voment adalah sebuah kewajiban hehehehe
🧸🧸🧸
Bermula dari kelas XI MIPA 2 yang Ale temukan definisi rumah ternyaman baginya. Rumah yang begitu Ale sayangi. Ia senang berada di lingkungan ini. Ia juga bangga bisa bersekolah di SMA Trisatya yang persaingannya ketat bukan main untuk bisa masuk ke sekolah ini.
Berteman dengan anak-anak XI MIPA 2 membuat Ale sadar bahwa sifat manusia itu memang beragam. Dan akan bisa jadi satu jika semua orang menerapkan rasa saling menghargai dan menghormati.
Dan Ale rasa, perasaan itu benar-benar diterapkan di kelasnya.
"BAPAK BAPAK IBU IBU SEMUANYA YANG ADA DISINIII," Biyel teriak dari bawah papan tulis, sambil ngegulung buku trus dijadiin mic.
"MARI KITA GOYANGGG! HOA HOEE," balas Abim ikutan kompor.
Komputer yang ada di dalam kelas memutarkan lagu Rungkad, lagunya Happy Asmara. Hal itu membuat kelas tambah ramai, apalagi kalau Biyel sama Abim yang jadi biduannya.
"Saiki aku wes sadaarrrr, terlalu goblok mencintaimuu. Rungkad entek-entekan," nyanyi Biyel semangat sambil menggoyangkan pantatnya heboh.
Abim berjalan menghampiri siswa lain yang sedang duduk di tempatnya masing-masing, meminta saweran. "Ayo pak bu sawerannya. Kasihan temen saya udah capek ternak lele tapi nggak untung-untung,"
"Ih gantilah lagunya, lagu apaan. About You nya The 1975 dong," pinta Nindy sambil menunjukkan spotify di ponselnya.
"Nggak boleh, ini aja enak bisa dibuat goyang," balas Wahyu sambil ngeledek Nindy.
"Dih apasih nyebelin banget!"
Sekarang sedang jamkos dan anak kelas mulai pada bosen. Yang dari tadi berisik tuh cuma Abim, Biyel sama Wahyu doang. Yang lainnya paling ngegibah sendiri atau mabar ML di pojokan.
Nah, kalau Agatha, Yuki, Jenna, sama Ale lagi asik main kartu remi. Sebenernya Ale nggak ikutan main karena dia nggak paham cara mainnya, jadi dia cuma nontonin sambil makan bekal.
"Wooo babi ternyata lo yang punya AS keriting gue," sungut Agatha saat Yuki membuang kartu.
Yuki nyengir. "Gue tau lo cuma kurang AS doang."
"Iyalah. Ga bakal 41 sih ini," balasnya sedih.
Jenna ketawa. "MAMPUSINNN AHAHA. Gue tau Yuki ngumpulin love. Ngaku lo!"
Yuki memberengut kesal. "Apasih nggak. Sok tauu," padahal benar ia mengumpulkan love.
Ale yang nggak paham sama permainan mereka cuma menggaruk kepalanya yang nggak gatel. "Jelasin dong."
"Pokoknya ini tuh harus ngumpulin kartu yang sejenis, totalnya harus 41. AS, J, Q, K atau 10. Nah J, Q, K itu nilainya juga 10. Tapi tetep yang paling tinggi K," jelas Jenna berbaik hati. Sebenernya dari tadi mereka udah pada ngejelasin Ale cara mainnya gimana, cuma otak cewek itu lagi males mencerna.
"Ah elah emang dasarnya lo aja yang nggak bakat main kartu," Agatha menyentil kepala Ale.
"Gue bingung deh. Lo pinter pelajaran tapi nggak mudeng cara main kartu remi??" Yuki heran.
Jenna cuma ketawa aja. "Eh Le lu nggak mau cari cowo baru apa?" Jenna kepikiran aja pengen tanya ini. Soalnya Ale betah banget jadi jomblo, yaaa walaupun Jenna juga jomblo tapi setidaknya kan ada orang yang disukai.
"Ada apaan nih cowo baru, cowo baru," tiba-tiba Abim nongol sambil pake mukena. Pasti Abim nyolong dari loker yang nggak dikunci.
"Abim lo kayak emak gue deh," Biyel ketawa nggak berdosa.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAIRO
Teen FictionBahkan Kalea Jasmeen sendiri tidak akan menyangka bahwa ia akan jatuh cinta pada pemilik nama yang menurutnya keren dan unik itu. Ternyata pemilik nama itu adalah Kairo Khaldean, cowok pendiam dari kelas sebelah, yang nantinya akan mengantarkan cew...