Faas terbangun dengan kantung mata berwarna hitam dibawah matanya.
Ia pikir orang kaya akan tidur dengan wibawa juga elegan ternyata om Bima tidur sambil karate.
Perut Faas beberapa kali menjadi korban tendangan maut Bima dalam tidurnya.
Ingin kekamar Aldipun juga sama. Anak itu ngoroknya persis speaker musik ibu2 senam setiap pagi diujung gang.
Faas tak bisa tidur semalaman dan baru bisa terlelap dijam 4 pagi. Namun karena Bima yang terbiasa hidup disiplin, jam 5 pagi matanya sudah segar dan bersiap untuk mandi.
Namun, waktu kekamar mandi, Ada endapan lumut didalamnya. Bima pikir air dalam bak itu sudah tercemar kotoran, ia dengan tega membangunkan Faas untuk menguras dan membersihkan kamar mandinya.
Faas yang dibangunkan dengan alasan itu sungguh ingin menangis meraung, namun berdebat dengan Bima akan jauh lebih melelahkan.
Alhasil pagi pagi Faas misuh misuh namun tetap sambil menguras kamar mandinya dan ia berharap bisa tidur setelah drama ini berakhir.
Bima kini sedang mandi dan Faas yang merasa lapar berniat membeli makan namun ia kaget saat melihat mobil sport milik Bima berada didepan tak jauh dari kamarnya.
"Eh anjing, perasaan semalem gue gak liat tuh mobil" gumam Faas sambil berpikir "Keknya bukan milik si om dah, kan dia udah miskin"
Faas memeriksa plat dan bentukannya, karena mobil itu sering masuk bengkel tempat ia PKL, faas kenal betul dimana letak goresan mobil Bima.
"Eh anjing, mobil si om beneran, apa jangan jangan dia ngibulin gue kalau udah miskin atau belum disita aja ni mobil kayak di tv tv?"
Tut tut
Faas dikagetkan Bima dengan bunyi alarm mobil itu.
"Kenapa Fa?, mobil aku rusak lagi?"
Faas terdiam.
Bima berjalan bagaikan slowmotion dengan top less memperlihatkan bentuk ototnya yang sempurna.
Faas terpaku melihat tubuh sempurna Bima.
"Hey, kamu kenapa melamun Fa, kesambet dugong apa gumana?" Ucap Bima namun berhasil menggembalikan kesadaran Faas.
"O om pake baju sana"
"Kenapa wajahmu merah, kamu sakit, dan apa apaan mata kamu udah kayak kuntilanak gitu?"
Mendengar hinaan Bima, Faas menoyor pipi Bima.
"Daripada ditoyor mending kasih calon suamimu ini morning kiss" ucap Bima tak tahu malu.
Faas mengacungkan jari tengahnya tepat didepan wajah Bima.
"Oh kamu mau di fuck pagi pagi"
"OM BIMA!!!!" kesal Faas.
"Iya iya maaf, kamu mau kemana?"
"Beli kembang 7 rupa"
"Mau ngapain? Mau mandi kembang biar badan kamu wangi, aduh Fa gak usah repot repot, kamu kucel aja aku udah tegang"
Mendengar itu Faas menarik nafasnya dalam dalam. Mencoba bersabar dengan sikap calon suaminya itu. 🙄
"Ngomong2 om kekost aku biar bisa nyembunyiin mobil ini ya, biar gak disita gitu?"
"Hah? Di sita? Siapa yang mau menyita mobil aku Fa?"
"Ya mana gue tau, kan om yang tau hutang kesiapa?"
"Hutang?, siapa yang punya hutang, yang ada aku yang hutangin kebanyak orang"
"Lah katanya om udah miskin?"
"Oh itu, iya aku udah miskin sekarang"
"Kalau udah miskin kenapa gak jual mobil ini aja se?"
Bima menepuk pundak Faas dan menatapnya sungguh sungguh "Fa, aku kehilangan 50% sahamku karena aku menolak wanita pilihan orang tuaku demi kamu tapi aku masih punya hak milik 25% dan 25% persennya lagi milik orang orang yang berinvestasi"
"25% yang om maksud 25 juta ya"
Bima tak kuasa menahan tertawanya mendengar kalimat polos itu dari mulut Faas.
"Pfftt, apa kamu bilang tadi? 25 juta? Pfftt buahahahaha, kamu udah bener jadi bini aku aja, gak usah mikirin soal saham. Oke"
"Dih sombong, paling juga nilainya dibawah itu"
Mendengar itu Bima berhenti tertawa dan memberi tahu nilai harta dia sesungguhnya "25% itu setara 700 T, itu saja setelah papa menarik sahamnya, bayangin kalau saham papa nanti diwariskan keanaknya ini, ditambah saham dari perusahaan induk, kamu mau tiap hari ganti mobilpun kita tidak akan miskin. bahkan tabungan pribadi dan harta yang aku simpan di bank luar negri nilainya jauh lebih besar dari saham milikku, kamu paham"
Faas hanya melonggo mendengarkan penjelasan Bima, pegang duit 1 juta aja Faas sudah merasa paling kaya sedunia, lalu Bima????? Faas menggoyangkan kepalanya, ia tidak tahu devinisi miskin versinya dan versi orang kaya sangatlah berbeda.
"Ja jadi om, bisa beli....."
"Apatement buat kamu?" Ucapnya sambil menaik turunkan alisnya.
"Em anu om, aku udah betah disini, hehe"
Mendengar itu. Bima langsung mengcengkram pergelangan tangan Faas "persiapkan bokongmu, kita akan bersenang senang nanti" ucap Bima.
Wajah Faas berubah pucat pasi, ia melepaskan pegangan tangan Bima kemudian kabur dari hadapan Bima.
"Makan yang banyak Fa, kau harus kuat nanti malam"
"GAK, GAK MAOO ANJING" Teriak Faas dari kejauhan.
Bima tertawa puas setelah menggoda Faas. Namun wajahnya berubah suram mendapati seseorang yang melihatnya dari balik pagar.
Ia menelpon seseorang yang ternyata ayahnya sendiri.
"Jangan berani menyentuhnya seujung kukupun atau papa akan melihat jasad anak harammu.....Ah mereka sudah ada ditengah laut pasifik sepertinya" ancam Bima dengan senyum penuh kemenangan."Bima, kau apakan mereka, kau sudah gila?"
"Ya aku gila dan tergila gila karena milikku, kalau Faas sampai lecet seujung kukupun, putramu ini akan melakukan hal gila yang sesungguhnya"
"Oke papa akui papa kalah, selamatkan mereka, mereka tetap saudaramu Bima"
"Aku tak suka membagi warisanku dengan orang lain, siapkan saja pengajian buat mereka, semoga cepat keneraka bertemu dengan ibunya" ucap Bima kemudian mematikan telfonnya.
"Cih, enak saja papa mengancamku, mana menamparku lagi, aahh menyebalkan" gumamnya. Namun saat berbalik ia melihat sosok Aldi yang entah sejak kapan berdiri dibelakangnya.
Aldi menatapnya takut namun tetap memberanikan diri buat bicara dengan Bima.
"Om, jangan sakiti Faas, kami tidak tahu kehidupan orang orang seperti om kayak apa, biarkan Faas hidup normal tanpa tahu hal hal kotor seperti yang om bicarakan barusan"Bima maju selangkan dan itu cukup membuat Aldi ketakutan. "Calon istri seorang pemimpin tidak boleh lemah, ngerti" ucap Bima namun berhasil mengintimidasi seorang Aldi.
Melihat reaksi ketakutan Aldi, Bima tertawa lagi "astaga Al, gue bercanda, nih uang, susul Faas dia lupa bawa uang tadi"
"Om yakin bercanda?"
"Lo pikir gue mafia gitu? Jangan kebanyakan nonton film, tapi acting gue baguskan tadi" ucapnya sambil menaik turunkan alisnya.
Aldi bernafas lega "astaga om, aku pikir tadi beneran, mana uangnya om, buat gue juga ya"
Bima memberikan beberapa lembar uangnya dan melihat Aldi yang saat ini ikut menyusul Faas.
"Ini pekerjaan kotorku pertama kali" gumamnya.
Tbc
Jangan lupa vote dan komen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gairah Om Om END
Подростковая литератураsemua part pendek. "JIKA MENCINTAI TAK HARUS MEMILIKI, MAKA BOLEHKAN SAYA MENGHAMILIMU TANPA MENIKAH" Bimanuel Dirgantara. "GUE BUKAN HOMO BANGSAT" Faas Anggara.