02| Fallen Angel

11 1 0
                                    

Pagi hari dengan suara kicauan merdu burung-burung, berterbangan kesana kemari mencari makanan, sama halnya dengan manusia, bangun dipagi hari kemudian bekerja mencari nafkah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi hari dengan suara kicauan merdu burung-burung, berterbangan kesana kemari mencari makanan, sama halnya dengan manusia, bangun dipagi hari kemudian bekerja mencari nafkah. Hal ini juga merupakan rutinitas Sahara, gadis ini mulai membuka toko bunganya saat tepat pukul 8.30 pagi dan akan tutup pada pukul 22.00 malam.

Mulai dari menyapu lantai toko, membuka jendela guna mempersilahkan cahaya surya menyeruak masuk memberi kehidupan bagi bunga-bunganya yang cantik, mempersiapkan segala perlatan yang ia perlukan, menata kembali bunga-bunga cantik di luar tokonya, hingga menunggu pak Malin; pemasok bunganya setiap hari datang.

Tepat pukul 8.50 seperti biasa, pak Malin akan mengantar bunga pesanan Sahara sehari sebelumnya dengan mobil bak terbukanya.

"Neng ini bunganya saya taruh ditempat seperti biasa tah?"

"Iya pak, taruh diatas meja saja, nanti saya yang susun." Pinta Sahara

Setelah selesai meletakan bunga-bunga tersebut, Sahara memberi ongkos pada pak Malin. Sahara dan pak Malin sudah kenal cukup lama, mulai dari toko bunga Sahara resmi di buka, pak Malin awalnya adalah kenalan dari bunda Celine.

"Makasi ya pak, ini ongkosnya, oh iya besok saya pesan hanya dua ikat bunga tulip ya."

"Nggeh non, siap."

Setelah pak Malin pergi, kini tinggal Sahara dan teman-teman bunganya yang cantik. Sahara mulai membersihkan bunga-bunga tersebut, memotong sedikit ujung tangkainya, lalu meletakanya lagi ke dalam vas besar berisi air bersih. Pekerjaan ini memang benar-benar membuat saraf Sahara menjadi lebih tenang.

Ketika tengah asik dengan rutinitasnya, lonceng pintu masuk yang diletakan sahara pun perbunyi.

"Selamat datang, mau pesan bunga apa?"

"Loh, Yohan?"

Sahara kaget, sebab yang datang adalah Yohan, laki-laki baik yang sempat membantunya.

"Pagi Sahara." Yohan tersenyum begitu sumringah pada Sahara, entahlah mungkin mood anak ini sedang bagus.

"Pagi juga, Lo mau pesen bunga apa?"

"Hmm, tolong bouquet anyelir merah mudanya ya."

Anyelir? Warna merah muda? anyelir merah muda biasanya digunakan sebagai ungkapan rasa terima kasih, tetapi kepada siapa Yohan akan memberi bunga ini? Pikir Sahara terus dalam benaknya, sembari membungkus pesanan bunga Yohan.

"Nih udah siap, tapi mau dikasi siapa?" Tanya Sahara penasaran.

"Mau gue kasi ke Prof. Alin, beliau bakal pindah keluar kota hari ini." Jawab Yohan kemudian membayar bunga yang diserahkan Sahara sebelumnya

UNFULFILLED PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang