EPISODE 11 & 12

5 1 0
                                    

Tak berselang lama akhirnya Ily berhasil mengalahkan kelinci itu dan menyeretnya kembali ke air terjun tadi

Merekapun mengumpulkan kayu bakar untuk memasak kelinci itu dan mencari sayuran dan rempah-rempah disekitar tempat itu juga

Dan anehnya sayur dan tumbuhan-tumbuhan didunia ini juga berubah menjadi raksasa bahkan wortel pun besarnya hampir sebesar manusia dewasa

Setelah mereka selesai mengumpulkan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk memasak mereka pun memutuskan untuk segera kembali kegoa

Setibanya mereka digoa merekapun memutuskan untuk membagi tugas sama rata

Ily bertugas untuk mengurus kelincinya dan menyiapkan kayu bakar untuk memasak sementara Racyen bertugas untuk menyiapkan bumbu-bumbu untuk membuat sup dan memasak kelincinya

Sejauh ini semuanya berjalan lancar mereka bekerjasama dengan dengan baik walaupun terkadang mereka berdua bertengkar karena sesuatu

Tak lama kemudian satu kuali penuh sup daging kelinci yang enak sudah matang dan siap untuk disantap

"Wahhhh apa gw bilang kalo masalah masak gw juaranya!" seru Racyen sambil terkekeh

"Ga buruk, lumayan juga" sahut Ily

"Apaan orang enak gini kok!, tau gini napa dulu kita makan madu kenapa ga buat ayam madu raksasa aja pasti enak!" seru Racyen sambil berangan-angan

"Iya kalo pas itu ada ayam kalo ga ada emang lu mau makan ulat madu kah?" jawab Ily sambil tertawa singkat

"Lah iya gw ga kepikiran sampe kesana!" sahut Racyen

Seirra pun terbangun karena mendengar suara Racyen dan Ily yang terdengar cukup keras dari dalam goa

"Hoaammm kalian ngapain malem-malem gini malah asik ngobrol, ga ngantuk kah? seru bener" sahut Seirra yang masih setengah sadar berjalan keluar dari goa

"Eh Ra! baru aja mau bangunin eh udah bangun, gw dah masak sup kelinci nih lu mau?" seru Racyen yang sedang membuat mangkok dari
dedaunan besar yang melengkung

"Wahhhh kayaknya enak tuhh, gw juga udah laper seharian belum makan"
Seirra pun segera menghampiri Racyen

Dan mereka pun makan bersama-sama kadang juga diselingi candaan dari Seirra sering kali Ily juga ikut dalam percakapan itu sepertinya sifat dinginnya sudah mulai mencair

Tanpa disadari sup kelinci itu sudah tandas tak tersisa, mereka melalui malam ini dengan perut penuh tidak seperti biasanya yang harus menahan lapar karena tidak ada tumbuhan maupun hewan apapun yang dapat dimakan disekitar mereka

Setelah selesai makan mereka pun saling bertukar cerita didepan api unggun malam itu terasa hangat dan menyenangkan

Keesokan harinya merekapun memutuskan untuk segera melanjutkan perjalanan

Tetapi sebelum berangkat mereka membuat senjata terlebih dahulu

Kali ini senjata yang mereka buat jauh lebih kuat dan tajam mereka telah memanfaatkan sumber daya yang ada disekitar mereka dan tak lupa juga mereka menyiapkan perbekalan untuk dijalan nantinya

Mereka berjalan menyusuri hutan, rawa, bukit dll

Dunia paralel ini terlihat sama persis dengan bumi tetapi sejauh ini mereka masih belum menemukan kota, alat-alat canggih maupun tanda-tanda yang menunjukkan adanya peradaban manusia

Sejauh mata memandang yang dapat dilihat hanya pepohonan dan hamparan rumput hijau berukuran besar

Mereka telah berjalan berpuluh-puluhan kilometer tetapi masih belum menemukan tanda-tanda keberadaan kristal selanjutnya

Matahari sudah berada tepat diatas kepala mereka tetapi mereka bahkan masih belum mendapatkan apapun yang berguna

Tetapi tiba-tiba dari kejauhan terlihat bayangan gelap yang memenuhi langit diiringi dengan suara kepakan sayap yang berisik seperti ada ratusan bahkan ribuan hewan yang berada diatas sana

"Ly!" Racyen berteriak ke Ily

"Gw tau, kita pasang kuda-kuda terlebih dahulu" seru Ily yang sudah
menyadarinua sedari tadi dan tengah memperhatikan langit yang gelap itu

Kali ini suasananya berbeda seperti akan ada suatu hal buruk yang terjadi

Tanpa mereka sadari cahaya emas yang keluar dari gelang Racyen mulai menyelimuti tubuhnya dan membuatnya melayang di udara

"Hahhh apaan nih kok tubuh gw rasanya enteng banget! hah gw melayang? gw udah mati kah? ini jiwa gw?" seru Racyen yang bingung

"Kekuatan lu berasal dari krital ditangan lu, itu juga terjadi pas kita ngelawan ikan kemarin" sahut Seirra

"Sekarang kekuatan itu kembali dan bisa dikendalikan secara sadar oleh pemiliknya" ucap Ily

"Tubuh gw berasa kuat banget!" Racyen pun tak sengaja menyenggol pohon besar yang ada disampingnya dan pohon itu langsung roboh seketika

"Wahhhh ngeriii amat dah!" seru Seirra

Tanpa mereka sadari bayangan hitam memenuhi langit tadi sudah mulai mendekat suara bising yang berasal dari kepakan sayap mereka semakin berisik

"Hewan apa itu?burung?kayak serangga?" tanya Racyen yang mengambang di udara

"Lebih tepatnya belalang" ucap Ily

Kini mereka menanti hewan-hewan tersebut dengan penuh semangat dan persiapan yang matang, karena mereka tau hewan kali ini akan lebih sulit untuk dihadapi

Semakin lama bentuk hewan-hewan itu semakin jelas, itu adalah belalang dia menyapu tumbuhan apapun yang ada disekitarnya dalam sekejap padang rumput yang hijau berubah menjadi tandus

Rumput, daun, apapun semuanya tidak tersisa sedikitpun dan belang-belang itu sudah tinggal hitungan kilometer dekatnya dari mereka

Racyen pun memasang kuda-kuda mulai beradaptasi dengan kekuatan barunya ternyata dia bisa mengontrol besar kecil kekuatan yang dia keluarkan dan kali ini kekuatannya bertambah kuat karena adanya kristal hijau yang mereka dapatkan dari pertarungan melawan ikan raksasa kemarin

Disekelilingnya muncul tameng transparan yang melingkar seperti bola gelembung

Tameng itu sangat kuat seperti baja tetapi masih perlu dilatih terus-menerus untuk membuatnya lebih luat

Belalang-belalang itu semakin dekat jaraknya dari mereka Ily dan Seirra sudah memasang kuda-kuda sedari tadi menggenggam erat senjatanya dan mengacungkannya ke arah belalang-belalang itu

Belalang-belalang itu jauh lebih banyak jumlahnya dari yang mereka bayangkan

Ukurannya hanya sebesar sepatu tapi cukup untuk membunuh seseorang dalam sekali hantam

Belalang-belalang itu sudah berada tepat didepan mereka, Racyen segera menarik lengan Ily dan Seirra untuk masuk kedalam tamengnya

Benar saja tak lama kemudian ribuan belalang itu pun terbang melewati mereka

Mereka hanya bisa berlindung didalam tameng yang dibuat Racyen sambil menonton ribuan belalang yang tidak sengaja menabrak tameng transparan milik Racyen

Itu bukan pemandangan yang menyenangkan

Seirra hanya duduk mematung sambil gemetar ketakutan

Mungkin dia memiliki phobia terhadap serangga? Ya mungkin...atau?

"Tenang Ra! setidaknya belalang-belalang itu tak bisa menembus tameng transparan ini" ucap Racyen meyakinkan Seirra

"Kayak ada yang aneh sama belalang-belalang itu, mereka nabrak apapun yang ada didepannya dan terbang berkoloni dengan jumlah yang tidak sedikit secara.... ... ..

-bersambung-

SEVEN QUARTZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang