☪️ × ✝️- suspect

200 24 0
                                    

∆∆∆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

∆∆∆

Sesampainya di kantin, Angel dan Hanna di buat saling menatap heran. Pasalnya mereka mendapati kantin yang dipadati para mahasiswa/mahasiswi yang  mengantri pesanan makanan begitu panjang dan ricuh.

“Mereka kenapa ya?” Angel menatap ke arah keramaian itu.

Hanna hanya mengangkat kedua bahu. “Mungkin lagi ada diskonan kali” tebak Hanna asal.

“Bisa jadi sih” gumam Angel menanggapi. “Tapi masa sampe desakan gitu sih!?”

Angel mengangkat alisnya kembali menatap Hanna. Sedangkan gadis di sampingnya itu hanya menghela napas kasar.

“Yakin mau makan di sini?”

Hanna meringis. “Kayanya kurang yakin deh gue, Ngel.” Ucap Hanna sambil memperhatikan kantin kampus yang begitu ramai. “Tuh liat, mana bisa kita makan kalo rame kek gini,” ujarnya.

Angel hanya menghela napas dan mengangguk paham.

“Laper tapi ya.” Decak Hanna sambil mengerucutkan bibirnya. Tangannya memegang perut dan terasa sebuah getaran dan suara keroncongan.

Angel segera mengedarkan pandangannya. Barangkali masih ada celah untuk bisa mendapatkan makanan.

“Hemm gimana ya?” gumamnya.

Kedua gadis itu hanya berdiri di pojokan luar. Karena di dalam benar-benar sangat ramai mahasiswa yang berdesakan.
“Mereka kayak anak SD aja tau gak. Padahal bisa antri yang tertib dan gak usah pake teriak-teriak segala” cibir Angel.

“Namanya juga orang lagi laper, Ngel.”

“Tapi gak harus gitu juga kali” lanjut Angel sambil mengedarkan pandangannya keseluruhan penjuru kantin. Siapa tau ia mendapat salah satu meja yang kosong dan celah untuk mengantri. Namun pandangnya jatuh pada dua sosok yang tengah makan berdua di pojokan kantin.

Angel semakin menajamkan penglihatannya. Takutnya ia salah lihat dan menepis semua asumsi buruknya. Angel pun menarik tangan Hanna yang masih sibuk mengoceh karena lapar.

“Kenapa dah pake narik-narik segala? Udah dapet tempat lo?”

Angel menggeleng. “Na, itu Rayyan sama Syifa bukan sih?” tanya Angel kurang yakin.
“Mana?” tanya Hanna.

“Itu” Angel menunjuk ke arah pojok kantin. Di sana ada seorang lelaki dan seorang perempuan tengah makan sambil sesekali tertawa bersama.

“Iya tuh kayaknya. Pikiran kita sama gak sih Ngel?”

Angel memincingkan matanya. Dari pada terlalu jauh berasumsi, mereka lebih memilih untuk menghampiri keduanya.

“Lagi pada ngapain hayoo!?” tuduh Hanna mencandai Rayyan dan Syifa. Namun keduanya nampak begitu terkejut dengan kedatangan Syifa dan Angel di hadapannya.

DIFFERENT [COMPLETED] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang