunoo bagaimana?

"Lu kabur setelah ngelakuin itu sama Haruto?"

"Lu sendiri juga sama kan.."

Okay, keduanya skakmat. Tidak dapat berbicara lebih lagi.

"Udah malam Jun. Tidur aja yuk." Akhirnya setelah hening dalam waktu yang lama. Sunoo mengajak Junkyu masuk.

Keduanya sedang tiduran di kasur. Dengan kondisi terlentang dan bersebelahan.

"Kalo gue meluk lu boleh nggak?" Tanya Sunoo

Junkyu mengangguk, memiringkan tubuhnya dan memeluk Sunoo. Hingga keduanya terlelap dalam kehangatan masing-masing.

🪐🪐🪐🪐🪐

Haruto bangun dari tidurnya, melihat sekitar. Sepi. Bukan ini yang di harapkan Haruto. Sungguh.

Air mata Haruto kembali meleleh, kini bukan isakan lagi. Namun tangis yang begitu kencang.

Hatinya sakit.

Berbeda dengan Sunghoon yang tampak terpaku di kasurnya. Menatap sticky note yang ditinggalkan Sunoo kepadanya.

Maaf ya.

Aku nggak bisa balas perasaan kamu. Maaf udah buat kamu jadi kayak gini. Aku pergi, jangan cari aku.

Sunghoon dengan tatapan dinginnya, bukannya tak mau menangis. Namun, ini terlalu sakit sampai air matanya tak bisa keluar.

Sunghoon meremas sticky note itu. Membuangnya sembarang arah. Memilih mandi dan berganti pakaian.

Menyiapkan semua barang-barangnya. Dan pergi ke kamar Haruto.

Sunghoon melebarkan matanya kala melihat temannya yang menangis. Segera menghampiri Haruto, membawa Haruto ke dalam pelukannya.

Haruto bukan pria yang lemah, Sunghoon tau itu. Namun kenapa Haruto menjadi hancur seperti ini?

Setelah tenang, Sunghoon mengambil air untuk Haruto. Haruto tampak tenang sekarang, hanya saja tubuhnya tampak tak bernyawa.

Sunghoon menatap Haruto iba. Pria itu masih telanjang, memperlihatkan banyaknya kissmark di tubuhnya.

"Siapa yang ngelakuin ini To?"

Haruto menunduk, enggan menatap Sunghoon. Seakan tau apa yang Haruto sembunyikan Sunghoon mengepalkan kedua tangannya erat.

"Kurang ajar." Desis Sunghoon.

Mulai sekarang, Sunghoon tidak akan pernah lagi mau berurusan dengan Kim Junkyu dan Kim Sunoo.

Kedua pria itu telah menghancurkan hidupnya dan Haruto.

Hanya ada sirat amarah dalam mata Sunghoon, sementara Haruto hanya menggambarkan kekecewaannya.

REALLY LOVE (KYUHARU&SUNSUN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang