RINDU - 5

64 51 28
                                    

    Alfa dan Rindu sudah sampai dirumah. Mereka berdua masuk ke dalam rumah lalu meletakkan belanjaan dan Rindu mengeluarkan cemila-cemilan yang ia beli tadi.

"Lama banget sii kalian" ucap Geo dengan tangan yang sudah memegang bungkus cemilan dan mulut yang sedang mengunyah.

"Jangan-jangan lu ngapelin Rindu dulu ya Al" tuduh Geo pada Alfa.

"Kalo Rindu-nya mau udah gue apelin Ge" balasnya dengan sedikit menggoda Rindu.

   Rindu pun menoleh, matanya melotot mendengar ucapan Alfa barusan.

"Dih pacar aja bukan" ucapnya tidak terima.

"Yaudah pacaran yuk" jawab Alfa yang membuat seisi ruangan terdiam tidak percaya dengan apa yang diucapnya barusan, enteng banget Alfa ngomong gitu.

"Wihh gercep juga lu Al" ucap Geo.

"Tuh diajak pacaran sama Alfa" goda Dian pada Rindu dengan menaik turunkan alisnya.

"I-ih apaan si" jawab Rindu sedikit gugup

"Tuh kan lo gugup jawabnya" godanya lagi.

"E-enggak kok biasa aja" ucap Rindu yang dilanjutkan menoleh kepada Alfa.

    Alfa hanya tersenyum simpul membalas tatapan Rindu. Entah apa yang dipikirkan lelaki itu, hingga begitu mudah untuk mengajak pacaran.

"Kalo suka perjuangin!" Sambung Barra si kulkas berjalan itu.

"Pasti bro!" Jawab Alfa dengan entengnya.

"Udah-udah mending kita kerjain tugasnya aja"
   
    Rindu berusaha mengalihkan topik pembicaraan yang jika dilanjutkan mungkin akan membuatnya salting.

    Lalu mereka ber-5 pun mengerjakan tugas itu dengan sungguh-sungguh, tidak menggoda Rindu ataupun Alfa lagi. Mereka mengerjakan tugas selama 2 jam dan selama itu juga Alfa yang mengerjakan dengan sesekali memperhatikan Rindu.

     Tatapan Rindu tidak sengaja bertemu dengan tatapan mata Alfa. Entah tatapan apa yang diberikan oleh Alfa, namun dapat membuat Rindu sedikit salting, ia segera memalingkan wajahnya. Alfa hanya tersenyum simpul melihat tingkah Rindu, senyum yang tidak dapat diartikan.

     Setelah tugas itu selesai, mereka pulang ke rumah masing-masing. Kini Rindu berada didalam kamarnya, ia merebahkan dirinya di atas kasur dengan menatap dinding-dinding langit, entah apa yang sedang ia pikirkan.

   Tiba-tiba saja wajah Alfa yang tersenyum aneh muncul dibayanganya. Rindu mengingat ucapan dan tingkah laku Alfa kepadanya tadi.

"Duhh kenapa gue jadi mikirin dia sih" ucapnya membuyarkan lamunan.

"Masa sih gue suka sama dia"

"Gak mungkin, dan gak boleh!"

"Gue kan benci banget sama dia"

"Nanti kalo gue ketauan suka, pasti gue diejek"

"Aghh enggak, gue gak suka sama dia"

"Cowok songong gitu"

    Sedari tadi Rindu berbicara sendiri. Bertanya dan menjawab pertanyaannya sendiri, sudah seperti orang gila bukan.

    Disisi lain, sepulang dari rumah Rindu Alfa dan kedua sahabatnya tidak langsung pulang kerumah, mereka nongkrong diwarung mang Dadang.

    Warung mang Dadang memang sering dibuat tempat ngumpul mereka, bukan hanya mereka saja tapi ada banyak teman-teman Alfa yang lain. Banyak juga anak-anak sekolah lain yang main dan nongkrong di warung mang Dadang.

RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang