***
Pulang dengan perasaan kesal setengah mati, marah, cemburu dan sakit hati. Bagaimana tidak, sejak mengantarkan Gina pulang ke rumahnya, disepanjang jalan, Cherry hanya dijadikan obat nyamuk saja oleh kedua manusia tua itu.
Gadis cantik itu hanya bisa memendam seluruh kekesalannya saja, mau bersuara juga malas, ia benar-benar tak suka dengan sosok Gina yang begitu kentara sekali sedang mencoba mencari perhatian Arsen.
"Pak Arsen terimakasih banyak ya atas tumpangannya. Bapak hati-hati dijalan, jaga kesehatan jangan lupa istirahat." Seru Gina pada Arsen yang tampak tersenyum ramah kearahnya.
"Sama-sama Gin, kamu juga!" Balas Arsen.
"Jalan pak!" Ujar Cherry dengan nada ketus pada pak sopir.
"I-iya non." Pak sopir tiba-tiba melajukan mobil membuat Arsen sedikit terkejut. Pasalnya ia belum menyuruh Cherry untuk pindah tempat duduk, tapi supir sudah melajukan mobilnya terlebih dahulu.
"Cher! Kamu tidak pindah ke belakang?" Tanya Arsen pada Cherry yang sejak tadi hanya diam saja.
"Nggak, disini aja lebih enak." Ujar Cherry dengan ketus membuat Arsen merasa bingung.
"A-"
"Pak hidupin musiknya! Disini terlalu senyap aku nggak suka." Sahut Cherry dengan penuh perintah.
"Ba-baik non." Pak supir pun segera menghidupkan musik, saat menemukan lagu K-Pop kesukaannya Cherry segera memutarnya keras-keras.
Arsen sendiri hanya bisa diam, tak mengerti dengan sikap Cherry yang tiba-tiba berubah seperti ini. Apa ia sudah berbuat kesalahan? Kenapa Cherry sepertinya sedang marah padanya?
***
Tiba di mansion Cherry langsung turun begitu saja. Hatinya masih kesal, rasanya ia ingin sekali membotaki rambut Gina si nenek tua yang sok perhatian itu. Awas saja kalau mereka bertemu, Cherry akan membalas semuanya.
"Cher! Cherry!" Arsen memanggil Cherry yang tiba-tiba masuk begitu saja ke dalam mansion tanpa memperdulikannya. Sudah dipanggil berkali-kali tapi Cherry sama sekali tak peduli dengan panggilan Arsen.
Entah kenapa hati Arsen menjadi gelisah, melihat Cherry yang seperti ini membuatnya menjadi begitu resah."Dasar nenek tua, dia pikir dia itu siapa? Sok kecakepan banget, cakepan juga aku kemana-mana, cantikan juga aku, aku jauh lebih muda dan segalanya. Si tua itu..." Cherry tak hentinya mengomel-ngomel, sampai tiba-tiba saja ada Arsen yang mengejarnya, namun Cherry buru-buru menghindar dan berlari menuju kamarnya.
"Cher kamu kenapa? Ada apa?" Pertanyaan Arsen bahkan tak digubris sama sekali oleh Cherry sampai tiba-tiba Emma datang, dan terheran-heran melihat kedatangan Arsen.
"Ar! Kamu udah pulang? Cherry mana?" Tanya Emma pada Arsen.
"Ah mbak, itu... Aku juga nggak tau mbak em, Cherry sepertinya sedang marah denganku, tapi aku nggak ngerti salah aku apa." Balas Arsen.
"Nggak biasanya... Cherry kenapa ya? Emangnya kalian habis ngapain sih Ar?"
"Hhh... Anak muda jaman sekarang memang sulit dimengerti, aku sempat mengantarkan bawahanku pulang ke rumahnya tadi, dia menjabat sebagai Chief Marketing Officer diperusahaan kita, dan kami cukup dekat. Entah kenapa setelah aku mengantarkan Gina pulang, Cherry sepertinya marah, dia terus diam sepanjang jalan, dan aku sama sekali nggak ngerti kenapa dia bersikap seperti itu." Jelas Arsen pada Emma yang tampak kebingungan. Emma tentu saja merasa aneh, namun Emma masih berpikir positif ia tak mau mengambil kesimpulan macam-macam sebelum ada bukti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Impossible (Tersedia Di Dreame/Innovel)
RomanceArsen Sebastian Naratama, adik kandung dari kakek angkat Cherry, pria enam puluh tahun dengan dua putra yang sudah sama-sama berkeluarga. Pengkhianatan yang dilakukan oleh istrinya membuat Arsen murka dan menceraikan istrinya setelah tiga puluh tahu...