PART 2

30 3 0
                                    

Tahta berjalan pulang ke rumah. Ia memikirkan apa yang terjadi pada dirinya.

Apa yang sebenarnya ia rasakan?

Tahta kamu hebat, ucapan Ninda teringat jelas di benaknya.
Selama ini ia sudah banyak menerima pujian dari orang lain. Namun baru kali ini ia merasakan perasaan aneh ini

"Kok jadi kepikiran ya.."gumam Tahta.

"Ninda itu kalau di pikir-pikir pintar, baik,ternyata cantik juga ya..."

Ninda itulah yang kini berada dalam pikiran Tahta.

"Astaghfirullahal Adzim" Tahta beristighfar. Cepat-cepat ia buang pikirannya tentang Ninda.

Tahta pun mempercepat langkahnya. Sepuluh menit berjalan akhirnya ia sampai di rumah.

Tahta pun melepas ikat sepatu guna melepaskan sepatu. Setelah itu ia masuk ke dalam rumahnya.

"Assalamualaikum ummi"

"Waalaikumsalam"
Tahta terkejut mendapati yang menjawab salamnya bukan ummi melainkan Ninda dan mamanya–Tante Rani.

"Eh.. Tahta kok baru pulang? Ninda saja sudah dari tadi"

"Iya Tante soalnya tadi ketiduran di kelas hehehe"

"Owalah"

"Iya ma. Tahta sering tidur di kelas tapi nilainya selalu bagus.kayaknya Tahta dapat ilmu dari tidur Ma"

Tahta hanya tersenyum. Ia tak tahu apa maksud ucapan Ninda. Entah itu memuji atau mengejek. Tapi yang jelas perkataan Ninda membuat jantungnya bekerja tak normal.

"Eh mas Tahta sudah pulang rupanya. Ganti baju dulu sana" ucap ummi yang baru saja datang dari dapur membawa minuman.

"Iya ummi" balas tahta lalu berjalan menuju kamar. Semampai di kamar, Tahta mengganti baju lalu berbaring sambil membaca buku.

Beberapa saat kemudian Tahta mendengar sayup-sayup suara Ninda dan mamanya pamit pulang.

Setelah memastikan bahwa mereka sudah pulang Tahta keluar kamar.

"Ninda sama Tante Rani kenapa kesini?"

"Anu.. Tante Rani bicara soal hajatan. Katanya adiknya mau menikah. Makanya ummi diajak bantu-bantu"

"Oh gitu"setelah bertanya, akhirnya Tahta kembali ke kamar.

Saat ini ia ingin melakukan satu hal yang sangat ia sukai yaitu.... tentu saja'TIDUR'.

                          ******

Pukul tiga sore, Tahta terbangun dari tidurnya. Ia pun bersiap untuk sholat ashar.

Selesai bersiap ia melangkah menuju masjid.

Belum ada orang yang hadir di masjid. Sementara itu suara adzan dari tempat lain sudah terdengar.

Tahta diam menatap tempat imam. Selama ini ia sudah belajar tentang adzan dari sekolah dan madrasah. Namun belum sekali pun ia mempraktekkannya.

Akhirnya ia pun mendekati mic, lalu menyalakannya.

"Allahu Akbar Allahu Akbar"
"Allahu Akbar Allahu Akbar"

Tahta adzan untuk yang pertama kalinya. Suaranya yang merdu mengumandang ke seluruh penjuru mengajak untuk sholat menghadap
Allah.

"Laa Ilaaha Illallah" Tahta mengakhiri adzan.

Tahta duduk lalu mulai melantunkan sholawat. Suaranya yang begitu indah membuat siapapun yang mendengarnya merasa hatinya tenteram.

Tetesan Embun ImanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang