01| Sahara dan Kenangan

9 1 0
                                    

CW // mention of domestic violence.
TW // hars word; mental issue; violence.

"Bunda, kenapa mamah sama papah jahat banget ke Ara? Sahara lelah bun, Sahara pengen mati aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bunda, kenapa mamah sama papah jahat banget ke Ara? Sahara lelah bun, Sahara pengen mati aja."
***

Kematian memang hal yang lumrah bagi setiap makhluk ciptaan Tuhan, terutama manusia. Namun, kenapa umumnya manusia takut dengan kematian? Apa mereka takut akan meninggalkan orang terkasih, atau takut perlahan akan dilupakan seiring dengan badan mereka yang lapuk ditelan bumi.

Bayang-bayang akan kematian selalu saja menghantui pikiran Sahara, sudah beberapa kali dia mencoba mengakhiri hidupnya sendiri namun selalu gagal, karena Tuhan terlampau baik pada gadis ini.

Yang Maha Kuasa tak mengizinkan Sahara pergi sebelum waktunya tiba.

Sahara, gadis ini sejatinya tak mau hidup dengan kondisi mental hancur seperti ini, ia ingin sekali seperti gadis seusianya. Pergi berkencan, kuliah, punya mental yang sehat, orang tua yang selalu ada di sisi mereka, Sahara benar-benar iri.

Namun, takdir berkata lain pada Sahara. Tujuh tahun silam, saat usianya masih lima belas tahun, Sahara hidup dengan keluarga yang setiap harinya tak pernah akur.

Tak terhitung ribuan cacian telah ia dengar, pekikan mamanya ketika tangan besar papa menghantam pipi mulus mama bertubi-tubi tanpa henti, piring pecah atau apapun itu, hingga kini Sahara masih bisa mendengar suara-suara benda itu bergeming di kepalanya.

Perilaku papanya berubah menjadi bengis semenjak mama Sahara ketahuan selingkuh. Tak terhitung jumlah lebam di badan mama, pelipis robek, bengkak di mata. Setiap hari, Sahara selalu mendengar mamanya menangis sembari menelepon selingkuhanya itu.

Hingga, suatu ketika mamanya kabur. Wanita itu pergi meninggalkan Sahara dan adiknya; Riky, wanita itu pergi meninggalkan anak-anaknya dengan suami yang emosinya meledak-ledak.

Benar saja, setelah mamanya kabur, kini Sahara lah yang menjadi samsak tinju papanya. Riky selalu berusaha melindungi kakaknya, namun badan anak kecil mana mungkin menang melawan badan orang dewasa.

"Cewek jalang kamu."

"Sana susulin mama kamu, jadi lonte sana."

"Anak ga tau di untung, mati aja."

Hatinya sakit sekali mendengar papanya yang dulu sangat ia banggakan, kini memanggilnya dengan sebutan jalang.

Apa yang salah denganya? Yang selingkuh mama, kenapa Sahara dan Riky yang menanggung akibatnya. Apa semesta sebercanda ini mempermainkan dua orang anak kecil tak berdosa, yang menjadi korban kebengisan orang tuanya.

Saat itu karena kondisi keuangan keluarganya semakin parah, Sahara memutuskan berhenti bersekolah, ia bekerja demi menyekolahkan adik satu-satunya yang paling ia sayangi.

Apa yang bisa ia harapkan dari seorang ayah yang setiap malam pulang dengan keadaan mabuk?

Tidak ada, Sahara tak pernah bisa menggantungkan harapanya pada papa, bukanya harapanya terkabul, malah sebotol minuman keras menghantam tubuhnya.

Suatu ketika, saat ia muak dengan segalanya, ia putuskan kabur bersama adiknya. Meskipun sangat beresiko, tapi untungnya Sahara dan Riky berhasil kabur. Mereka membawa tabungan yang sudah dikumpulkan Sahara selama beberapa bulan, sampai terkumpul lima ratus dua puluh ribu rupiah.

Mereka memberanikan diri untuk pergi ke Kota, namun karena biaya hidup sangat mahal, uang mereka habis. Terpaksa mereka habiskan dengan luntang-lantung di jalanan selama seminggu, sampai Tuhan mengirimkan utusanya, seorang malaikat baik hati bernama Bunda Celine.

Bunda Celine adalah seorang biarawati sekaligus kepala pengurus di sebuah panti asuhan bernama Harapan Kasih, saat itu bunda Celine sangat kasihan melihat kondisi kedua bersaudara ini. Badan mereka begitu kurus dan lusuh, rambut acak-acakan, serta lebam di sekujur tubuh.

Biarawati baik hati itu pun mendaftarkan Sahara dan Riky di panti asuhan Harapan Kasih, pada tahun pertama memang sulit bagi Sahara dan Riky untuk beradaptasi dengan teman sebayanya, namun pada tahun ketiga semua berubah, senyum manis pun mulai terukir di kedua pipi bersaudara ini, bunda Celine sadar ini adalah senyum tulus.

Di panti asuhan ini lah, Sahara belajar bahwa semua manusia yang di ciptakan oleh Tuhan adalah istimewa, lihat saja Hugo, teman sebaya Sahara yang kehilangan indra penglihatanya, namun Hugo selalu ceria dan tetap berusaha membantu sesama dalam keterbatasanya.

Bunda Celine selalu mengatakan bahwa semua anak-anaknya adalah istimewa, sebab kita adalah ciptaan Tuhan. Mereka selalu diajarkan arti bersyukur dan berbagi.

Menurutmu apa anak-anak kucing yang lahir tanpa identitas ayah yang jelas adalah anak haram? Tentu saja tidak, karena mereka adalah ciptaan Tuhan, mereka suci tanpa dosa, hanya keaadaan yang memaksa mereka lahir dengan kondisi seperti itu.

"Tapi kita kan bukan kucing."

Selalu, selalu Sahara akan bertanya begitu apabila bunda Celine mengibaratkan anak kucing dalam percakapanya.

"Sahara, nak, itu juga berlaku pada manusia. Tak ada manusia yang terlahir dengan status haram, hanya statement masyarakat dan keadaan yang memaksa mereka menjadi seperti itu." Sembari mengelus pucuk kepala Sahara kecil.

Perlahan Sahara mulai sadar, ia berusaha bangkit dari trauma masa lalunya. Namun, semua ingatan buruk itu kembali ketika ia melihat sosok ibunya ditengah keramaian, wanita yang menelantarkannya dan adiknya bersama papa yang selalu memukul dan mencaci, kini Sahara melihat wanita itu; mama nya berjalan dengan seorang laki-laki berumur jauh lebih tua dari mama nya.

"Mama ternyata ngga akan pernah berubah ya."

Tubuh Sahara gemetar tak karuan, ia lari tunggang- langgang sebab kepalanya dipenuhi dengan ingatan masa lalu dan kebencian bertubi pada wanita itu.

Mendadak hujan turun, deras sekali. Sesampainya ia di taman, tepat disebrang jalan, Sahara duduk lalu memangis sejadinya. Menumpahkan segala kekesalan, sakit dan derita nya selama bertahun-tahun. Pertahanan yang ia bangun ternyata bisa runtuh semudah ini, ia terus menangis, bahkan tak ada yang peduli.

Hingga, seorang lelaki baik hati datang memayunginya, tak peduli jika ia turut kebasahan, ia tetap memayungi Sahara. Laki-laki baik itu bernama Yohan.

***

VAL NOTES:
-HALO GUYS!! Gimana? Apa menurut kalian cukup menguras air mata?
-aku harap cerita kali ini cukup rapi dan tertata supaya kalian tidak bingung saat membacanya.
- tetap semangat dan jaga kesehatan ya
-terimakasih sudah menyempatkan waktunya untuk membaca.

Salam hangat
Valereea Val

UNFULFILLED PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang