Agatha Sahara Dewi

22 3 1
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Deru suara hujan, gelap malam, desir angin seakan mengiringi air mata yang terus membanjiri kedua pipi gadis itu.

Bisakah Sahara disebut beruntung? Atau ia malah diabaikan tengah malam di taman kota sendirian, duduk dibawah lampu remang yang siap redup kapan saja, ibarat jiwanya yang siap redup kapan pun.

Hari itu tak banyak orang berlalu-lalang, sebab hujan deras mengguyur disepanjang malam.

Jika ada, mereka tak akan peduli tentang Sahara yang duduk sendirian di bangku taman dengan tubuh yang diguyur derasnya hujan.

Mereka sibuk memayungi diri sendiri, berlari kecil agar cepat sampai ke rumah.

Bagi Sahara, tak ada yang namanya rumah, ia tak tau definisi rumah yang sebenarnya. Sebab ia tak punya rumah untuk pulang atau sekedar berkeluh kesah tentang beratnya hidup hari ini.

Sahara tumbuh dan dibesarkan di Panti Asuhan, bersama seorang adik laki-lakinya.

Banyak hal yang ingin Sahara ceritakan pada kalian, tapi maaf, hari ini Sahara hanya ingin menangis saja.

Menangis dan berteriak ditengah derasnya guyuran hujan membuat hatinya sedikit tenang. Bagi Sahara, rasa cabikan derasnya hujan akan kalah degan rasa sakit yang mencabik-cabik hatinya.

"KENAPA HUJAN-HUJANAN?!"

Sahara terkejut mendengar teriakan seorang laki-laki, teriakanya tak kalah dengan derasnya deru hujan.

Laki-laki itupun mengambil payung dari bagasi mobilnya, ia berlari menghampiri Sahara yang duduk dibangku taman diseberang jalan.

Dengan cepat, laki-laki itu membuka payung dan memayungi Sahara agar ia tak lebih basah lagi, supaya badanya tak sakit terkena guyuran hujan.

Sahara pikir laki-laki itu cukup bodoh, atau dia kelewatan baik?

Ia merelakan payungnya untuk melindungi tubuh kecil Sahara, sedangkan dirinya membiarkan tubuhnya basah.

"Kenapa hujan-hujanan?" Tanya laki-laki itu lagi.

Hanya deru hujan yang terdengar, sebab Sahara hanya mematung tak menjawab pertanyaan laki-laki itu.

Tetapi, laki-laki itu tak meninggalakan Sahara. Ia tetap memayungi Sahara, menunggu Sahara menjawab pertanyaan yang ia lontarkan lima menit lalu.

Sahara menghembuskan napas kasar, "lo sendiri ngapain hujan-hujanan, kan ada payung."

Laki-laki itu tertawa kecil, "ngga tau, ga adil aja rasanya liat lo duduk sendirian sambil kehujanan, sedangkan gue duduk didalem mobil dengan keadaan hangat."

Sahara hanya mengerutkan dahinya. Sebenarnya konsep apa yang dipikirkan oleh laki-laki ini. Bukanya manusia itu terlalu individual ya?

"Udah, jangan liatin kayak gitu. Yuk gua anter pulang." Tawar laki-laki itu kini.

Sahara setuju dengan tawaran laki-laki itu, ia rasa laki-laki itu adalah seseorang yang baik.

Laki-laki itu membukakan pintu mobil, lalu memberi Sahara handuk supaya dapat menghangatkan tubuhnya.

"Tempat tujuannya kemana?"

Sahara kemudian memandu ke sebuah toko bunga kecil, toko bunga itu adalah milik Sahara. Dibangun dengan kerja keras luar biasanya, ditambah bantuan bunda Celine.

Nanti, akan Sahara ceritakan perihal sosok malaikat baik hati ini.

Meski toko bunganya bukan rumah, tapi cukup untuk melindungi Sahara sehingga tak kehujanan dan kepanasan.

"Disini aja, makasi ya tumpanganya. Maaf lo jadi ikutan basah." Ucap Sahara pada laki-laki itu sebagai tanda terimakasih.

"No problem."

"Oh iya, kenalin Yohan Bhatara Wijaya," ucap laki-laki itu sembari menjulurkan tanganya kehadapan Sahara.

"Agatha Sahara Dewi." Balas Sahara

Sahara kini tau, laki-laki baik hati ini bernama Yohan. Tentu saja, ia akan mengingat bantuan Yohan malam ini.

"Maaf lancang, tapi gue boleh minta nomor telepon lo? Tanya Yohan, tak lupa ia memberi ponselnya pada Sahara.

Tak masalah bagi Sahara, kemudian ia memberi nomor ponselnya pada Yohan.

"Makasih."

"Iya, hati-hati dijalan."

Yohan kemudian melajukan mobilnya, meninggalkan toko bunga Sahara, tetapi sebelum itu, tak lupa ia memberi lambaian tangan.

Bukan pertanda perpisahan, tapi tanda harapan, agar ia bisa bertemu kembali dengan Sahara.

***

VAL NOTES:

Agatha Sahara Dewi (22)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Agatha Sahara Dewi (22)

-Halo semua, kenalin aku VAL
-ini pertama kalinya aku bikin cerita, aku harap kalian suka ya, aku harap cerita ini nanti bakal banyak peminatnya.
-Mohon maaf, kalau tulisanya nggak rapi, dan banyak kesalahan saat menggunakan tanda baca
-I hope you enjoy, terimakasi karena sudah mau mampir

-Salam hangat
Valereea Val

UNFULFILLED PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang