16

77 4 2
                                    

Mikey membuka matanya perlahan, ia spontan langsung terduduk. Mikey melihat ke arah luar yang sudah mulai menunjukkan warna oranye kemerahan. Dan ketika mata memandang semakin jauh, terlihat warna langit sudah menjadi kebiruan.

Namun pemandangan indah itu tidak memanjakan mata Mikey. Kedua mata bersinar miliknya justru melihat ke arah pria yang sedang tertidur di sampingnya. Kedua lengan berotot pria itu melingkari pinggang ramping Mikey.

Pria kecil itu seketika tenang, ia menghela nafas setelahnya. Mikey menjatuhkan tubuhnya ke belakang agar tertidur kembali. Matanya kembali tertuju pada pria itu, namun seketika ia sadar bahwa dirinya terus memandangi pria itu.

Mikey kembali duduk, ia menyandarkan tubuhnya ke kepala tempat tidur. Dirinya menghadap ke atas kamar dengan mata yang tertutup.

Mikey kembali membuka matanya, namun ia terkejut karena wajah Draken sudah begitu dekat dengannya, "ah! Apa yang kau lakukan?!" Mikey refleks menutup wajah Draken dengan kedua telapak tangannya karena keterkejutannya.

Draken memegang telapak tangan Mikey, ia memegang pergelangan tangannya dan terus melihatnya dengan tatapan tajam.

Tentu saja itu membuat pertanyaan bagi Mikey, "apa?!" Tanyanya. Tatapan mata Draken saat tatapan itu menjadi tajam selalu membuat siapapun yang kontak mata dengannya, pasti akan merasa takut atau tidak nyaman.

Tatapan tajam itu berubah menjadi sedikit lembut. Draken mencium telapak tangan Mikey, ia menghirup nya sembari memejamkan matanya.

Mikey menghela nafasnya setelah tatapan mata itu berubah, ia menatapnya dengan tatapan datar.

Draken melepaskan tangan Mikey dari wajahnya, ia mendekatkan wajahnya sampai-sampai bibir keduanya bertemu dan menciptakan kecupan kecil.

Mata Draken tertutup saat kedua bibir itu bertemu, namun Mikey justru membelalakkan matanya dengan perlakuan Draken tiba-tiba, ia melihat wajah Draken saat ciuman itu berlalu.

Pria bertubuh besar itu menurunkan pandangannya ke arah perut datar Mikey, ia memeluk perut itu dan menempelkan telinganya di perut itu. Mikey meletakkan tangannya di atas kepala Draken, ia membelainya perlahan-lahan dan dengan lembut mulai tersenyum. 

"kau kenapa?" Seakan lupa dengan kejadian yang membuatnya tidak sadarkan diri. Mikey justru menanyakan keadaan Draken karena sifat kasarnya sedikit berubah dari biasanya dan itu cukup membuatnya khawatir.

Saat Draken masih mendusel di perut Mikey, dua wanita datang. Mereka adalah ibu dan dokter pribadi keluarga Ryuguji. Keduanya berhenti di dekat pintu saat melihat pemandangan itu. Mikey seketika panik karena posisi keduanya sedikit ambigu. Namun Draken tetap tidak berpindah dan tetap membenamkan wajahnya di perut Mikey.

Wajah Mikey memerah, ia sudah berusaha agar Draken memperbaiki posisinya. Tetapi Draken enggan untuk berpindah atau berganti posisi dengannya, "ma-maaf.." ucapnya dengan senyuman pahitnya. 

Draken membalikkan wajahnya untuk melihat kedua oknum yang masuk ke dalam kamarnya, "apa yang kalian lakukan? Bukankah kalian sudah melakukan pemeriksaan?" ucapnya dengan nada datar dan alis yang mengerut.

Mata Mikey membelalak saat mendengar nada bicara Draken ke ibunya, ia refleks memukul kepala Draken dengan kencang, "siapa yang mengajarimu begitu pada ibumu, hah?!" Draken terkejut, namun ia kembali membenamkan wajahnya di perut Mikey.

Ibu Draken tersenyum melihat Mikey yang tidak merasa takut atau terintimidasi oleh anaknya. Ia membawa dokter itu untuk kembali dan mendatanginya saat Draken keluar dari kamarnya atau dirasa keduanya sudah bisa masuk ke dalam kamar itu, "jika begitu, kami akan kembali masuk nanti." Keduanya kembali keluar dari ruangan itu.

Mikey menghela nafasnya, pandangannya menurun untuk melihat pria yang sedang tertidur dia atas tubuh bagian bawahnya. Mikey ingin bertanya alasannya pingsan namun ia terdiam karena Draken yang membuka pembicaraan keduanya.

"jujur saja.." Mikey bisa merasakan pelukan itu menjadi semakin erat dari awalnya, "apa kau membenciku karena aku kasar denganmu, dan aku selalu memikirkan Emma?" nadanya terdengar melembut dan suaranya mengecil.

"ya" jawaban singkat dari Mikey. Namun tetap saja ia merasakan cinta di dalam hatinya walau kebencian tetap ada. 

Draken menghela nafasnya, ia bangkit dari tidurnya. Draken menarik kaki Mikey sehingga ia tertidur di bawahnya. Draken langsung menyatukan kedua bibir mereka. 

Mikey membelalakkan matanya, namun ia langsung menutup matanya untuk menikmati sensasi kenikmatan dari ciuman panas itu. Draken mendominasi dalam ciuman ini dan akan terus begitu. 

Draken menggenggam lengan Mikey sedikit keras, ia meletakkan tangan itu agar bergantung di lehernya. Draken melepaskan ciuman itu dan melihat wajah Mikey yang sedikit lemas, "benci? Lalu kenapa kau tidak menolakku?" Draken kembali melumat bibir Mikey dengan begitu ganas dan menghisap bibir kecil itu, ia juga meninggalkan gigitan kecil di bibir itu.

Rambut panjang Mikey yang tergerai menjadi ke belakang, membuat wajah Mikey semakin terlihat. Rahang dirinya yang terlihat berbentuk dan itu membuatnya terlihat seksi. 

Entah hipnotis atau ilusi apa yang telah Draken gunakan padanya. Setiap kali pria itu menyentuh tubuhnya, perasaan Mikey padanya selalu bergejolak dan menginginkan tubuh pria itu menjamah tubuhnya terus menerus.

Kedua kaki Mikey tanpa sadar seperti memenjara tubuh Draken untuk menjamahnya terus menerus. Pria bertubuh besar itu tersenyum, ia perlahan membuka kekangan itu dengan cara melebarkan kaki Mikey. Draken melihat Mikey yang wajahnya sudah memerah, "jangan.. kita baru melakukannya semalam."

Draken membungkukkan tubuhnya agar dapat lebih dekat dengan Mikey, ia perlahan mengangkat tubuh Mikey dan membuatnya duduk di atas pangkuannya, "lihat.. ini yang terjadi semalam" Draken menyentuh tengkuk Mikey yang terdapat bekas gigitan itu dengan jari telunjuknya.

Wajah Mikey kembali menjadi datar saat mengingat kejadian tadi malam yang membuatnya menjadi pasangan dari pria yang seharusnya adalah pasangan dari adiknya, namun tubuhnya juga tidak bisa menolak dan dirinya pribadi juga tidak ingin menolak itu.

Draken menghirup tengkuk Mikey yang memiliki tanda itu, "lakukan saja jika kau ingin" ucap Mikey dengan nada datar. Draken tersenyum di saat ia masih menghirup aroma yang muncul dari tengkuk itu, "aku tidak ingin menyakiti bayi kita~"

Mata Mikey membelalak seketika, "hah?"


TBC
Haloo semuaa! Makasih semuaa yang selalu support author... Love buat kalian dehhh
Jangan lupa Vote or Komen ya!!
Dadaaa
🍃🍃🍃

Raja Ku yang KejamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang