PART 1

35 3 0
                                    

12 tahun sesudahnya.....

Seorang anak laki-laki berusia dua belas tahun nampak terbuai oleh tidurnya diatas kasur. kasur yang begitu empuk dan hawa pagi yang begitu dingin membuatnya enggan untuk bangun.

Padahal matahari sudah mulai meninggi menandakan bahwa jam pelajaran pertama sekolah akan segera dimulai.

Kreett...suara pintu dibuka terdengar. Muncullah seorang wanita yang tak lain adalah ibu dari anak tersebut.
"Mas Tahta,bangun sudah siang. sekolah yuk" ujar wanita tersebut lembut kepada Tahta, anaknya.

"Ah...nanti dulu mi...aku masih ngantuk" jawabannya.
"Oh kalau begitu nggak ummi kasih uang jajan seminggu ya"

Mendengar hal itu Tahta langsung membuka kedua matanya. ia langsung bangkit dan berjalan menuju kamar mandi.

"Iya ummi..Tahta mandi nih terus berangkat sekolah" ucap Tahta beranjak.

Akhirnya Tahta menuruti ummi walaupun sebenarnya ia malas berangkat sekolah hari ini.

Yah daripada nggak dapat uang jajan seminggu, batinnya.

Setelah mandi dan sarapan,Tahta pun berangkat sekolah. Biasanya ia diantar oleh Abi. Namun hari ini ia harus berjalan kaki sendiri karena Abi sudah berangkat kerja. Adiknya pun sudah berangkat diantar oleh Abi.

Tahta merasa kesal pada Abi yang tidak membangunkannya. Ia merasa Abi jahat karena membiarkannya berjalan kaki. padahal Abi sudah membangunkannya namun ia sendiri yang sulit dibangunkan.

Setelah kurang lebih sepuluh menit ia berjalan akhirnya ia sampai ke sekolah dengan selamat namun terlambat.

Tahta bergegas ke kelasnya, takut-takut pak Gunawan memarahinya karena telat.
Karena kurang berhati-hati, Tahta terjatuh didepan pintu kelas. Tahta segera bangun dan langsung membungkuk.

"Maaf atas keterlambatan saya pak"
Satu detik dua detik tak ada yang menyahut.

Tahta kembali mengangkat tubuhnya, ternyata pak Gunawan belum datang.
Melihat tingkah Tahta semua orang dikelas tersebut tertawa. Dengan menahan malu Tahta berjalan menuju tempat duduknya.

Setelah meletakkan tas, Tahta membenamkan wajahnya di lipatan tangan lalu tidur.
"Aku iri dengan Tahta, dia jarang belajar tapi selalu dapat peringkat teratas. Sedangkan aku yang belajar terus kok peringkatnya segitu-gitu mulu" ucap Irza

"Iya. Apalagi dia itu ganteng. Jadi iri deh" timpal Zaenal.
Sementara itu orang yang sedang dighibahkan hanya tertidur pulas ditempatnya.

Ya... dialah Tahta.

Anak yang sering tidur tapi selalu dapat nilai bagus, yang jarang belajar namun selalu mendapat peringkat pertama

Tahta juga merupakan salah satu murid populer di sekolahnya, di MI SALAFIYAH ATTAUFIQ.

selain terkenal pintar, Tahta juga terkenal ganteng.

Dengan kulit putih,alis tebal, mata bening,bulu mata lentik,bibir kemerahan,dan badannya pun nampak tinggi untuk anak seusianya.
Meskipun masih MI sudah nampak ketampanannya. Mungkin jika sudah SMA nanti ia akan berevolusi menjadi remaja yang mampu melelahkan hati kaum hawa yang melihatnya.

******

Tahta mengarahkan pedangnya, tapi tiba-tiba naga itu menghindar. Naga itu kembali mendekat lalu menyemburkan api. Dengan cepat Tahta segera bersembunyi dibalik batu besar. Ketika sang naga berhenti menyemburkan api, Tahta pun keluar dari balik batu.

Semuanya telah menjadi abu. Bahkan batu tempat ia bersembunyi tadi seketika pula menjadi abu.

Tahta sedih karena tempat istimewa ini dihancurkan naga. Dia merasa marah. Perasaannya kini campur aduk antara sedih dan marah.

Tahta melompat tinggi kelangit lalu terjun menendang kuat naga itu. Naga itu terpental dan mendarat membentur aspal.

Naga itu pingsan. Tahta berjalan menuju naga itu. Ia menuju arah leher sang naga. Tahta mengangkat pedangnya berniat hendak membunuh naga

"Membunuh itu dosa besar"
Tahta berhenti dari aktivitasnya. Ia mendengar suara yang terasa asing. Tahta menoleh kebelakang dan ia melihat sosok remaja yang belum pernah ia temui.

"Anda siapa?" Tanya Tahta
Remaja itu tersenyum"kau tidak perlu tahu siapa aku"jawabnya

Suasana seketika terasa hening.
"TAHTAAAAAA..!!!"sebuah teriakan tiba-tiba terdengar

Seketika itu pula Tahta terbangun dari tidurnya. Ternyata teriakan keras itu berasal dari pak Gunawan yang sudah mengajar lima belas menit sebelumnya.

"Tahta... sekarang kerjakan soal halaman 48 nomor 1-5 saja"titahnya.
Tahta mengangguk. Ia pun mengambil buku dari dalam tasnya.

Karena masih mengantuk ia tak sengaja menjatuhkan bukunya.
Tahta mengambil bukunya yang terjatuh lalu mulai membuka tiap lembaran. Aktifitasnya terhenti saat melihat sebuah surat disalah satu halaman buku itu. Tahta pun membuangnya ke laci.

Sebenarnya sudah sering Tahta mendapatkan surat,tapi tak pernah sekalipun ia menggubrisnya. Tahta juga muak jika ada yang mengirimkan surat padanya.

Itu karena, Abi pernah berpesan kepada Tahta bahwa Tahta tidak boleh berpikir soal percintaan dahulu. Tahta harus fokus pada pendidikannya.

Tahta pun mulai mengerjakan soal. Lima menit kemudian tugasnya selesai. Tahta berjalan maju mengumpulkan tugasnya.

Pak Gunawan pun mengecek tugas Tahta."selamat jawabanmu semuanya benar"puji pak Gunawan.

Seluruh murid yang mendapati hal itu terkagum. Bagaimana tidak, pasalnya orang yang sedari tadi tidur tanpa mendengarkan materi sedikit pun bisa mendapatkan nilai sempurna. Bahkan tugasnya pun jadi yang pertama diantara murid-murid sekelas.

"Tahta,kamu hebat banget ya"bisik seorang gadis manis yang duduk tak jauh darinya.

Deggh,detak jantung Tahta terasa berhenti. Perasaan apa ini?mungkinkah.....

                           ******

Tetesan Embun ImanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang