PART 4

18 1 1
                                    

Tahta mengambil sebuah buku dari rak buku,yakali rak sepatu.

Tahta membaca sampul judul buku itu. Dari judulnya saja sudah membuat Tahta merinding.

'Tersiksa Ajal karena Durhaka kepada orang Tua'

Tahta membuka buku itu. Ia duduk di meja belajar untuk kemudian tenggelam dalam dunia tulisan.

                          ********
Sebuah cerita yang begitu terkenal dikalangan umat Islam.

Bukan sebuah dongeng melainkan kisah nyata yang terjadi di masa lalu untuk dipelajari oleh ummat Islam di zaman sekarang.

Al-Qomah adalah seorang pemuda yang kesehariannya selalu beribadah, berpuasa, dan tak lupa pula untuk bersedekah.

Al-Qomah begitu perhatian terhadap ibunya yang semakin tua.

Hingga akhirnya ia menikah dengan seorang wanita. Sejak hari itu perlahan perhatiannya mulai berkurang.

Kini perhatian Al-Qomah teralihkan kepada sang istri. Dan tanpa disadari Al-Qomah, sang ibu merasa sakit hati karena anaknya kini justru lebih perhatian kepada sang isteri daripada dirinya.

Suatu ketika, Al-Qomah sakit keras dan sakitnya itu membuatnya ia sakaratul maut.

Namun satu hal yang sangat mengherankan, Al-Qomah yang ahli ibadah itu tak mampu mengucapkan kalimat syahadat. Mulutnya terasa kaku tak dapat mengikuti lantunan talqin yang dibimbing istrinya. Al-Qomah tersiksa di sakaratul maut.

Sang istri yang mendapatkan hal itu segera menemui Rasulullah. Ia menceritakan hal itu kepada Rasulullah.

Rasulullah dan para sahabat pun berdatangan ke rumah Al-Qomah. Sesuai apa yang dikatakan si istri, Al-Qomah tersiksa ajalnya.

Rasulullah dan sahabat mencoba membimbing Al-Qomah untuk membaca kalimat syahadat. Namun Al-Qomah tetap tidak bisa mengikuti.

"Apakah Al-Qomah memiliki ayah dan ibu yang masih hidup?"tanya Rasulullah.

"Ayah Al-Qomah telah meninggal dunia. Tetapi Al-Qomah masih memiliki ibu yang sudah renta"jawab salah satu sahabat.

"Kalau begitu sampaikan salamku pada ibunya. Mintalah ia datang kesini. Jika ia tidak bisa datang maka aku yang akan mendatanginya"

Seorang sahabat pun pergi menemui ibu dari Al-Qomah. Sang ibu pun segera datang menghadap Rasulullah.

"Wahai ibu, apakah engkau mengetahui mengapa hal seperti ini terjadi pada anakmu? Apakah Al-Qomah pernah menyakiti orang lain?"

"Ya Rasulullah, sesungguhnya aku murka kepada anakku. Dia lebih memperhatikan istrinya daripada diriku. Dia mengabaikan ibu yang melahirkannya dan lebih menuruti istrinya. Sungguh aku sakit hati wahai Rasulullah"

Rasulullah pun paham bahwa apa yang menimpa Al-Qomah disebabkan oleh ibunya yang sakit hati.

Rasulullah membujuk ibu Al-Qomah untuk memberi maaf kepada anaknya. Namun sang ibu yang sudah sakit hati itu bersikukuh enggan.

Akhirnya Rasulullah pun memerintahkan kepada para sahabat untuk mengumpulkan kayu bakar dan meletakkannya disekitar Al-Qomah.

Rasulullah menyalakan api, hendak membakar kayu bakar sekaligus Al-Qomah.

"Wahai Rasulullah, apa yang hendak engkau lakukan?" tanya sang ibu risau.

"Ketahuilah Al-Qomah sangat menderita karena engkau tidak memaafkannya. Aku hendak membakarnya agar nyawanya bisa keluar"

"Jangan ya Rasulullah. Apakah engkau tega melakukan hal itu didepan diriku? Apakah engkau tidak memikirkan perasaan seseorang ibu yang melihat anaknya dibakar didepannya?"protes sang ibu.

Tetesan Embun ImanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang