∆∆∆
∆∆∆
Angel semakin merasa serba salah atas semua yang ia sembunyikan dari Rayyan. Apalagi saat Rayyan semakin menunjukkan rasa pedulinya pada Angel. Bahkan saat Angel demam, ia tak tanggung-tanggung datang dan mengurus Angel dengan telaten. Kebetulan saat itu orang tuanya tak ada di rumah dan mbok Ratmi (art di rumah Angel) sedang cuti, dan Angel bingung meminta tolong pada siapa. Angel berpikir jika ia menghubungi nenek atau keluarga lainnya baik dari pihak mama maupun papanya, ia rasa tak akan ada respon dari mereka. Toh, mereka tak pernah menganggap Angel ada di dalam keluarga besarnya. Saat itu pula Angel hanya terpikir satu nama, Rayyan. Ia pun langsung menghubungi Rayyan dan untung saja Rayyan bersedia membelikan obat penurun panas untuk Angel.
Dengan perasaan cemas, Rayyan terburu-buru datang ke rumah Angel.
Awalnya Rayyan ragu untuk masuk, apalagi rumah Angel nampak sepi. Tapi setelah di persilahkan masuk oleh security, juga rasa cemas yang membuncah. Rayyan pun terpaksa masuk."Tapi pak, gak apa-apa gitu kalo saya masuk?" tanya Rayyan masih ragu.
"Gak pa-pa, den. Soalnya saya gak berani buat masuk" ucap security itu.
"Lah, si bapak aja yang security di sini gak berani masuk, apalagi saya pak"
Security itu juga kebingungan. "Tapi mau gimana lagi den, si non sakit. Takutnya nambah parah. Lagi pula kalo emang aden temennya si non, udah masuk aja"
Rayyan pun memberanikan diri. Perlahan ia masuk kedalam rumah besar itu, meniti tangga sutu persatu. Ia nampak kagum dengan interiornya. Saat ia telah sampai di depan pintu bercat putih, Rayyan berhenti. Ia bingung, langsung masuk atau bagaimana. Rayyan pun mengetuk pintu kamar itu.
Tok tok tok
Tak ada jawaban, Rayyan pun memegang knop pintunya, ia mengambil nafas sebanyak-banyaknya.
"Bismillahirrahmanirrahim"
Rayyan memejamkan mata, pintu pun terbuka. Rayyan membuka matanya, dan nampaklah Angel yang sedang menggigil dengan wajah yang memerah. Rayyan langsung berlari menghampirinya Angel.
"Astagfirullahaladzim" ucap Rayyan saat mengecek suhu tubuh Angel. "Kamu panas banget, Ngel"
Angel tak menjawab, tubuhnya menggigil, bibir pucatnya bergetar.
"Kita ke rumah sakit ya" Rayyan ikut bergetar melihat kondisi Angel. Mendengar itu, Angel langsung menggeleng.
"Gak usah, Bi. Gue gak pa-pa, ini cuman demam biasa kok"
"Tapi kamu harus di bawa ke dokter" Angel menggeleng lagi.
"Obatnya lo beliin kan?"
"Iya" Rayyan pun mengeluarkan obat itu dari saku jaket yang ia kenakan. "Kamu udah makan?" Angel mengangguk. Rayyan pun menyodorkan sebuah obat berukuran kecil serta segelas air. Dengan cepat Angel menerima obat itu, lalu ia meminumnya di bantu oleh Rayyan yang memegangi gelas.
"Makasih, Bi"
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT [COMPLETED] ✓
ChickLit[ TERBIT - TERSEDIA E-BOOK DI PLAYSTORE & GOOGLE PLAYBOOK dengan judul GARIS TAKDIR; seamin tapi tak seiman. ] Engkau bisa mencintainya, tetapi engkau belum tentu bisa untuk memilikinya. Antara keyakinanmu dan keyakinannya tidak akan pernah bisa dis...