1

1K 98 10
                                    


DUAR!

Sebuah granat baru saja meledak bersamaan dengan mobil yang melesat cepat menghindari ledakan tersebut.

"Huft, hampir saja." Seorang pemuda dengan rambut putih dikuncir menghela napas lega karena berhasil menghindari ledakan granat setelah melompat ke balik sebuah mobil. Semua rekannya sudah pergi dengan mobil klasik hijau tua tadi.

"Nah, sekarang kita harus pergi kemana?~"

Pemuda bernama Chishiya itu kemudian berjalan dengan santai untuk mencari tempat persembunyian aman sementara, seakan tidak terjadi peristiwa yang hampir merenggut nyawanya beberapa menit yang lalu. ia baru berjalan beberapa menit sampai akhirnya ia mendengar raungan seorang anak yang tertahan dan seorang gadis yang berusaha menenangkannya.

Chishiya mendekati sumber suara untuk sekedar melihat. Di sebuah gang ada seorang remaja, mungkin anak SMP dengan kaki yang tertancap patahan besi sedang merintih kesakitan. Dan didepannya ada seorang gadis yang sedang membalut pendarahan di kaki satunya.

"Sedikit lagi, jangan cemas. Kau akan baik-baik saja! Sho-kun kan sangat kuat!"

Anak yang dipanggil Sho-kun itu terus merintih lantaran betisnya dibuat berlubang oleh patahan besi itu.

"Bukan urusanku."Batin Chishiya lalu pergi begitu saja.

●●●

"Bertahanlah sedikit lagi ya, kita hampir sampai!" Kata gadis yang akrab dipanggil Ieri itu sambil memapah Shota ke sebuah Apotek.

"Duduk lah disitu sebentar, aku akan mencari peralatannya."

Setelah beberapa menit berkeliling di apotek yang berantakan, Ieri akhirnya berhasil menemukan apa yang ia butuhkan. Walaupun sebenarnya ia ragu apakah obat-obatan itu masih layak digunakan atau tidak. Apalagi penglihatannya sedang buruk karena kacamata nya rusak saat melarikan diri dari Raja Sekop.

"Jangan panik dulu, Ieri. Ini bukan pertama kalinya kau menangani luka tusukan. Kalau kau panik, Sho-kun juga akan jadi cemas. Tenangkan dirimu, Ieri." Gadis itu menghembuskan napasnya sebelum memulai.

"Nah, Sho-kun. Sekarang aku akan mencabut besi ini dari kakimu. Tahan sebentar, ya?" Ucap Ieri selembut mungkin sambil menyalurkan kehangatan lewat genggaman tangannya.

Shota bersiap dengan menggigit kain untuk meredam teriakannya.

Namun sebuah suara muncul dari balik pintu secara tiba-tiba.

"Butuh bantuan?" Chishiya dengan tampang songongnya berdiri disana entah sejak kapan.

"Siapa?"

"Dokter. Yah, bukan jam kerja ku sih. Tapi aku bersedia lembur kalau kau bersedia memberi imbalan."

Ieri meliriknya dari atas hingga bawah. "Sungguh?"

"Astaga, kau menilai dari penampilanku? Maklum, sih." Kemudian Chishiya berjalan mendekat ke arah Shota.

"Tahan sedikit, ya?"

●●●

"Ini." Ieri menyodorkan semangkuk mie instan pada Chishiya dan juga Shota.

Warmth - Chishiya Shuntaro x OC Fanfiction Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang