⌦ 1

82.3K 2.7K 71
                                    


"Ketika hujan menjatuhkan airnya, Saat itu pula, hati yang pedih juga meluapkan kesedihannya."
___________________________

بِسْمِ اللَّهِ الرحمن الرَّحِيمِ

بِسْمِ اللَّهِ الرحمن الرَّحِيمِ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Gaun Putih, cantik.

.

'Gemerlap langit hitam dengan beberapa bintang yang masih bertahan menghiasi luasnya langit itu dengan sangat indah.

Kendaraan yang terlampir di hamparan jalanan tak mengecoh sedikitpun perhatian lelaki dengan berjaket denim hitam dilengkapi dengan helm full face nya.

Lajunya pacuan gas, membuat feeling yang tersendiri bagi lelaki tersebut yang menembus angin malam di jalanan.

Menahan tangannya untuk melaju lebih cepat, alih-alih menoleh ke sekitarnya, dia memelankan motor sportnya di tepian trotoar.

Mengatur napas nya perlahan, dan melepas Chin Strap dan meniatkan dirinya untuk duduk sejenak di kursi cokelat yang terdapat di Trotoar itu.

Lelaki itu menduduki kursi cokelat itu dengan penuh sesal, banyak sekali rasanya yang ingin dia luapkan.

Tetapi kepada siapa dia harus meluapkan itu semua?

Dengan menatap langit malam, itu sudah menjadi obat, baginya. juga bintang yang bertabur indah terletak di luasnya bentang angkasa.

Selalu dirinya disalahkan, Usaha yang tidak pernah dianggap, dan dianggap hanya angin semata yang lewat.

Namun, baru sebentar dirinya berada di sana, hujan menyambut nya, tak lupa dengan perih yang dirasakan di sekujur tubuhnya tak peduli, dia lebih memilih menahan nya, dan melepas jaketnya denim nya.

Pikirannya terasa seperti tak bisa lagi menampung apa yang sudah tengah hari tadi dia lewati dengan segala umpatan.

"Kalo gak bisa ngurus kantor setidaknya jangan bolos sekolah gak bisa?"

"Dasar anak gak tahu diri," Umpat pria tua dengan ikat pinggangnya yang berada di tangannya.

"Kenapa dulu saya memilih ngerawat kamu! lebih baik saya hidup sendiri!"

"Kenapa ibu kamu selalu nurutin apa yang kamu mau, sampai seperti itu akhirnya!"

Tak lupa juga dengan, sabetan khas ikat pinggang yang berada di tangan pria tua itu dengan penuh murka.

Elzander with Zanetha- (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang