Seorang perempuan mendecak beberapa kali dengan penghapus di tangannya, "ARGHHH!" meledak juga akhirnya.
Niken mengumpat pelan karena sedikit terkejut, ia berjalan mendekati temannya itu, "Kenapa Nom?" Tanya Niken sambil menepuk pundak Nomi dengan pelan. Aurora Nomi Maharani, paling gak suka di panggil Aurora katanya. Ini kocak banget sih orangnya, humoris gak ketolong. Stoberi adalah buah yang paling dia suka dan paling dia gak suka. Ah, yang paham paham aja deh.
Dengan wajah lesu Nomi menjawab, "Ini dari tadi beda terus jawabannya sama Aleisha," Lebih lengkapnya Aleisha Kimmy Lusveana, dia juga temen dekatnya Niken. Aleisha duduk sebangku dengan Nomi.
Aleisha nyeletuk, "Ih kok nyontek sih?" Ujar Aleisha tak terima.
Nomi berdecak kembali, "Mau nyocokin doang lo, biar tau salahnya dimana, jeg." Jawab Nomi. Terdenger ada logat Balinya.
Kira-kira begitulah yang akan terjadi kalau kalian mencari jurusan Akuntansi pada Sekolah Menengah Kejuruan. Balance udah jadi prioritas utama, no debat.
Niken melirik pada hasil yang di dapat oleh Aleisha, dahinya mengkerut, "Ih kok segitu sih?" Ujarnya tak terima. Ia meraih bukunya dan menunjuk kepada kedua orang itu, "Aku dapet segini lho, salah dimananya ya?" Tanya Niken. Rada-rada pasrah deh kalo udah beda-beda gini.
Aleisha tak ingin berdebat, "Coba tanya Anggun deh." Akhir Aleisha.
Anggun Putri Pradnyaswari, dia teman sebangku Niken. Orangnya pinter banget, public speakingnya itu lo, heran apa ya isi otaknya.Niken beralih membawa bukunya ke arah Anggun, "Kamu dapet berapa Nggun?" Niken memperlihatkan bukunya, "Segini bener gak?" Tanyaku berharap penuh.
Anggun melihat buku itu lalu menggeleng, "Beda, punyaku seratus tiga puluh empat juta." Jawab Anggun.
"Nah iya kan, aku juga dapet segitu" Celetuk Aleisha tiba-tiba.
Perdebatan mereka berhenti karena mendengar bunyi bel istirahat.
Niken berdecak kesal, "Ntar aja deh, Nom kantin yuk." Niken jadi ikutan stres.
"Yuk deh," Jawab Nomi.
Mereka berdua pun pergi ke kantin sekolah untuk membeli makanan. Mata tajam Niken menangkap seorang laki-laki yang juga ingin pergi ke kantin bersama temannya. Mata mereka tak sengaja bertemu, hingga Niken yang mengalihkan pandangan terlebih dahulu.
Entah apa yang di pikirkan oleh Nomi saat di perjalanan. Tadi ia sempat berkata ingin membeli siomay pada warung Buk Weti, tapi setelah sampai di kantin ia malah sibuk mencari ayam yang paling besar pada ayam geprek di warung Buk Tia.
Seakan sadar karena ada hal yang aneh, Nomi tersentak pelan, "Eh kan aku mau beli siomay, kok malah milih ayam geprek sih." Ujarnya. Nomi dan Niken pun tertawa terbahak-bahak. Cringe sekali.
Sekarang Niken, Nomi dan Aleisha berada di Bank Sekolah untuk menabung. yaa, walaupun cuma goceng goceng tapi pasti nanti akan semakin banyak. Tapi kalau rajin, kalau malas nabung seperti Niken, ngga tau deh kapan banyaknya.
Nomi menyenggol Niken pelan, "Khe gak nabung?" Tanyanya. Niken menggeleng, "Besok deh, uangku sisa dua ribu." Jawab Niken. "Aku bekel dikit hari ini," Lanjutnya. Nomi mengangguk saja.
Aleisha menandatangani secarik kertas, "Ini ya kak," Lalu di terima oleh kakak yang berada di depannya. Kakak itu mengangguk dan tersenyum.
Saat ingin kembali ke kelas, mereka bertiga bertemu kembali dengan seorang laki-laki yang tadi sempat di lihat oleh Niken. Bedanya mereka berjalan dengan anak-anak cowok kelas Niken juga. Pandangan Niken kembali bertemu dengan laki-laki itu. Dari dekat parasnya sangat tampan. Mata yang indah dan di padukan dengan bulu matanya yang lentik. Sempurna bak bidadara surga.
Berpapasan lalu berlalu dengan arah tujuan masing-masing. Niken ingin tau siapa namanya. "Eh kalian kenal gak sih sama yang jalan paling depan tadi?" Tanyanya agak penasaran.
Aleisha menyahut, "Kenal, kalau gak salah namanya Rana, anak kelas sebelah."
Rana Adnyana Putra Wijaya
Laki-laki sederhana namun parasnya sangat memikat banyak perempuan. Selalu terlihat ceria dan ramah kepada semua orang. Hal inilah yang membuat Niken tertarik pada Rana. Susah dijelaskan dengan kata-kata. Tak sedikit orang yang pingsan melihat senyumnya, haha. Sangat manis.Nomi melihat ke arahku, "Suka khe?"
Alih-alih menjawab, Niken hanya tertawa pelan dan mengendikkan bahunya acuh.
Suka? hm? Niken membatin."Tapi katanya dia lagi suka sama teman sekelasnya lho," Ujar Aleisha dengan nada-nada gosip.
Niken hanya mengangguk ngangguk saja. Seperti tidak peduli namun sedikit mengusik pikirannya.
Tak ada suara setelahnya. Mereka terdiam berkalut dengan pikirannya masing-masing hingga sampai di kelasnya. Niken itu tipe perempuan yang susah di tebak isi hati dan pikirannya. Ia menyukai tantangan. Sifatnya akan sangat berbeda saat benar-benar bucin pada seseorang.
haiiii
gimana kabar kalian hari ini?
hiatus dua tahun dengan segala wara were dunia oren akhirnya aku balik lagi, yeaaaaay. balik tiba tiba gini lumayan agak kaku yaaa wkwk.
"kakak kemana kok ilang?"
- gak ilang kok, masih di siniaku harap kedepannya kalian gak benci Niken ya wkwk, apapun yg terjadi
trimakasiii banyaaak bangeeet semuanya, aku sayang kalian ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
for us [end]
Teen Fiction"Pasti sakit kepalanya tidur di meja ngga ada alas," Ujar seseorang dengan raut khawatirnya. Apa yang kalian pikirkan tentang kisah seorang perempuan yang berjuang untuk mendapatkan pujaan hatinya? Murahan? Gatal? Nekat? Itu sempat dirasakan oleh N...