11

178 20 3
                                    

Sebuah pria kecil yang sedang tertidur pulas di sebuah kasur. Ia membuka perlahan kedua kelopak matanya

"Ugh? Apa yang terjadi?" Pria kecil dan manis itupun terbangun dari tidurnya. "Apa ini? Kenapa ada infus? Dan kenapa sekarang gelap? Apa sedang gerhana?" Pria kecil itu mencari sebuah benda bernama jam. Ia kaget tidak karuan ternyata sudah malam, tetapi kenapa pria itu tidak membangunkan dirinya?

Masa bodoh dengan itu. Ia melepas paksa infus itu hingga membuat tangannya mengeluarkan cairan merah berupa darah. Ia tidak peduli akan hal itu, ia pergi ke balkon untuk menikmati udara malam

Ia melihat kebawah. Terlihat orang-orang yang masih berlalu lalang. Ia melihat bintang-bintang yang bersinar di malam hari, ditemani oleh bulan

"Terkadang aku berpikir. Bagaimana perasaan bulan dan matahari" ucap seorang pria dengan suara tegas dan juga berbadan lebih besar dibanding pria kecil dan manis itu. "Kenapa kau berpikir tentang perasaan bulan dan matahari?" Tanya pria kecil itu

"Kita tidak tau kan, apakah ia memiliki perasaan dengan matahari. Atau justru tidak. Jika ia memiliki perasaan dengan matahari, sungguh sangat disayangkan" Mikey semakin bingung dengan apa yang dikatakan oleh draken

"Kenapa?" Jawab nya singkat. "Mereka tidak akan pernah bersatu, sekalipun bersatu. Hanya sebentar saja saat gerhana" Mikey tersenyum mendengar hal itu, ia kemudian menjawab. "Tetapi, apa kau tidak berpikir bagaimana perasaan seorang bintang? Bahkan ia perlu membuat dirinya menjadi ribuan, hanya untuk menemani bulan. Tetapi pada kenyataannya, perasaan seorang bintang tetap tidak akan terpikir oleh kita. Karena bagaimana pun juga? Yang sering diperhatikan adalah yang menonjol. Mau seberapa susah bintang memisahkan tubuhnya, tetap akan kalah dengan matahari"

Kaget. Draken kaget mendengar jawaban yang tidak pernah ia dapatkan. "Bahkan seorang bintang, rela terus menemani sang bulan yang pada akhirnya. Perjuangan si bintang akan sia-sia, bulan tetap mencintai matahari..." ia berhenti, Mikey menundukkan pandangannya. Ia kemudian melanjutkan. "Ibaratkan kita. Kau adalah bulan, dan aku adalah bintang" ucap Mikey. Draken membelalakkan matanya
"Lalu? Siapa matahari?"

Mike tersenyum, "Emma" satu kata yang membuat draken terkaget. Ternyata ia tidak hilang ingatan? Lalu kenapa ia tetap bertahan dengan dirinya

"Seberapapun usahaku hingga memiliki buah hati sekalipun" Mikey melihat kearah draken. Ia menaruh telunjuknya di dada draken. Lalu melanjutkan, "hati mu tetap lah Emma"

Draken kaget, sangat kaget. "Kau! Kau bagaimana kau..." Mikey tersenyum, ia kembali melihat kearah bulan dan bintang

"Aku bukanlah orang yang pelupa. Obat itu bukanlah hal yang besar. Aku sengaja membohongi publik, aku hanya ingin teman-teman ku yang tau. Bahwa aku, masih memiliki ingatan yang sama" ucap Mikey

Brakk...

Draken menjambak rambut Mikey lalu ia dorong Mikey ke dinding, "jika kau tau aku mencintai Emma. Lalu kenapa kau menikah dengan ku!?! Dan juga, kenapa kau menganggap aku adalah negara musuh?!" Amarah draken tidak bisa ia kontrol lagi

"Aku menikahi dirimu karena Emma mengatakan untuk menjaga dirimu. Dan penuhi semua kemauan ibu mertuanya. Ibumu" Mikey dengan perlahan memegang tangan draken yang memegang rambutnya. "Dan.. kau adalah negara musuh, karena orangmu adalah orang yang membunuh adikku" draken kini mencengkram kuat kerah Mikey

"Apa? Jangan asal menuduh kau!" Marah draken, "aku mencintai Emma. Bagaimana mungkin aku rela?!"

"Jadi kau tidak tau? Kau ingat kiyomasa?" Draken mengiyakan. "Dia adalah anak buah pengkhianat, ia orang yang membocorkan informasi negaraku. Kenapa?"

"Dia adalah orang selaku pimpinan ledakan hari itu. Aku berpikir dia masih menjadi tangan kanan negaramu" entah sejak kapan draken mulai Rut. Ia mencengkram rambut belakang Mikey dan memaksa untuk berciuman dengan Mikey

Mikey yang mendapatkan hal tiba-tiba seperti itu tentu menolak. Apalagi ia sedang mengandung anak

Ia mendorong wajah draken saat ia sedang menciumi leher Mikey. "Di-dimana obat rut mu?!" Draken mencoba menetralkan nafasnya. "Laci kedua"
Mikey langsung dengan sigap berlari kesana. Ia juga tidak lupa mengambil air yang kebetulan ada di meja atas samping tempat tidurnya

Mikey membawa draken untuk duduk di kursi yang ada di balkon itu. Ia memberi obat draken, lalu dengan perlahan memberinya minum. "Pelan-pelan saja. Nanti tersedak" ucap Mikey

"Terimakasih" draken mendapat perlakuan seperti itu membuat dirinya sedikit merasakan keganjalan pada hati nya. Ia memegang perut Mikey yang masih datar menggunakan tangan kanannya, lalu tangan kiri ia gunakan untuk memeluk mikey. Dan juga, ia meletakkan kepalanya di bahu Mikey, "berjanjilah padaku. Untuk membesarkan anak ini denganku" Mikey yang tiba-tiba diperlakukan seperti itu, reflek mengusap pelan kepala draken

Adiknya Emma juga sering berprilaku seperti ini. Memeluknya lalu meletakkan kepalanya di bahunya. Bedanya, draken sambil menciumi leher Mikey dan tubuhnya besar

"Aku juga ingin kau berjanji" draken melihat Mikey seperti anak kecil. "Apa itu?" Tanyanya

"Berjanjilah untuk menjaga anak ini, dan perlakukan dia seperti anak mu" draken tidak menjawab. Ia menggendong Mikey lalu menidurkan nya di kasur

"Aku berjanji"

Raja Ku yang KejamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang