☪️ × ✝️ - dodge?

408 65 7
                                    

∆∆∆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

∆∆∆

"Ngel, kok lo bete gitu sih. Kenapa?" tanya Hanna pada Angel yang selalu murung beberapa hari ini. "Oh iya, si Rayyan kok akhir-akhir ini jarang keliatan ya. Kemana dia?" lanjut Hanna.

Angel menggeleng. Justru ia pun tengah memikirkan hal yang sama. Selalu bertanya pada dirinya sendiri, apakah Rayyan menghindar atau bahkan menjauh gara-gara kejadian waktu itu. Angel menyesal. Kenapa ia ceroboh sekali. Biasanya ia memakai kalungnya serapih mungkin agar Rayyan tak bisa melihat bandulnya yang berlambang salib itu. Namun karena kesialan yang sedang menimpanya, bandul kalung itu menyembul keluar dari balik bajunya, sehingga Rayyan tertegun kaget juga kecewa. Mungkin. Dan akhirnya ia menjauh dari Angel.

"Kok malah bengong sih" Hanna menyenggol bahu Angel sehingga ia pun tersadar dari lamunannya.

"Ehhehehe"

"Mikirin apa sih?" tanya Hanna lagi.

Angel menunduk lesu. "Rayyan udah tau semuanya" ujar Angel pelan.

Hanna menutup mulutnya seolah kaget dan tak percaya. Ada perasaan lega, namun ia sedikit bingung dengan temannya itu.

Harusnya Angel senang jika lelaki yang ia sukai telah mengetahui kebenaran tentang keyakinannya, namun ia justru malah murung dan sedih.

"Bagus dong. Jadi gak ada rahasia-rahasiaan lagi diantara kalian berdua"

Angel tersenyum paksa. "Iya. Dan bagusnya lagi, Rayyan jadi ngejauh dari gue"

Hanna membulatkan matanya sempurna. Ia tak percaya jika akhir akan seperti ini.

"Sorry, kalo saran dari gue udah bikin dia ngejauh dari lo" Hanna menunduk, ia merasa bersalah pada Angel karena telah memberi saran yang membuat Angel di jauhi oleh Rayyan.

Angel justru menggeleng, ia menolak mentah-mentah dan tak setuju dengan ucapan Hanna.

"No. Bukan salah lo kok, Na" ucap Angel. "Emang udah takdirnya aja harus kayak gini" lanjut Angel pelan.

"Maksudnya?"

Angel pun mulai menjelaskan semua. Hanna menggeleng. Lagi-lagi ia tak percaya dengan apa yang keluar dari mulut Angel.

"Kok bisa sih, Ngel?!"

"Gue juga gak tau, Na. Mungil efek dari demam, sampe gue gak ngeh sama sekali"

Dan keduanya hanya bisa bernafas pasrah.

"Banyakin berdo'a aja, siapa tau Tuhan ngabulin semua do'a-do'a lo" Hanna memberi kekuatan agar Angel tak patah semangat.

"Gimana gue mau berdo'a, Tuhan gue sama dia aja beda" ucap Angel lesu. "Gak mungkin kan kalo gue minta dia ke Tuhan-nya?!"

∆∆∆

DIFFERENT [COMPLETED] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang