⌦ 17

2.8K 89 0
                                    

Tak perduli dunia berkata apa, cukup syukuri apa yang ada dan terima apapun yang sudah terjadi, karena itu akan berlalu.

___________________________

بِسْمِ اللَّهِ الرحمن الرَّحِيمِ

- Diary milik nya, kemarahan ku. -
.

Terduduk ditepian danau yang sudah perempuan itu datangi dengan lelakinya, namun kini dia sendirian.

Menikmati angin lembut yang menyapa tubuhnya, menyegarkan.
Sejenak melupakan amarahnya sesaat teringat masa tadi pagi disekolah.

"Percuma gue datengin, malah dicuekin." Omelnya melempar batu kecil yang ada didepannya ke dasar danau.

Jemarinya memainkan rerumputan hijau yang indah nan menyejukkan matanya, Leena teringat dirinya menyimpan buku diary yang ia temukan semasa olimpiade tadi pagi.

Tangannya terangkat untuk mengambil barang itu di ranselnya. juga tak lupa dengan pulpen yang masih dia pegang sedari tadi. "Lucu juga." menimang buku biru yang dibawanya.

Sembari menikmati ketenangan yang alam itu ciptakan, Leena membuka lembaran demi lembaran kertas itu. tersimpan banyak catatan dengan tulisan yang khas dari jemari pemiliknya.

Senyum Leena tak kunjung pudar ketika membaca lembaran yang menuliskan tentang dirinya, namun lembaran berikutnya membuat Leena kebingungan. "Apa maksudnya?" kata nya bingung dengan menatap hamparan danau yang tenang itu.

Segala pertanyaan bersarang di kepalanya, "Ah, bodoamat deh." ucap Leena kembali melanjutkan membaca lembaran-lembaran baru.

"Ternyata cowok juga bisa journaling hari-hari nya, ya.." monolog Leena terkekeh sendiri.

"Ah! gue kasih hiasan mungkin dia juga gak bakalan sadar. hilang aja gak sadar tuh cowok." kata Leena menempelkan stiker kecil di setiap lembaran yang dia buka.

Ia tutup buku diary bertuliskan  _EL_ dari sampulnya yang biru itu. tak lupa banyak sekali coretan yang dibuat oleh pemiliknya, namun tak ada yang terlihat buruk dimata Leena, coretan-coretan itupun terlihat begitu berkesan bagi Leena saat ini.

Suara kicauan burung di sore hari, dengan senja yang memancarkan keindahannya sejenak akan menghilang. "Dibujuk kagak, dicuekin iya." kesal nya melihat ponselnya yang hening tak ada satupun notifikasi dari Rega yang Leena tunggu.

Rasanya berat untuk meninggalkan golden hour yang sedari tadi Leena nikmati, namun jika sendirian disini terlalu lama juga Leena merasa kesepian hanya ditemani kicauan burung-burung dilangit luas itu.

"Hai, cantik." sapa seseorang dari belakang Leena.

Badannya tertoreh untuk mencari sumber suara yang baru saja dia dengar.

Lambaian tangan terangkat tertuju pada Leena, menoleh kebelakang mencari orang lain. hanya ada dirinya di tepian danau sore hari ini.

Bajunya yang santai, namun pas ditubuh tegap lelaki itu. sedangkan Leena masih memakai seragam sekolahnya. wajahnya ia pasang secuek mungkin dengan lelaki didepannya. "Ngapain kesini?" tanya Leena tanpa melihat wajahnya, hanya sekilas saja.

Elzander with Zanetha- (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang