Hari minggu adalah hari yang paling indah untuk Faas.
Bersantai dan tidur seharian adalah surga dunia untuknya.
Tapi.....itu sebelum ia bertemu om mesum Bima.
Lihat saja jam 5 pagi ia sudah berada dijalan kecil pinggir sungai buatan sambil menatap mbak mbak berleging yang memperlihatkan lekuk tubuhnya sedang wara wiri didepannya.
Namun Faas tak tertarik dengan itu semua, kalau boleh memilih, Faas ingin tidur seharian dikasur apek miliknya.
"Ayolah sayang, berdiri kenapa malah ngesot sih" ucap Bima sitersangka pengedor pintunya.
Teriakan dan kebisingan Bima menggaggu penghuni lain, jadi mau tidak mau Faas harus membuka pintunya.
Tapi naas, ia yang masih memakai bokser dan kaos buluk bahkan sudah bolong dibagian pundaknya terpaksa ikut Bima karena tiba tiba tubuhnya diseret begitu saja.
"Gue capek om, om aja sana yang joging"
"Gak, kamu harus terbiasa hidup ala orang kaya mulai sekarang"
Mendengar itu Faas memutar bola matanya malas. "Bodo amat gue capek" ucap Faas kemudian memeluk tiang lampu disampingnya.
Kemudian Bima ikut jongkok dan menatap intens Faas.
"Bangun atau aku cium kamu disini"
Mendengar itu Faas lagi lagi merotasikan bola matanya, mana berani om Bima menciumnya di tempat ramai seperti ini.
Namun yang terjadi adalah.
"Cup" Bima menempelkan sekilas bibirnya pada bibir Faas.
Mata faaspun melotot kaget dan cegukanpun tak bisa dihindari.
"Loh Fa, kamu bengek ya" tanya Bima yang menyulut emosi Faas.
"Beng....hik....gek hik pan....hik....tatmu hik"
"Lah itu apa"
"Ka.....hik.....get hik bangsat" Faas kemudian mengatur nafasnya agar cegukannya menghilang"
"Oh" santai Bima.
Butuh semenit Faas melakukan itu, setelah dirasa sudah tenang ia berdiri dan diikuti Bima......"KALAU OM NYIUM GUE LAGI, GUE POTONG BURUNG OM PAKE GERGAJI" tak sadar kalau Faas telah bersuara cukup lantang dan membuat beberapa orang yang dengarpun mengulum senyumnya.
Faas kemudian lari lebih dulu namun ia bukan berniat lari pagi namun Faas berhenti di kedai bubur ayam yang sebenarnya sudah ia incar dari kejauhan.
"Loh Fa, kenapa berhenti disini"
"Om bawa duitkan"
Bima mengangguk.
Faas menarik lengan Bima dan ikut duduk beberapa orang yang sarapan disana.
"Pesen Berapa mas"
"3 buk, dua buat saya dan satu buat om saya"
Bima yang tadinya mesam mesem mendapat skin ship dari faas kini berubah suram mendengar jawaban Faas barusan.
"Sayakan calon suami kamu, kenapa bilang om sih" protes Bima sambil berbisik.
Faas benar benar ingin menggaruk wajah ganteng Bima, kalau saja keadaan sepi, Faas akan menguliti Bima saat ini juga.
"Om bisa diam tidak"
"Ini buburnya mas" ucap sipenjual.
"Makasih buk" jawab Faas. "Nih punya om" Faas menggeser mangkuk berisi bubur itu pada Bima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gairah Om Om END
Подростковая литератураsemua part pendek. "JIKA MENCINTAI TAK HARUS MEMILIKI, MAKA BOLEHKAN SAYA MENGHAMILIMU TANPA MENIKAH" Bimanuel Dirgantara. "GUE BUKAN HOMO BANGSAT" Faas Anggara.