Mereka kembali ke pusat kota yang lengang setelah berjalan 2-3 kilometer. Sepanjang perjalanan mereka kerap menyaksikan mayat mengenaskan dikerubungi lalat. Hal itu cukup membuat Ieri bergidik ngeri hingga ia meremas tangan Chishiya secara tidak sadar.Chishiya yang peka langsung mencairkan suasana, "Sejak dulu aku selalu memimpikan tinggal disebuah kota yang kosong. Dan sekarang hanya ada kita berdua, rasanya seperti kita yang memiliki dunia ini, menyenangkan bukan?"
"Yah ... akan lebih menyenangkan kalau tidak ada jasad yang berserakan." Jawab Ieri masih murung.
"Waduh, sepertinya ini akan sulit" Chishiya berpikir keras.
"Mumpung tidak ada tanda-tanda keberadaan Raja Sekop, bagaimana kalau kita mengeksplorasi kota?" Chishiya sedikit mencondongkan kepalanya pada Ieri, membuat gadis itu sedikit tersentak.
"Bukannya itu berbahaya?"
"Sudah, Kita akan baik-baik saja. Ayo!" Tanpa ba-bi-bu, Chishiya langsung menarik tangan Ieri dan membawanya berlari.
"Tung- Memangnya kita akan kemana?" tanya Ieri sambil terengah-engah.
"Lihat saja, kau pasti suka!"
Tidak perlu berjalan lama, mereka pun berhenti didepan sebuah mall yang lumayan ternama di Jepang. Ieri mengernyitkan dahi begitu melihat tumpukan mayat didepan pintu Mall.
Chishiya langsung memperkuat genggamannya, membuat gadis itu menoleh. Ia langsung membentuk lekukan pada garis bibirnya, menyalurkan afeksi. Ia seolah-olah sedang berkata, Ini akan baik-baik saja, percaya padaku. Ieri pun mengangguk.
Keduanya pun masuk ke dalam Mall tanpa ada masalah. Keadaan didalamnya memang berantakan, tapi tidak terlalu buruk.
"Tumben ditempat seperti ini hanya ada sedikit jasad. Tapi syukurlah, kita bisa bermalam disini malam ini."
Mereka pun lanjut berjalan mengeksplorasi Mall. Ieri menatap Chishiya dari belakang. Ia merasa bahwa pria didepannya sudah banyak berubah. Pertama kali mereka bertemu, tatapan mata Chishiya terkesan lebih dingin. Sekarang pria itu sudah jauh lebih hangat. Ieri penasaran apa yang membuatnya bisa berubah seperti itu.
Gadis itu tidak sadar bahwa ialah yang memberikan kontribusi paling besar atas perkembangan sifat Chishiya.
"Ah, kau mau lihat-lihat pakaian?" Mereka berhenti didepan Toko pakaian dengan merk terkenal.
"Eh, memangnya tidak apa-apa?"
"Memangnya siapa yang larang?? Kan, kota ini sekarang milik kita berdua." Chishiya terkekah sekilas sambil menarik Ieri masuk ke dalam, membuat gadis itu ingin berteriak didalam hati.
Selama menunggu gadisnya selesai berganti pakaian, Chishiya terus duduk di sebuah sofa kecil sembari merenungkan beberapa hal. Meski tampak cuek dan sangat tidak peduli, Chishiya sebenarnya sangat merindukan hari-hari ketika dunia masih berjalan normal. Sepasang kekasih berjalan berdua, anak-anak SMA yang asik berbincang di cafe, anak kecil yang merengek minta dibelikan mainan. Ia sangat rindu melihat keseharian seperti itu.
Karena bagi orang yang menyedihkan sepertinya, kehangatan seperti itu hanya bisa ia saksikan dari kehidupan orang lain. Ia tahu betul kalau ia tidak bisa mendapatkannya, termasuk dari keluarganya sendiri. Hal itu lah yang membut Chishiya selalu merasa sendirian, dan ia pun sudah terbiasa dengan kesendirian itu.
Namun siapa sangka? Justru di dunia yang mengerikan ini ia justru menemukan seseorang.
"Chishiya-san! Lihat aku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Warmth - Chishiya Shuntaro x OC Fanfiction
FanficTentang bagaimana Chishiya yang berhati dingin bertemu dengan sosok yang menjadi titik terang dalam penataan perasaannya. Note : - Characters from Netflix's Series Alice In Borderland