II

211 25 1
                                    

  Di ruang kerjanya Geovano melirik berkas-berkas dimejanya, Geovano lumayan pusing dengan keadaan nya sekarang.

Akibat masalah istrinya minggu lalu dipesta ulang tahun Count Launs, Geovano harus sibuk menghitung kerusakan pesta untuk membayar kerugiannya.

Belum lagi gosip yang beredar tentang kelakuan Adelaide." Hufft.." helaan nafas terus terdengar diruangan sunyi itu.

Sepertinya benar dirinya harus menceraikan Adelaide, karena perempuan itu akhir-akhir ini tidak bisa dikendalikan. Geovano tidak pernah suka dengan kelakuan istrinya yang mulai berubah, kenapa sikapnya itu jadi begitu.

Jika bukan karena paksaan mendiang sang ayah untuk segera menikah dan meneruskan keturunan, Geovano tidak akan menikahi perempuan mana pun. Ia sudah terlalu suka dengan medan perang.

TOK

TOK

TOK

  Ketukan dari pintu mengalihkan fokus Geovano yang sedari tadi ternyata melamun, mengindentifikasi bahwa yang diluar adalah tangan kanannya Reon.

Setelah diberi ijin, Reon memasuki ruangan dengan membawa berkas. "Hormat kepada Grand duke," hormat Reon, Geovano mengangguk menandakan dia boleh melanjutkan.

"Beberapa hari ini Grand duchess Adelaide tidak melakukan hal-hal aneh lainnya, beliau hanya bermain dengan nona muda dan menolak semua jamuan minum teh." Reon mulai menjelaskan tentang keseharian Adelaide atas suruhan tuan nya itu.

Geovano berdehem. "Apa kau mendapatkan apa yang aku mau?" Reon teringat dengan berkas yang ada ditangannya, itu adalah bukti atas kejadian seminggu lalu.

"Saya mendapatkannya tuan. ini," Reon menyerahkan berkas tersebut ketangan Geovano, Geovano membaca isinya.

"Dari bukti yang didapatkan, ternyata minuman Nyonya Adelaide telah di tukar dengan alkhol. Nyonya tidak mengambil alkohol melaikan jus jeruk, namun saat akan mengambil kue ada seorang pelayan yang menukar minumannya." Lanjut Reon, geovano mengerutkan alis pertanda bingung.

Siapa yang berani berencana mempermalukan kediaman Grand duke, walaupun Adelaide selalu membuat masalah itu tidak lebih di dalam kediaman.

"Tapi belum ketauan siapa yang memperintahkannya tuan." Reon aneh mengapa susah menemukan pelaku dibalik insiden minggu lalu itu.

"Kalau begitu cari lebih banyak, sepertinya mereka ada sangkut pautnya dengan orang kekaisaran." walaupun Grand duke setia kepada kekaisaran tidak heran jika kekaisaran mengarahkan bidak caturnya ke kediaman Grand duke, sepertinya kekaisaran mulai merasa terancam dengan rumor bahwa Grand duke lebih kuat dari kekaisaran.

Kekaisaran tidak suka jika bidak catur lebih kuat dari pemiliknya.

"Baik Tuan." Reon membungkuk lalu kemudian pergi dari ruangan Sang Grand duke.

Adelaide berjalan menuju ruangan Grand duke, dia akan meminta ijin untuk keluar dari kediaman. Sudah jenuh selama seminggu ini dia hanya berkeliling kediaman, Adelaide berencana akan bermain di pasar bersama Chloe.

Adelaide sempat bingung, mengapa didepan ruangan Grand duke tidak ada pengawal satu pun. Bukankah ruangan ini sangat rahasia? Padahal dalam ingatan Adelaide yang asli selalu ada penjaga yang berjaga.

Saat akan mengetuk pintu ruangan, seorang pemuda keluar dari dalam. Melihat bahwa didepannya ada Grand duchess, Reon segeran membungkuk memberi hormat. "Reon menyapa Grand duchess."

Adelaide terkejut sejenak dan mengingat kalo dia adalah tangan kanan Geovano, kemudian ekspresinya kembali seperti biasanya. "Oh Reon?, apakah Grand duke ada didalam?" Tanya Adelaide sopan.

Reon mundur karena jaraknya terlalu dekat, setelahnya pria itu menjawab dengan dingin "benar nyonya Grand duke ada didalam" mendengar balasan dari Reon, Adelaide mengangguk mengerti.

"Kalau begitu aku akan masuk kedalam." Adelaide berjalan kearah pintu, tapi sebelum sampai membuka kenop pintu.... Reon mencegahnya.

"Maaf nyonya, biar saya tanya terlebih dahulu kepada Grand duke." ucapnya, Adelaide menekuk wajahnya tak suka... susah sekali cuman ingin main saja. "Yasudah cepat jangan lambat." kata-kata yang tadinya sopan kini berubah jadi ketus.

Reon kembali memasuki ruangan dan tak lama kemudian pria itu keluar. "Silakan nyonya, Grand duke telah mengijinkan." Reon membukakan pintu untuk Adelaide lewat.

Setelah masuk kedalam, pintu kembali ditutup dari luar.  Adelaide menoleh kaget, Niatnya memang akan menemui Grand duke secara pribadi bahkan ia tak membawa Amy, tapi kenapa pintunya harus ditutup juga.

Merasa ada yang menatapnya tajam, Adelaide menoleh kikuk. Disana dibalik meja kebesarannya, Grand duke tampak berwibawa dan tampan. Dengan rambut berwarna hitam dan bola mata berwarna biru langit persis seperti Chloe persi laki-laki dan Theo persi dewasa, jangan lupakan rahangnya yang tegas, pundak yang tegap, dan dada yang bidang, dan kaki. Semuanya seperti keluar dari sebuah dongeng.

Walaupun melihat keindahan didepannya, ekspresi Adelaide dibuat sesantai mungkin. Ingat! Ia adalah wanita terhormat, yang tak akan tergoda dengan ketampanan.

"Ada apa?" Geovano bertanya tanpa mengangkat wajahnya dari berkas yang telah ia kerjakan lagi. Adelaide memutar bola mata nya, sok sibuk sekali orang didepannya ini.

"Aku dan Chloe akan keluar." balas Adelaide tanpa bertele - tele, Geovano mengangkat wajahnya.

"Terserah." ucapnya acuh, Adelaide menekan kesenangan di hatinya. Akhirnya ia bisa jalan-jalan keluar, Chloe pasti senang juga saat mengetahuinya.

Saat Adelaide melangkah ke arah pintu, wanita itu kembali berbalik. Ia lupa, bahwa uang Adelaide sudah habis entah kenapa. Adelaide memberanikan diri mendekat ke arah Geovano, Geovano yang merasakan bahwa wanita yang ada di sebrangannya ini tidak pergi menatap dingin ke arah Adelaide.

"Emm... aku ingin meminta satu hal lagi kepada mu, uangku sudah habis. Jadi aku minta uang lagi."  pinta Adelaide ragu, ia berusaha tersenyum walau terlihat kaku.

"Reon!" Geovano memanggil Reon yang masih menunggu di depan ruangannya. Reon masuk setelah mendengar panggilan tuannya.

"Ya tuan?" Tanya nya setelah membungkuk hormat, apakah dia tidak sakit karena selalu membungkuk. untung Adelaide tidak harus membungkuk kepada siapa pun, mungkin hanya kepada keluarga kekaisaran saja.

"Berikan Dia 100 koin emas." perintah Geovano, Setau Adelaide di kekaisaran Goldwater koin emas adalah mata uang di kekaisaran ini.

Saat Adelaide membaca di perpustakaan kemarin karena bosan, ia menemukan bahwa di benua ini terbagi menjadi lima kekaisaran kuat dan beberapa kerajaan kecil. Dari kelima kekaisaran Goldwater menjadi kekaisaran terkuat ke-2 setelah Argoster.

Sepertinya ia harus cepat-cepat menemukan Amy yang tadi ia tinggal bersama Chloe.

Halo reader's👋 seperti biasanya aku mau nanya. Gimana part hari ini? Terlalu pendekkah?

Spam coment "Next" di sini ya,biar aku semangat👉

Jangan lupa votment ya,karena votment kalian penyemangat buat aku!! Maksa nih ya😋

Septiana
23-12-2023

Tekan bintang dibawah ya!!

Time Travel Of KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang