6

465 84 23
                                    

Ieri menatap malas dua orang yang sedang berbincang diseberang mejanya. Ia menggigit kasar permen jelly nya, menyimak perbincangan mereka dengan alis merengut.

"Chishiya, Bagaimana tipe wanitamu?" tanya Urumi genit.

Chishiya tidak terlalu menanggapinya dengan serius, "Entahlah. Mungkin wanita dengan tubuh yang bagus?"

"Heee~ Kalau begitu apakah menurutmu aku cantik?"

Ieri langsung memutar bola matanya.

Chishiya melihat itu dan terkekeh. "Hmm, menurutku lumayan."

"Asiiik!" Urumi bertepuk tangan kesenangan. "Aku tebak kau pasti seorang model didunia sebelumnya kan?"

"Tidak. Apakah aku terlihat seperti itu?"

Urumi mengangguk antusias, "Iya, soalnya kau tampan sekali!

Chishiya tertawa dalam hati melihat Ieri yang mencibir gadis itu tanpa bersuara. Tampak jelas sekali kalau gadis itu jengkel. Tak lama kemudian, Ieri beranjak dari duduknya lalu pergi dari sana.

Puas karena tujuannya tercapai, Chishiya mengikuti Ieri menuju Pantry tanpa menghiraukan Urumi yang memanggil-manggilnya.

"Kau senang digoda wanita cantik?" ucap Ieri ketus tanpa mengalihkan pandangannya dari cemilan-cemilan yang ia pilah.

"Lumayan." Chishiya terkekeh. "Tapi dia bukan tipeku."

"Kau masih bisa memikirkan tipe ideal didunia yang seperti ini?"

"Tentu disesuaikan juga dengan didunia ini."

Ieri menaikkan alisnya, berusaha keras untuk tidak menunjukkan rasa penasarannya. "Memangnya bagaimana?"

"Wanita yang berjuang keras untuk bertahan hidup. Selain itu punya kepribadian yang hangat. Sangat mempesona."

●●●

Sudah sebagian dari peserta yang tereliminasi sejak permainan berlangsung. Semua orang saling mencurigai dan membohongi. Mereka telah jatuh ke jebakan Jack Hati.

"Chishiya ... kalau begini terus semua orang akan mati. Apa kau tidak punya cara?"

Chishiya bisa melihat sepasang mata cokelat gadis berponi itu kini sedang berkaca-kaca. Ia langsung menggenggam tangannya, menyalurkan afeksi. "Tidak ada cara lain, akan lebih mudah menebak siapa Jack nya jika peserta nya lebih sedikit."

Ieri berusaha melepas genggaman itu namun Chishiya langsung mempererat genggamannya, membuat gadis itu sedikit tersentak.

"Tenang saja, kita berdua pasti bisa memenangkan permainan ini."

Ieri pun perlahan mengangguk mendengar pernyataan Chishiya.

"Ah, benar. Kau ingat pria berkemeja biru dan pria berponi samping itu? Berhati-hati lah pada mereka."

Ieri menaikkan sebelah alisnya, "Salah satu dari mereka adalah Jack nya?"

"Gadis pintar. Tapi bukan hanya itu. Aku pernah melihatnya di koran. Namanya adalah Banda Sunato. Disana tertulis bahwa ia terungkap sebagai pelaku pembunuhan beberapa wanita." Jelas Chishiya.

Gadis itu sangat terkejut mendengarnya. Namun beberapa detik kemudian ia langsung mengangguk mengerti.

Masih khawatir dengan kemungkinan terburuk yang akan terjadi, Chishiya memperingati gadis itu sekali lagi yang langsung ditanggapi dengan sinis, "Pokoknya kalau kau bertemu dengannya langsung menjauh dari situ, mengerti?"

"Iya iya, cerewet."

●●●

Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk melihat pembuktian dari ucapan Chishiya. Setelah itu Ieri berpapasan dengan Banda saat berjalab di lorong. Sadar kalau pria itu memperhatikannya, Ieri langsung berjalan menepi dengan pandangan lurus ke depan.

Tapi tetap saja, Banda sudah menargetkannya sehingga dengan gerakan cepat, pria itu mendesak Ieri ke dinding.

"Apa yang kau lakukan?! Minggir!"

"Melihat kalian yang selalu berdua membuatku kesal. Terlebih si brengsek yang merasa seperti selalu bisa melakukan segalanya. Akan kucolok mata sombongnya itu."

Ieri mencoba melepaskan diri, namun Banda langsung menahan kedua tangannya ke atas kepalanya.

"Sekarang mari kita lihat bagaimana reaksinya jika aku melakukan sesuatu pada gadisnya." Banda tersenyum sinis, kemudian menarik dagu Ieri agar melihat kearahnya. "Oh, kau tipeku juga."

"Kau mau gaya ciuman yang seperti apa? French Kiss?"

"Menyingkir darinya, sialan!" umpat Chishiya penuh amarah.

Perhatiannya berhasil teralihkan, Ieri pun langsung melepaskan kedua tangannya dengan cepat dan menendang lurus tepat di perut pria itu. Masih belum cukup, Gadis itu menarik lengan Banda untuk kemudian membantingnya dengan keras ke lantai.

"AKU BELUM PERNAH BERCIUMAN BRENGSEK!" Ieri menyalurkan segenap emosinya melalui bantingan itu. Membuat terkejut baik Banda maupun Chishiya.

"Huft ... mana mungkin aku membiarkan ciuman pertamaku dicuri oleh orang sepertinya." ucap Ieri sementara Banda merintih kesakitan.

Chishiya langsung menghampiri gadis itu, "Kau baik-baik saja?"

"Kau bertanya pada orang yang salah." jawab Ieri sambil menunjuk Banda yang sedang kesakitan.

Chishiya menghela napas lega. Setelah itu ia menarik lengan Ieri dan membawanya pergi.

"Ayo ikut aku."

Ieri menurut tanpa berkomentar.

Mereka pun meninggalkan Banda yang masih terbaring di lantai, menertawakan dalam diam kekonyolan yang baru saja terjadi.

.





















Okay Thank you saurrrr much for reading!!

Just fyi, ini ceritanya mungkin bakal selesai dengan cepat (5-6) chapter lagi deh. atau mungkin kurang (?)

Well, intinya aku tetap butuh kritik dan saran dari kalian demi keberlangsungan cerita ini sooooo dont forget to put a comment!! hehehe

Satu komentar bener-bener berarti buat aku. Karena dengan menulis, lalu karya kita dibaca orang, lalu orang jadi excited tentang cerita yang kita buat. Hal itu merupakan kebahagiaan tersendiri bagi seorang penulis ((Bisa naikin mood juga))

Jadi banyak-banyakin aja komentar soal cerita ini yaa!! aku suka ngeliat reaksi kalian hehe

Sampai ketemu lagi di chapter selanjutnya! Aku sayang kalian <3

Warmth - Chishiya Shuntaro x OC Fanfiction Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang